Austin-Sparks.net

Api Roh yang Menyala-Nyala

oleh T. Austin-Sparks

Bab 3 – Penyingkapan Yesus Kristus

Pada malam hari ini, dengan mengesampingkan banyak hal yang mungkin telah disebutkan dari dalam pasal pertama kitab Wahyu, saya akan membatasi diri saya sendiri pada satu kata pada anak kalimat pertama kitab ini, “Wahyu Yesus Kristus.”

Wahyu Yesus Kristus

Kita mungkin bisa dengan tepat mengubah kata tersebut dari “wahyu” menjadi “penyingkapan” – yang bahkan lebih mendekati kata aslinya daripada “wahyu”. Penyingkapan Yesus Kristus.

Kita telah melihat bahwa saat kita melanjutkan ke dalam kitab ini, kita masuk ke dalam situasi yang benar-benar perlu dibicarakan. Di satu sisi, ini adalah situasi tentang kehilangan dan kegagalan rohani, kelemahan, dan banyak kondisi-kondisi serta ciri-ciri lainnya yang bahkan diri Tuhan sendiri, di dalam segala rahmat-Nya, harus sesalkan. Pembaharuan hidup umat-Nya, dan pemulihan nilai-nilai dasar dan utama dari awal mula mereka; saat-saat itu adalah situasi yang penuh dengan kesulitan besar, banyak kesulitan, penderitaan, dan cobaan, dan kemalangan seperti yang telah kita lihat dari berbagai bagian dan dari berbagai macam – bahwa umat Kristen pada masa itu sebenarnya sedang berada dalam masa yang sangat sulit dan masih terus bergerak lebih dalam lagi ke dalam penderitaan. Kepada salah satu jemaat ini, Tuhan berkata bahwa mereka akan menderita, mereka akan dimasukkan ke dalam penjara, mereka akan mengalami kesengsaraan untuk jangka waktu tertentu. Ini adalah suatu masa ketika umat Kristen benar-benar membutuhkan bantuan nyata, rangsangan, dan perlu bersiap untuk menghadapi pertempuran lebih lanjut, konflik lebih lanjut, dan penderitaan lebih lanjut. Ini adalah dua aspek utama dari situasi umumnya.

Dan kita mundur kembali dan bertanya, dalam terang fakta-fakta tersebut, bagaimana Tuhan, dan bagaimana Tuhan, memenuhi kebutuhan tersebut? Memang benar, kita mungkin berkata: bagaimana Tuhan bisa memenuhi kebutuhan yang sangat besar? Apa itu yang akan memenuhi kebutuhan tersebut, dan apa itu yang satu-satunya akan menyediakan untuknya dan menjadi kunci permasalahannya, jawaban terhadap tuntutannya, dan kepastian-nya atau dasar jaminan-nya baik untuk pemulihan, pembaharuan, dan juga penguatan bagi mereka yang menderita? Dan jawabannya selalu telah menjadi dan akan selalu menjadi: sebuah wahyu baru tentang kebesaran Yesus Kristus – penyingkapan akan kebesaran-Nya.

Bisa kita katakan, itulah platform yang mendasari, yang pada apa dan dari mana Tuhan bergerak ke dalam situasi-situasi ini dan ke dalam semua situasi berikutnya di dalam kitab ini; Ia mengawali segalanya dengan wahyu atau penyingkapan baru ini tentang kebesaran pribadi-Nya sendiri. Saudara tahu bahwa itu selalu demikian, Abraham dipanggil untuk membuat keputusan dan pengorbanan yang luar biasa. Di negeri dan kota asalnya (peradaban yang luar biasa dan kaya, memang kehidupan yang sangat penuh) dan tanpa jaminan bahwa gerakannya akan dibenarkan, ia dipanggil untuk bergerak dengan perintah yang dimeteraikan, “Pergilah dari negerimu … ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu …,” “Akan Kutunjukkan kepadamu, ketika kamu sampai di sana …” sebuah langkah yang luar biasa, sangat mahal dan sangat menguji. Namun jika saudara bertanya-tanya bagaimana Abraham bisa melaluinya, melewati semua ujiannya dan akhirnya selamat, saya kira, saudara memiliki jawabannya di dalam kata-kata ini: “Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Ur-Kasdim …”. Jika hal itu pernah terjadi, saudara memiliki sesuatu untuk dapat bergerak maju, saudara memiliki sebuah latar belakang, saudara memiliki sesuatu yang berulang kali akan menyelamatkan saudara di saat-saat sulit.

