Austin-Sparks.net

Faktor-Faktor dalam Hubungan Kita dengan Allah

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Terang

Bacaan: Yohanes 1:1-28.

“Karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan” (1 Tesalonika 5:5).

“Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang” (Yohanes 12:36).

Saya pikir ini adalah kehendak Tuhan bagi kita bahwa kita harus disibukkan dengan perkara tentang terang rohani. Dan pembelajaran yang sangat mendasar akan Firman Allah akan membawa kita dengan sangat cepat untuk melihat bahwa Tuhan sangat mementingkan terang, bahwa bagi-Nya terang adalah hal yang sangat vital. Pertama-tama kita akan melihat bahwa tidak ada yang dapat dilakukan tanpa terang; kemudian kita akan melihat bahwa memiliki terang berarti memiliki harta yang nilainya tak ternilai. Kita akan melihat lebih jauh lagi bahwa hal ini terbukti benar melalui fakta bahwa terang sekali ditawarkan dan ditolak, dipalingkan dari, akan menghasilkan suatu keadaan yang kesengsaraannya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Mungkin kita akan terkejut, bahkan bagi kita yang sudah mempelajari Firman Allah kurang lebih secara menyeluruh, jika kita benar-benar mampu mendapatkan pemahaman yang sangat jelas, penuh, dan kuat tentang segala yang dikatakan Kitab Suci tentang terang, dan jika Roh Kudus memberikan kita makna dalamnya dari Kitab Suci dalam hubungan ini, maka akan terjadi pergerakan yang luar biasa di dalam hati kita.

Kami telah mendengar terang dibicarakan secara meremehkan. Ini tidak selalu telah disebut sebagai ‘terang’ dalam hubungan itu; kadang-kadang ini disebut kebenaran, yang merupakan kata lain untuk doktrin. Kami pernah mendengar ungkapan seperti “doktrin belaka” atau “kebenaran belaka”. Tentu saja, kami tahu apa yang dimaksudkan ketika ungkapan-ungkapan tersebut digunakan, namun saya menyebutkannya pada saat ini, agar kita tidak ceroboh dalam menggunakan bahasa tersebut. Yang dimaksud dengan ungkapan-ungkapan itu, tentu saja yang dimaksudkan orang adalah doktrin, kebenaran, yang tidak disertai dengan hal lain yang penting. Mereka membicarakannya sebagai sesuatu yang hanya ada dalam pikiran, dan oleh karena itu mereka membicarakannya hanya sebagai “doktrin belaka,” atau “kebenaran belaka.” Namun sebenarnya tidak ada apa yang namanya “doktrin belaka” atau “kebenaran belaka”. Tetapi tidak ada apa yang hanyalah sekedar “doktrin belaka” atau “kebenaran belaka.” Doktrin, kebenaran, terang adalah hal-hal yang sangat penting dan berharga. Hal-hal tersebut sangat diperlukan dan Tuhan menempatkan pada hal-hal tersebut suatu nilai yang sedemikian rupanya sehingga menjadikannya sangat jelas bahwa sekali hal-hal tersebut telah disampaikan oleh Roh Allah kepada siapa pun, dan hal-hal tersebut tidak diterima dan dipatuhi, maka orang tersebut mungkin akan menemukan bahwa mereka telah dibawa ke dalam keadaan kegelapan yang paling mengerikan yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Kekuatan dari nasihat ini: “Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang” (Yohanes 12:36), harus ditetapkan melawan kata lain: “Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu!” (Matius 6:23). Ini adalah kegelapan yang lebih gelap daripada kegelapan yang ada sebelum terang ada. Dan saudara dan saya, yang telah dikaruniakan hak istimewa untuk berada di dunia di mana terdapatkan banyak terang, terang kebenaran Tuhan, perlu dari waktu ke waktu untuk diingatkan akan betapa berharganya kebenaran yang telah dipercayakan kepada kita di mata Allah. Kita bisa menganggapnya sebagai hal yang biasa; kita bisa kehilangan kesadaran akan nilai dan kepentingan hal tersebut.