Musa dipanggil untuk memikul tanggung jawab yang sangat besar. Kita tahu keseluruhan kisahnya sekarang. Musa sama sekali tidak tanpa pengetahuan tentang apa yang harus ia hadapi di Mesir dan sesudahnya, dan kadang-kadang kita mungkin bertanya-tanya bagaimana ia bisa bertahan melaluinya dan tetap berada di jalur yang benar, tapi kita tahu bahwa ia bertemu muka dengan Allah. Dapat dikatakan dengan sama, bahwa Allah yang Mahamulia menampakkan diri-Nya kepadanya. Referensi dibuat beberapa kali di dalam Alkitab mengenai perjumpaan dengan Allah itu di dalam kitab dan kita diberitahu bahwa ia bertahan sama seperti ia melihat Dia yang tidak kelihatan. Itulah rahasia rezekinya.

Yosua dipanggil sebagai seorang laki-laki muda untuk menghadapi tanggung jawab dan usaha yang luar biasa. Dalam menyingkirkan dan membersihkan negeri itu dari sepuluh kerajaan tersebut, mendapatkan umat itu (sungguh suatu umat mereka itu … ia mengenal mereka) untuk masuk menduduki, dan semua yang terikat dengannya. Dan tidak heran Tuhan harus mengulangi satu kata kepada Yosua terus-menerus agar ia tetap bergerak, “Teguhkanlah hatimu, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu … hanya teguhkanlah hatimu … hanya kuatkan …”. Bagaimana Tuhan memberikan dasarnya kepada Yosua? “Ia melayangkan pandangannya dan dilihatnya Panglima Balatentara Tuhan …” sejak saat itu semuanya baik-baik saja, ia bisa terus berjalan dan melaluinya.

Yesaya adalah seorang laki-laki muda yang berada pada masa yang sangat, sangat sulit. Salah satu hari yang sangat, sangat mendung itu di dalam sejarah Israel, dan ia melakukan pelayanan kenabiannya yang besar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan besar dan masalah-masalah yang mengancam. Bagaimana ia bisa melewatinya? “Aku melihat Tuhan, yang tinggi dan menjulang,” katanya. Itulah jawabannya.

Paulus … jika ada seseorang yang harus menghadapi kesulitan, pertentangan dan antagonisme dan penderitaan dan bahaya dan lainnya yang lebih besar, lebih banyak dari laki-laki itu … bagaimana ia bisa melewatinya? Ia melihat Tuhan, sebab “Tuhan menampakkan diri kepadanya …” ia melihat kebesaran Yesus Kristus. Stefanus menang ketika ia melihat langit terbuka dan ia melihat Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. Jadi kita bisa terus melanjutkan.

Namun di sini … umat Tuhan harus sampai pada suatu titik di mana akan terjadi pukulan telak terhadap kehidupan korporat mereka; tepat pada saat pengepungan terakhir itu atas Yerusalem pada masa dispensasi ini, ketika segalanya akan hancur dan tercerai-berai. Goncangan bumi yang hebat akan segera terjadi. Segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh diri Tuhan Yesus sendiri, “Sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain …” dan semua hal lainnya itu, hal-hal yang mengerikan, semua yang akan segera terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Bagaimana orang-orang beriman akan dapat melewatinya? Tuhan mengambil seorang laki-laki, kita tidak tahu sekarang persisnya siapa orangnya, ada yang bilang yang satu ini dan ada yang bilang yang lain itu, tapi Ia mengambil seorang laki-laki untuk menulis apa yang kita sebut, “surat kepada orang Ibrani.” Dan saudara lihat bagaimana ia memulainya – sebuah penyingkapan tentang kebesaran Yesus Kristus yang hampir tak tertandingi: “Ia adalah gambar wujud Allah … cahaya kemuliaan Allah” kebesaran Yesus Kristus.

Dan Tuhan berkata melalui surat itu, “Kalau saja kamu dapat menjadikan itu sebagai fondasimu, kamu akan dapat melalui semuanya.” Saudara tidak akan berbalik kembali karena saudara tergoda untuk melakukan apa yang mungkin sedang saudara rencanakan, saudara akan terus maju, saudara akan terus maju jika saja … saudara akan melihat betapa besarnya Tuhan saudara itu. Jadi ia meletakkan dasar bagi kelangsungan iman, kelangsungan iman karena itulah masalahnya. Saudara tahu, semuanya itu muncul di pasal kesebelas – kelangsungan iman atas dasar pemahaman akan kebesaran Kristus.