Keakraban mungkin akan menimbulkan beberapa ukuran penghinaan dan kita perlu terus-menerus berada di hadapan Tuhan, agar kekuatan dan kuasa kebenaran yang sudah begitu kita kenal tidak akan pernah hilang; oleh karena itu referensi ganda ini tentang menjadi “anak-anak terang.” Ada makna dalam ungkapan tersebut yang terletak di bawah permukaan, yang saudara dan saya ingin pahami: “anak-anak terang.” Artinya, untuk menjadi orang-orang yang telah dihasilkan dari terang dan merupakan produk hidup dari terang, monumen yang hidup dari terang, yang keberadaannya itu sendiri menjadi saksi atas kelahiran yang telah dihasilkan oleh terang di dalam diri kita. “Anak-anak terang.” Ini lebih penuh dari itu. Ini tidak hanya dihasilkan sebagai bayi; ini adalah datang ke tempat yang penuh di dalam perwujudan terang: perbedaannya adalah antara adanya kebenaran, terang, wahyu, dan doktrin yang dengannya kita diasosiasikan secara beragama secara mental, intelektual, dan di sisi lain, kita yang menjadi ekspresi hidup dari terang itu, dari kebenaran itu: “Anak-anak Terang.” Hal ini membawa kita jauh lebih dari sekedar mengetahui isi Alkitab. Ini menghasilkan laki-laki dan perempuan yang merupakan personifikasi dari kebenaran; mereka adalah anak-anak terang, tetapi saudara lihat terang dimaksudkan oleh Pemberi Terang untuk menghasilkan itu.

Tuhan menetapkan nilai yang sedemikian rupanya pada Terang yang Ia berikan, karena Ia mengetahui bahwa Terang itu dapat terekspresikan di dalam kepribadian-kepribadian yang hidup yang merupakan produk dari Terang itu, sehingga semua orang yang melihatnya akan berkata: “Yang ini dan itu tidak sekedar mengetahui kebenaran, mereka adalah kebenaran itu sendiri yang mereka ketahui, mereka adalah anak-anak terang.” Dan hanya ketika kita bertumbuh secara demikian, nilai terang yang kita miliki, terwujudkan.

Nah sekarang, kecuali kita mengenali pikiran Tuhan dalam pemberian terang, dan menghargai terang itu karena kekuatannya dalam membentuk suatu kepribadian yang mengungkapkan terang itu, makhluk hidup yang merupakan manifestasi dari terang itu, hanya ketika kita menghargai terang itu, dalam terang itu, maka kita akan terselamatkan dari mara bahaya yang mengerikan, yaitu mara bahaya yang khas dari suatu kaum yang mempunyai terang, yaitu: menjadi orang-orang yang lebih berada dalam kegelapan dibandingkan dengan orang lain. Dunia berada dalam kegelapan, namun dunia yang tidak pernah memiliki terang tidak akan begitu berada dalam kegelapan dibandingkan siapa pun yang telah memiliki terang namun tidak bereaksi terhadap terang itu.

Ada kegelapan yang lebih dalam dan lebih gelap daripada kegelapan karena tidak pernah mendapatkan penerangan. Ini disebut “kegelapan bagian luar”, dan kegelapan bagian luar adalah bagi mereka yang telah mendapatkan terang itu disajikan kepada mereka namun telah menolaknya, atau yang tidak menghargai terang itu. Sekarang, itu adalah kata yang sangat keras bagi kita, mungkin kedengarannya kasar. Saya tidak bermaksud demikian; hanya dengan memahami inti perkara ini mengenai pentingnya dan nilai dari terang rohani ini, dan apa yang terang dimaksudkan untuk menghasilkan ketika Tuhan memberikannya, dan tentu saja, betapa besar bahaya yang ada yang terkait dengan memiliki terang.

Terang adalah pekerjaan Allah yang pertama. Untuk menggelapkan terang itu adalah pekerjaan pertama iblis. Terang sebagai karya pertama Allah menyiratkan dengan cukup jelas bahwa segala sesuatu yang lainnya muncul dari terang sejauh mana Allah bersangkutan. Penggelapan sebagai pekerjaan pertama iblis menyiratkan bahwa segala sesuatu yang Allah kehendaki melalui terang dapat digagalkan jika terang digelapkan. Ini adalah sebuah perenungan yang sangat serius.

Mari kita perhatikan beberapa hal secara harfiah dan simbolis tentang terang, seperti yang kita miliki di dalam Firman.

Saudara perhatikan bahwa dikatakan di dalam referensi pertama mengenai terang di dalam Kitab Suci, bahwa Allah berkata: “Jadilah terang” lalu terang itu terjadi. Itu adalah terjemahan harfiah dari Firman. Terang datang melalui firman Allah. Sekarang: “Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu Siang, dan gelap itu Malam.” “Lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap”, atau “dan Allah memisahkan terang itu dari kegelapan … dan Allah menyebut terang Siang; dan gelap itu Malam.” Kata tersebut dalam bahasa Ibrani tidak sama dengan: “Berfirmanlah Allah, “Jadilah terang”; Allah mengumumkan penunjukan keduanya. Ini seolah-olah Ia berkata: “Kamu adalah Siang”; “Kamu adalah Malam”; Allah memisahkan keduanya. Ini adalah hasil dari pemahaman khusus terhadap nilai dari terang. (Sekarang ini memerlukan sedikit penelitian analitis yang cermat). Kata ‘itu’ di sana di dalam bahasa Ibrani: “Allah melihat bahwa terang itu” adalah kata Ibrani yang sangat ditekankan. Itu adalah kata yang mengandung seluruh kekuatan dari ‘Amin’; ‘Sesungguhnya’; ini adalah sebuah kata penekanan. “Allah melihat bahwa terang itu baik” dan Allah memberi pengumuman: “Siang”. Dan segala sesuatu, di dalam tujuan Allah, dari kekekalan hingga kekekalan terikat dengan hal itu, dan ini adalah sesuatu dalam dirinya sendiri. Malam; itu berdiri di alam yang sama sekali berbeda, dari urutan yang berbeda, dan Allah telah memisahkan keduanya.

Terang adalah Faktor yang Membedakan

Terang mempunyai penekanan khusus Allah dan berdiri dalam pembedaan dan pemisahan yang jelas kepada Allah untuk tujuan-tujuan-Nya dan merupakan ciri yang membedakan dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Ini adalah ciri pembeda antara Allah dan iblis. “Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” (1 Yohanes 1:5), kata rasul. Iblis selalu terhubung dengan kegelapan, bahkan ketika ia menyamar sebagai malaikat terang; tujuannya adalah tujuan yang menggelapkan dan menipu. Mereka masih merupakan pekerjaan kegelapan, dan iblis sebagai malaikat terang tidak tahan terhadap terang yang sebenarnya; ia harus pergi. Ia ditemukan, ketika diubah menjadi malaikat terang, sebagai kegelapan, ketika ia datang ke hadirat terang yang sejati.

Saya bisa meletakkan itu ke dalam bentuk yang lebih sederhana, lebih mutakhir, secara eksperimental. Ada umat Allah yang tertipu, bukan karena apa yang jelas-jelas merupakan tipu muslihat hitam, kelam, atau khayalan, atau kekeliruan, melainkan terbawa oleh sesuatu yang mereka yakini adalah terang, adalah benar, mempunyai segala tanda-tanda sebagai sesuatu yang sesuai dengan kebenaran; dan saatnya tiba ketika orang-orang itu masuk ke dalam terang yang sebenarnya, dan mereka menemukan bahwa terang yang telah mereka terima itu sendiri adalah kegelapan. Segala sesuatu tentang iblis adalah kegelapan. Banyak dari apa yang ia lakukan hanya dapat terungkapkan sebagai kegelapan ketika terang sejati muncul. Terang adalah ciri pembeda antara Allah dan iblis di sepanjang zaman.

Terang adalah ciri pembeda antara:

Kekudusan dan Kejahatan.