Dan sekarang saudara datang kepada kitab Wahyu ini dan sekali lagi saudara berada di hadirat hal-hal ini. Di satu sisi: kemerosotan rohani, kegagalan, kehancuran, kehilangan; di sisi lain: penderitaan, penderitaan yang semakin bertambah, penderitaan yang mengerikan bagi jemaat. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut dan pemulihannya terjadi? Apa kunci pembaharuan kehidupan rohani ketika sedang surut? Bagaimana mereka bisa melewati kesengsaraannya dan kesengsaraan-kesengsaraan dan keluar dalam kemenangan di Kota Allah? Jawabannya, sekali lagi adalah – itu adalah satu-satunya jawaban Tuhan, ini selalu telah menjadi satu-satunya jawaban-Nya, ini telah selalu berhasil, ini adalah satu-satunya jawaban yang akan berhasil dalam situasi membutuhkan apa pun: sebuah penyingkapan baru akan kebesaran Tuhan Yesus.

Tapi oh, teman-teman yang dikasihi, ini adalah kata-kata, ini adalah kata-kata. Ketika kita mengatakan hal-hal ini, dan kita semua setuju bahwa ini sejati, ini benar, kita mengetahuinya, namun setelah mengatakannya, dengan semua yang bisa kita katakan seperti itu, kemudian kita menjadi sangat tidak berdaya. Kita sangat tidak berdaya sebab ini adalah hal-nya dan bukan pembicaraan tentang-nya. Saudara lihat, jika, jika saja, melalui Roh Kudus (tidak ada jalan lain, tidak ada cara lain) kita dapat menangkap sekilas penglihatan baru akan kebesaran-Nya, berapa banyak masalah yang dapat dipecahkan, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab, dan kebutuhan yang dapat dipenuhi, andai saja bisa seperti itu! Betapa dahsyatnya … ketika saya mengatakan “dahsyat”, yang saya maksud adalah betapa banyaknya yang akan diwalahkan – gelombang pasang yang dahsyat membuat semua batu-batuan yang di atasnya kita terancam akan tenggelam seperti tidak ada apa-apanya, mereka tenggelam di bawahnya – menghilang dari pandangan. Sekarang, itu bukan hanya sekedar bahasa. Lihat, siapa yang menulis ini? Ini adalah rasul Yohanes. Rasul Yohanes! Ya, laki-laki itu yang berjalan bersama Yesus dari Nazaret, mendengarkan Dia dan memperhatikan Dia bekerja, dan kemudian pada saat perjamuan dan pada waktu lainnya, duduk di samping-Nya dan meletakkan kepalanya di bahu-Nya; gambaran yang paling akrab tentang seorang laki-laki di samping seorang laki-laki, pergaulan yang erat, sangat berbakti, sangat penuh kasih sayang. Saya tidak pernah mengerti mengapa Yohanes menyebut dirinya sendiri, “murid yang dikasihi-Nya” tapi begitulah, hal ini menunjukkan bahwa ada semacam keakraban, mungkin keakraban yang suci, kudus di antara Yohanes dan Yesus, seperti itu, dalam istilah yang sangat manusiawi.

Dengarkanlah! Laki-laki yang sama itu berkata, “Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati …” ini adalah Yesus yang sama, dan laki-laki yang sama. “Tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati …” dan jika yang Satu itu tidak datang dan meletakkan tangan-Nya di atasnya dan berkata, “Jangan takut Yohanes, Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Hidup …” Yohanes akan berada di sana sebagai orang yang mati, atau sebagai orang mati. Yesus yang sama, namun lihatlah transisinya: dari Yesus dalam sejarah kepada Kristus yang Mahamulia! Itulah perbedaannya; saudara lihat, itulah perbedaan dari Yohanes dalam Injil dengan Yohanes dalam Wahyu – sebuah gerakan yang menakjubkan dan perkasa. Ia tidak pernah merasa seperti itu ketika ia berjalan di bumi bersama Yesus, dengan penuh pengabdiannya, mungkin kadang-kadang terpesona dan terinspirasi. Dengan kesadaran penuhnya akan siapa Yesus itu, baru setelah ia melihat Dia dimuliakan, barulah ia tersungkur tak berdaya seperti orang yang mati. Saya katakan, ini adalah sebuah transisi yang besar, dari Yesus dalam sejarah, kepada Kristus yang Mahamulia.