Kekudusan selalu terang, selalu transparan, selalu murni, selalu tulus, selalu tidak tercampur, tidak tercemar. Kekudusan adalah hakikat yang tidak ada derajatnya; ini mutlak. Saudara tidak dapat memiliki derajat kekudusan. Saudara mungkin memiliki ukuran kekudusan dalam satu pengertian, namun saudara tidak dapat memiliki derajat kekudusan. Bisakah saudara membedakan antara ukuran dan derajat? Suatu ukuran adalah suatu jumlah; derajat adalah kualitas – dalam cara saya menggunakannya sekarang. Saudara mungkin memiliki ukuran kekuduan, tetapi ukuran itu adalah kekudusan; tidak ada campuran tentang hal itu. Saudara tidak dapat memiliki sedemikian banyak ketidak-kudusan di dalam kekudusan. Meskipun hanya sedikit, kekudusan menyeluruh dalam kualitasnya.

Kekudusan berasal dari Allah dan di dalam Dia tidak ada ketidak-kudusan, “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Saudara mungkin saja memiliki ukuran yang kecil akan Allah, namun ukuran itu tidak mengandung ketidak-kudusan, dan untuk meningkatkan ukuran Allah berarti untuk mengurangi ukuran ketidak-kudusan, sebab peningkatan Allah dan peningkatan kekudusan tidak akan pernah bisa berjalan bersamaan dengan peningkatan kejahatan, atau tanpa mengurangi kejahatan di dalam hidup. Kekudusan dan kejahatan dibedakan oleh terang. Terang adalah ciri pembeda antara keduanya.

Terang adalah ciri pembeda antara:

Kristus dan Dunia.

Kita diberitahu bahwa dunia ini berada dalam kegelapan, namun karena kita berada di dalam Kristus maka kita berada di dalam terang. Perbedaan antara berada di dalam dunia dan berada di dalam terang adalah perbedaan antara berada di dalam kegelapan dan di dalam terang; dan saudara menemukan baik dalam Firman maupun dalam pengalaman, bahwa Kristus berdiri dalam kontradiksi yang hebat dengan dunia dalam perkara tentang terang. Ini bukanlah soal kata-kata yang diucapkan, tapi ini hanyalah soal kehadiran. Kehadiran Kristus di dalam kehidupan seorang yang percaya membawa orang percaya itu seketika, tanpa sepatah kata pun terucapkan, ke dalam keadaan bertabrakan, berbenturan dengan dunia. Semakin terang meningkat, yang berarti adalah semakin banyak Kristus meningkat di dalam orang percaya, semakin keras bentrokan itu, dan semakin mustahil untuk mencapai kesepakatan.

Tidak ada anak Allah yang bisa terus berjalan bersama Tuhan dan pada saat yang sama terus berjalan bersama dunia. Ini bisa berupa masalah berdiam (jika itu mungkin) atau kemunduran jika kedua hal ini tetap dipertahankan bersama. Ya, itu sangat sederhana, sangat mendasar, namun ini sangat benar dan itulah yang menyebabkan sebagian besar penderitaan umat Allah di dunia ini. Jika tujuan musuh adalah untuk memadamkan terang Allah, karena semua yang berhubungan dengan terang itu, maka tujuannya adalah untuk memadamkan orang percaya, dan ia akan menggunakan dunia untuk melakukannya. Hal ini tidak harus berarti antagonisme yang disadari dan diperhitungkan oleh orang-orang di dunia, tetapi roh dunia, secara sadar atau tidak sadar akan melawan anak Allah. Banyak orang di dunia ini tidak mengetahui mengapa mereka bersikap antagonis terhadap orang Kristen, dan mereka sedikit terkejut ketika saudara menunjukkan bahwa mereka memang demikian. Ada penguasa dunia kegelapan ini yang melawan anak-anak terang.

Terang adalah ciri pembeda, pemisah antara:

Roh Kudus dan Daging

Sebagaimana Allah dan iblis tidak dapat tetap bersatu secara harmonis di alam semesta Allah, sebagaimana kekudusan dan kejahatan tidak dapat tetap berada dalam persekutuan di alam semesta Allah, sebagaimana Kristus dan roh dunia tidak dapat selaras di alam semesta Allah, demikian pula Roh Kudus dan daging kita tidak dapat berjalan selaras; yang satu adalah terang, yang lainnya adalah kegelapan. Dan hanya ada sedikit hal-hal yang lebih diperhitungkan untuk menimbulkan kegelapan di dalam hati kita sendiri daripada sebuah respon terhadap kedagingan kita sendiri. Pilihlah jalan saudara sendiri, putuskanlah jalan saudara sendiri, milikilah kemauan saudara sendiri, tegaskan diri saudara sendiri dengan cara apa pun, dan saudara akan menemukan terang di dalam diri saudara menjadi kegelapan – dan itu lebih dari sekedar berhenti menerima terang segar.

Sekarang, saya tidak sedang berbicara tentang kodrat manusia yang biasa saja. Saya yakin, Allah memiliki dua standar penghakiman, sehubungan dengan manusia. Saya percaya Ia memiliki satu standar penghakiman bagi kita sebagai manusia biasa dalam kelemahan dan ketidaksempurnaan kita; dan Ia menaruh simpati yang besar kepada kita di alam itu. Ini akan menjadi masa depan yang suram bagi kita jika Ia tidak melakukannya. Bahkan sebagai anak-anak-Nya sendiri, Allah tidak mengharapkan kesempurnaan kemanusiaan di dalam diri kita. Namun ada sisi lain dari diri kita, dari seluruh umat manusia, yaitu, bahwa ketika prinsip itu, hukum yang ada di dalam umat manusia itu yang merupakan hal yang positif dan bukan hanya hal yang negatif atau netral, sebuah hukum yang disebut ‘daging’ (saudara tahu betul apa yang dimaksudkan Perjanjian Baru dengan daging kita, ini bukan hanya kehidupan alami kita di dalam kelemahan dan keringkihan manusiawinya; daging adalah hukum yang positif, sesuatu yang bekerja di dalam kodrat kita) menjadi aktif untuk memilih, untuk menolak, untuk berkeinginan dalam cara apa pun, maka Allah akan bertemu dengan sesuatu yang dengannya Ia tidak dapat bersekutu. Ketika daging muncul dan mulai menegaskan dirinya sendiri, prinsip “aku” itu, maka saudara memiliki hal yang sama sekali lain yang harus diperhitungkan. Allah akan menanggung kemanusiaan kita belaka, tetapi Allah tidak dapat menanggung ketegasan daging, dan itulah yang bekerja melawan Roh, dan itu adalah maut dan kegelapan. Kedua hal ini, Roh dan daging, tidak dapat berjalan bersamaan.

Terang membedakan antara:

Orang Percaya dan Orang Kafir.

Tentu saja itu sangat jelas sehingga saudara bertanya-tanya mengapa hal itu dikatakan; namun ada baiknya hal ini dikatakan, karena sekali lagi, saya tidak sedang berbicara tentang sebuah fitur yang hanya sekedar masalah memiliki informasi tertentu; itu, bagi saya, bukanlah terang.

Informasi bukanlah terang, bagaimana pun juga, sejauh mana ini menyangkut makna terang dalam kitab suci. Hakikat terang yang esensial, menurut Firman Allah, adalah ini untuk dihargai bukan untuk informasi. Sekarang ada seorang siswa. Siswa tersebut harus memiliki informasi tertentu agar dapat lulus ujian tertentu, agar dapat memperoleh kedudukan tertentu. Ia membaca buku-buku tentang subjek itu, mulai bekerja, mempelajari, mencari tahu subjek itu, dan banyak sekali informasi yang dikumpulkan. Ujian tiba, siswa itu mereproduksi informasi itu pada rim kertas. Informasi tersebut telah diteruskan dari buku pedoman ke dalam intelek siswa tersebut, diteruskan ke atas kertas dan melalui serta mendapatkan keuntungan apa pun yang dapat diperoleh informasi tersebut dalam berhasil lulus dari ujian itu. Itu bukanlah terang. Tapi lihat siswa lain. Membuka buku, membaca tentang subjek itu, dan berhenti: “Wah, aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya; itu menjelaskan hal ini dan itu!” Ia pergi berkata: “Ini luar biasa, tahukah kamu bahwa aku telah menemukan ini? Sungguh, bukankah hal ini menjelaskan banyak hal-hal?” Ia sungguh penuh dengan hal itu! Dan tidak terlalu menjadi masalah bagi siswa tersebut apakah ia berhasil lulus ujiannya atau tidak, siswa tersebut senang dengan apa yang telah ia temukan. Ini adalah sebuah penemuan; ini adalah untuk dihargai, bukan hanya sekedar informasi. Sekarang, saya tahu, ilustrasinya sangat buruk, tetapi saudara mengerti maksud saya.