Dan teman-teman yang dikasihi, saya tidak mengambil apa pun dari nilai-nilai dan berkat-berkat Injil ketika saya mengatakan bahwa kadang-kadang saya hanya sedikit takut bahwa kita terlalu memikirkan Yesus dalam sejarah dan gagal melihat atau mengingat bahwa laki-laki yang menulis keempat Injil itu menulisnya lama setelah Yesus dimuliakan. Mereka, pada suatu masa menjelang akhir hidup-Nya ketika mereka mungkin mulai merasa bahwa Ia tidak akan bersama mereka lebih lama lagi, tidak pergi dan memutuskan untuk menulis kisah kehidupan-Nya, kelahiran-Nya, dan kemanusiaan-Nya dan ajaran-Nya, dan mukjizat-mukjizat-Nya, dan itu sebagai sebuah kisah manusia, sebagai sebuah kisah duniawi. Mereka memiliki segala fakta dan kenyataan yang luar biasa mengenai kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, dan kemuliaan sorgawi-Nya yang ingin mereka masukkan ke dalam kisah kehidupan-Nya di sini dan berkata, “Yang Satu itu adalah yang Ini; itu bukan hanya Yesus dari Nazaret, itu adalah Anak Allah yang perkasa dari sorga!” Mereka memenuhi setiap kejadian dengan penangkapan terpenuhnya yang mereka miliki tentang Kristus yang dimuliakan, Kristus yang kini berada di sebelah kanan Allah, bukan hanya sekedar kisah manusia. Itulah satu-satunya cara untuk memberitakan Injil dari Injil-Injil.

Saudara perhatikan, ketika setelah kenaikan-Nya dan pemuliaan-Nya mereka memberitakan atau menulis, betapa sedikitnya, betapa sangat sedikitnya, yang pernah mereka katakan tentang tiga setengah tahun itu. Sebagian di sana-sini … mereka hanya mengatakan sedikit sekali tentang ajaran-Nya, dan mukjizat-mukjizat-Nya, dan perjalanan-Nya di Palestina dan sebagainya; memang sangat sedikit. Mereka semuanya sibuk dengan yang Satu ini yang telah dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan. Itulah pesan mereka. Yang Satu itu? Baiklah, Yesus dari Nazaret, jika saudara berkenan, “yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis …” semacam referensi sekilas untuk semua itu, sebuah ringkasan, tapi! Allah membangkitkan Dia. Allah menghormati Dia. Yang Satu ini! Ini tidak akan membawa kita terlalu jauh jika kita hanya disibukkan dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan duniawi-Nya, betapapun berharganya peristiwa-peristiwa itu. Jika kita akan berjalan terus dan melaluinya, kita memerlukan pemahaman akan kepenuhan kemuliaan itu yang adalah milik-Nya sekarang.

Kebesaran Kristus

Saudara lihat, teman-teman yang dikasihi, ini adalah karena, ini hanyalah karena Ia telah dirampok atau dilucuti dari kebesaran hakiki-Nya sehingga selama berabad-abad kita mengalami kondisi-kondisi menyedihkan yang kita alami. Para teolog liberal kita telah melucuti-Nya dari keilahian-Nya. Dengan hasil apa? Oh, hasil buruk dalam dampak Kristus atas bumi ini. Mereka telah menjadikan Dia Kristus yang lebih rendah daripada Ia sebenarnya. Para filosof hanya telah menjadikan Dia sebagai salah satu dari galeri orang-orang besar dan bijaksana. Terhadap kecenderungan inilah, bahkan dengan kalangan umat Kristen di Korintus, bahwa Paulus mengamuk dalam suratnya yang pertama; mengambil sesuatu dari Tuhan Yesus dan hanya menempatkan Dia di antara orang-orang besar dan bijaksana lainnya.

Kaum gnostik Kolose, apa yang mereka lakukan? Oh, mereka mempunyai teori tentang tingkatan dan urutan malaikat-malaikat, dari tingkatan tertinggi dari makhluk malaikat ke bawah, ke bawah, hingga ke bawahan terendah dan mereka menempatkan Yesus, mungkin di posisi teratas, namun tidak lebih dari sekedar makhluk malaikat, merampas-Nya dari pribadi esensial-Nya: Allah itu sendiri. Para penganut agama yang sebanding, di sepanjang masa dan juga di masa kita sendiri, berkata, “Ya, ada banyak pendiri-pendiri agama yang hebat, ada Buddha, dan Konfusius, dan Muhammad, dan Yesus, dan …” seperti itu. Saudara melihat kehalusannya? Hanya seperti itu. Sebuah perbandingan; bukan sesuatu yang benar-benar tertinggi dan unik.

Dan para manusiawi, pada manusiawi di zaman kita … membesarkan dan memuliakan manusia dan umat manusia sedemikian rupanya sehingga setelah semuanya, umat manusia akan didewakan suatu hari, akan mencapai Ketuhanan dan Yesus, bagaimanapun juga, hanyalah Manusia yang super … jadi itu terus berlanjut. Dan semua inilah; pekerjaan iblis ini untuk mengecilkan ukuran Kristus, untuk menjadikan Dia lebih kecil daripada Dia sebenarnya, yang telah melakukan begitu banyak kerusakan.

Maksud saya adalah ini, teman-teman yang dikasihi, jika kita kehilangan, jika kita kehilangan hakikat kebesaran Kristus di dalam kesadaran kita, atau jika kita gagal untuk memilikinya, maka kehidupan rohani kita akan menjadi lebih rendah daripada yang seharusnya, dan kita akan hancur di bawah stres dan tekanan kesulitan. Satu-satunya hal untuk setiap kebutuhan adalah pemulihan ini: pemulihan kebesaran-Nya. Sekarang, di sini saudara melihat Dia disajikan dan Ia tidak disajikan dalam bahasa Ketuhanan di sini, meskipun sangat dekat, saudara pada titik tertentu tidak dapat membedakan antara kemanusiaan dan Ketuhanan; saudara tidak tahu apakah Yohanes sedang memikirkan tentang Allah atau Kristus pada saat-saat tertentu. Faktanya adalah ia sedang berbicara tentang Dia yang adalah keduanya; yang adalah keduanya. Namun gelar yang telah kita lihat, yang dengannya Ia disajikan dalam penyingkapan yang tiada bandingannya ini adalah: “Anak Manusia.” Kebesaran pribadi, kebesaran pribadi Anak Manusia, yang sekaligus adalah Anak Allah, diri Allah itu sendiri.

Kami telah mengacu pada surat kepada orang Ibrani dan kami harus menghubunginya, memintanya agar datang sekarang untuk membantu kita dalam hal ini. Kita membacanya, mengabaikan, mengabaikan pembagian pasal-pasal. Kita mulai dengan gambar wujud Allah, cahaya kemuliaan Allah ini di sana. Kita membaca: “yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada …” Yang berhak menerima segala yang ada. “Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta …” dan sebagainya. “Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya … segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya … Tetapi Yesus, kita lihat … yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat … supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat …” Inilah Anak Manusia; ini adalah kebesaran pribadi-Nya sendiri.

Lihatlah siapakah Dia itu! Cahaya … gambar wujud. Lihatlah penetapan-Nya: Yang berhak menerima segala yang ada! Lihatlah peralatan-Nya dan perantaraan-Nya yang melaluinya para malaikat diciptakan: Anak Manusia. Betapa hebatnya Yang Satu ini! Saudara tidak akan berpikir demikian ketika saudara melihat Dia berjalan di sekitar Palestina, tidak semua itu, tapi sadarilah bahwa Orang yang sama itu sekarang ada di sini di hadapan Yohanes dengan dampak yang menghancurkan ini. Yang Sama itu; sekarang dinyatakan, disingkapkan mengenai apa Dia itu secara hakikat-Nya di dalam pribadi-Nya, Siapa Dia itu, kedudukan apa yang dipegang-Nya; Ia ada di sini sebagai Yang berhak menerima segala yang ada, yang datang untuk mendapatkan bagian-Nya. Dan bagian selanjutnya dari kitab ini melihat Dia mengerjakannya, mengerjakannya, mengamankan bagian itu di mana Ia adalah Yang berhak. Dan pada akhirnya saudara memiliki bumi yang baru. Betapa mulianya bagian yang terlihat pada pasal-pasal terakhir dari kitab ini! Ini, inilah Anak Manusia; inilah kebesaran-Nya. Oh, tapi saudara tahu, kita benar-benar kalah dalam upaya apa pun untuk dengan benar, bukan dengan berlebihan, mengungkapkan Yesus Kristus secara benar.