Terang diberikan oleh Allah dalam kaitannya dengan individu yang kepadanya terang itu telah diberikan, untuk menjadi bagian dari individu tersebut sehingga seluruh kehidupan individu tersebut akan dibawa ke dalam hubungan dengan terang itu, yang menjadikannya makhluk yang lain. Ini bukanlah informasi yang mengubah mereka. Itulah arti dari terang. Ini bukanlah sesuatu yang objektif; ini adalah sesuatu yang mengubah secara batiniah. Itulah perbedaannya antara informasi dan terang di dalam Firman Allah. Itulah apa yang saya maksudkan ketika saya mengatakan bahwa terang membedakan antara orang percaya dari orang kafir.

Orang kafir mungkin mempunyai semua informasinya namun tidak mempunyai terang. Dan keperluannya, bagi saudara dan saya, adalah bahwa kita harus memastikan bahwa bagi kita, setiap sedikit pun terang yang kita miliki adalah terang dalam pengertian kitab suci dan bukan sekedar bahwa kita mempunyai informasi yang merupakan tambahan dari apa yang dimiliki oleh orang-orang kafir. Ini adalah situasi yang paling memalukan ketika suatu hari seorang Kristen berhadapan dengan seseorang yang tidak membuat pengakuan, dan tidak memiliki pengalaman keselamatan, namun mengetahui sebanyak yang mereka tahu tentang Firman Allah. Itulah ujiannya. Apa yang saudara ketahui lebih dari orang kafir yang telah mempelajari Alkitab, agama, Kekristenan, dan doktrin?

Perbedaannya antara kita dan dunia bukanlah perbedaan informasi agama, namun perbedaan apresiasi rohani. Ada yang namanya bersukacita karena terang. Sekarang adalah ujiannya. Seberapa besar sukacita yang dibawa oleh terang ke dalam hidup kita? Mari kita melihat ke dalam hati kita. Apakah kita semua mampu berkata: “Sekarang apa yang aku miliki akan kebenaran dan terang adalah bagiku begitu berarti, begitu vital, sehingga tidak peduli berapa pun harganya, aku tidak dapat berpaling darinya; aku tidak bisa, tanpa mengorbankan diriku sendiri, berpisah dengan apa yang kuketahui.” Itulah apresiasi akan terang. Itulah menghargai terang menurut ukuran Allah. Hal itu harus berkaitan dengan keberadaan kita itu sendiri, dan semua terang yang kita miliki haruslah dari jenis itu, bahwa terang itu membawa kita ke suatu tempat di mana kita berkata: “Bagiku, itu adalah lebih dari apa pun; untuk kehilangan itu akan berarti untuk kehilangan sebagian dari kepenuhan keberadaanku.” Inilah yang menjadi pembeda antara orang percaya dan orang kafir. Bukan informasi, melainkan itu: sesuatu yang mula-mula bersifat batiniah di dalam bentuk pengalaman, dan kemudian lahiriah di dalam bentuk kesaksian; itulah terang.

Apakah kita adalah orang yang suka mencari-cari, atau apakah kita adalah orang yang mengetahui? Apakah kesan yang kita berikan? Di antara mereka yang tidak tahu? Di antara mereka yang berada dalam kegelapan, atau di dalam bayang-bayang, di dalam ketidakpastian? Atau apakah kesannya adalah satu dari kepastian; solid, positif, pasti? Apakah ada penegasan yang mantap di pusat keberadaan kita: “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga … yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup …?” Bisakah saudara berdiri di samping Yohanes dan berkata: “Kami tahu … kami tahu … kami tahu …?” Itulah yang seharusnya menjadi makna dari terang yang ada dengan kita.

Ada tiga hal yang mungkin. Ini mungkin saja untuk berada di dalam ketidakpastian orang yang mencari-cari; ini mungkin saja untuk berada dalam posisi yang salah sebagai pengamat mekanis; dan ketiga, ini adalah mungkin untuk berada di posisi positif dari mereka yang mengetahuinya.

Orang yang mencari-cari, mereka tanpa terang. Pengamat mekanis adalah mereka yang telah menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain dan hanya menjalani suatu bentuk hal-hal yang tidak memiliki hubungan pribadi langsung dengan diri rohani mereka sendiri. Sistem Katolik Roma yang hebat adalah itu. Ini bukanlah soal pengalaman pribadi dan kenikmatan terang batiniah; pertanyaan tentang apa pun yang bersifat batiniah, pribadi, pengalaman, semuanya telah ditolak sebagai tanggung jawab, namun hal ini diserahkan kepada jemaat, dan dengan demikian saudara menjalani segala sesuatunya secara mekanis dalam rasa aman yang palsu! Satu-satunya hal yang akan memuaskan Tuhan adalah bahwa yang ketiga adalah posisi kita: bahwa kita memiliki terang di dalam batin dan bahwa kita berjalan di dalam terang dan menjadi anak-anak terang. Itulah pemikiran Allah bagi kita.

Sekarang, kami telah mengatakan bahwa terang adalah dasar dari segala pekerjaan Allah; segala pekerjaan-Nya didasarkan pada terang. Allah dapat mencapai melalui kita sebagai hamba-hamba-Nya, rancangan-Nya dan tujuan-Nya hanya sejauh mana kita masuk ke dalam persekutuan yang cerdas dengan-Nya. Kita berada di alam yang berbeda. Kita tidak semata-mata berada di wilayah kedaulatan Allah. Kedaulatan Allah bekerja dalam kegelapan, namun kasih karunia Allah bekerja dalam terang. Allah dapat menggunakan iblis secara berdaulat dan semua pekerja kegelapan dan menggunakan kegelapan itu sendiri, dan memberi kita harta kegelapan, namun pemikiran dan tujuan Allah bukanlah kegelapan. Ia akan memerintah atau mengesampingkannya secara berdaulat, namun ketika ini adalah tentang Allah yang sedang mengerjakan tujuan-Nya melalui persekutuan, yang merupakan sesuatu yang jauh lebih besar, maka Ia akan melakukannya seiringan dengan kemajuan kita dalam hidup. Maksud saya begini: kadang-kadang kita mendapatkan diri kita sendiri sangat terbatas dalam kebergunaan dan kita menyadari bahwa perlu ada perluasan kebergunaan bagi Tuhan, dan kita sedang melewati masa-masa pencobaan dan ujian yang membawa kita kepada latihan hati yang mendalam bersama dengan Allah. Melalui latihan yang dipaksakan bersama-Nya itu, pada suatu saat kita akan melihat suatu prinsip baru dalam pekerjaan Allah, suatu hukum yang tidak pernah kita kenali sebagai hukum Allah yang mempengaruhi segala sesuatu. Itu adalah terang baru. Kita berlompatan dan bersukacita di dalamnya, dan sejak saat itu kebergunaan kita kepada Allah telah meningkat sebanyak itu.

Kita semakin berguna bagi Tuhan semakin kita memasuki persekutuan yang cerdas dengan-Nya. Karya-karya-Nya didasarkan pada terang; mereka adalah demikian sejak awal dan selalu demikian. Tentu saja kita tahu bahwa Tuhan Yesus adalah keseluruhan jumlah dari terang, pusat eksklusif terang Allah; dan maksudnya bukanlah suatu abstraksi yang disebut ‘terang’, melainkan peningkatan di dalam pengetahuan akan Kristus. Namun pengenalan akan Kristus adalah penemuan jalan Allah, pemikiran Allah. Seluruh rangkaian pikiran ilahi ada di dalam Kristus, dan apa yang telah Kristus katakan dan lakukan dan jalani bukan hanya mewakili suatu perjalanan sejarah belaka, namun keseluruhan jumlah prinsip ilahi. Ketika Kristus telah mengatakan sesuatu, Ia tidak hanya mengungkapkan suatu gagasan yang abstrak, Ia telah menyatakan suatu hukum, Ia telah memproyeksikan suatu prinsip. Dan ketika saudara mendapatkan terang di dalam Kristus mengenai hukum itu, prinsip itu, saudara telah sampai pada tempat kebergunaan yang lebih besar bagi Allah karena ada dasar yang diperlukan.

Allah Bekerja Berdasarkan Dasar Terang

Terang adalah prinsip pemerintahan Allah. Ia menjadikan terang yang lebih besar untuk memerintah siang, dan terang yang lebih kecil untuk mengatur malam. Seluruh sistem Allah diatur oleh terang. Hukum pemerintahan adalah hukum terang. Ketika saudara datang ke tempat terang, bukan informasi, ke tempat terang menurut definisi kami tentangnya, saudara telah datang ke tempat kekuasaan; dan ini memiliki nilai di segala arah. Ada kuasa yang luar biasa mengenai pengetahuan rohani. Mengapa diri Tuhan Yesus sendiri ditentang oleh ahli-ahli Taurat yang merupakan otoritas yang diakui dalam segala hal keagamaan dan legal, dan dikatakan tentang Dia: “Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Matius 7:29). Itu agak keras bagi para ahli Taurat! Ini adalah karena pengetahuan rohani-Nya. Itulah yang merupakan rahasia kekuasaan-Nya. Pengetahuan rohani adalah otoritas, ini memerintah.

Sekarang saya berani mengatakan bahwa saudara dan saya akan berada di dalam kelemahan, kekalahan, dan perhambaan ketika kita menghadapi suatu masalah rumit yang membingungkan dari situasi iblis, sampai kita telah mendapatkan terang yang memberi kita kunci menuju masalah tersebut. Kita mungkin menggedor pintu dengan doa, menggunakan seluruh kekuatan tubuh, pikiran, jiwa, untuk mendobraknya, namun sampai Allah memberi kita kuncinya dengan kilatan terang ilahi, kita dikalahkan. Segera setelah saudara mendapatkan kuncinya, jari saudara diletakkan di tempat yang diwahyukan oleh Roh Kudus dan hal itu ada di dalam tangan saudara. Waktunya telah habis, saudara sudah menguasai situasinya; kekuatan hal itu telah dihancurkan, dan dirusak oleh terang.

Jangan lupa itulah jalan terutama di mana seluruh kuasa iblis akan dimusnahkan di alam semesta ini, “Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya … tetapi Tuhan Yesus akan memusnahkannya dengan terang, kalau Ia datang kembali” (2 Tesalonika 2:8). Sebuah kilatan terang dari-Nya akan menghancurkan kuasa iblis. Terang adalah kekuatan yang luar biasa. Ini adalah hukum yang mengatur dan memerintah di alam semesta Allah. Jangan menganggap remeh terang; terang itu luar biasa dalam kekuatannya.

Masih ada lebih banyak lagi yang perlu dikatakan tentang terang. Tuhan akan memberi kita lebih banyak terang seiring berjalannya waktu. Saya pikir tujuan Tuhan di dalam kata-kata ini, melebihi apa pun yang telah kami katakan pada saat ini, adalah untuk membuat kita mengenali vitalitas rohani dan nilai dari terang rohani yang nyata dan tidak meremehkannya, untuk mengenali bahwa musuh menentang kita untuk mendapatkannya dan ingin merampoknya dari kita. Tuhan menghendaki agar kita dipenuhi dengan terang, dan bahwa kita harus menjadi anak-anak terang.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.