Ada kebesaran pribadi-Nya, tetapi sebagai Anak Manusia, kita memiliki dalam istilah itu sendiri kebesaran-Nya representatif-nya. Pinjam lagi dari surat kepada orang Ibrani di mana Ia pertama ditetapkan sebagai Yang berhak menerima segala yang ada, kemudian Ia adalah Pemimpin mereka kepada keselamatan, Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan. Kata “pemimpin” di sana akan lebih baik diterjemahkan sebagai “perintis” keselamatan mereka; ia yang berjalan di depan – untuk memimpin mereka ke dalam apa yang Ia sendiri telah masuki. Tentu saja, itulah inti dari kitab surat kepada orang Ibrani. Ia telah pergi sebelumnya, Ia telah masuk ke dalam sorga, Ia telah melewati sorga. Ia telah menempuh seluruh perjalanannya dan mencapai akhirnya sebagai Perintis dari banyak manusia yang dibawa kepada kemuliaan dan mereka yang Ia sebut sebagai ‘saudara-saudara’-Nya. Kebesaran representatif-Nya sebagai yang ada di sana pada akhirnya dalam kepenuhan, dalam kemuliaan, di sana Ia mewakili semua orang yang akan Ia bawa dan sedang membawa – kebesaran representatif-Nya – betapa hebatnya itu!

Kita menyanyikan himne kita; kita menyanyikan lagu-lagu kita, kita membaca tentang suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa … bahasa ditekankan hingga titik puncaknya untuk menggambarkan buah dari penderitaan Anak Domba. Dan Ia adalah wakil dalam kemuliaan dari mereka semua, dari mereka semua. Betapa besarnya Pribadi-Nya dan representatif-Nya. Dan kemudian: -

Kebesaran Resmi-Nya.

Hal itu terlihat di dalam kitab ini dan juga di dalam surat kepada orang Ibrani: kebesaran resmi-Nya sebagai Imam Besar. Betapa hebatnya Dia itu sebagai Imam Besar, menurut kitab itu! Sungguh luar biasa hal yang Ia lakukan. Pikirkanlah! Dari abad ke abad, pengorbanan domba-domba, dan kambing, dan lembu jantan, dan lain-lain … cukup banyak darah untuk memenuhi lautan. Selama berabad-abad, hari demi hari … itu tidak pernah mencapai akhirnya dalam keefektifannya di mana dosa bersangkutan, tapi Dia! Satu persembahan, hanya satu, pergi jauh melampaui jutaan korban di mezbah bangsa Yahudi. Hanya satu saja. Betapa besar pengorbanan-Nya dan keimamatan-Nya ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri tanpa cacat kepada Allah, satu kali untuk selamanya.

Dan di sini di dalam kitab ini terdapatkan sisi lain dari kebesaran resmi-Nya: gambaran-Nya sebagai Raja di atas segala raja, dan Tuhan di atas segala tuhan. Sungguh suatu hal yang luar biasa untuk dikatakan di masa ketika tiran Roma itu sedang mendominasi dunia dan mengambil alih kekuasaan atas segala kekuasaan dan berusaha untuk menundukkan semua kekuasaan kepada dirinya sendiri, tidak hanya di bumi, tetapi juga di sorga sebagai dewa yang diproklamirkan. Pada hari itu, pada hari itu, penyingkapan Yesus Kristus sebagai Raja di atas segala raja – ya, Nero di antara mereka – dan Tuhan di atas segala tuhan. Kebesaran resmi-Nya. Saya tidak akan mencoba menambahkan kepada itu, teman-teman yang dikasihi.

Untuk menyimpulkan semuanya, saya percaya kita akan memiliki orang-orang yang bertobat yang jauh lebih baik jika mereka disajikan dengan Kristus yang jauh lebih besar.

Dan saya ingin mengatakan kepada siapa pun yang tidak mengetahui di dalam kehidupan mereka sendiri dan pengalaman mereka sendiri, keselamatan di dalam Yesus Kristus, apa artinya sesungguhnya untuk dilahirkan kembali, (gunakan kata atau kalimat atau bahasa apa pun yang saudara suka; diselamatkan, ditebuskan, dilahirkan kembali apa pun) saudara tahu apa artinya untuk benar-benar menjadi anak Allah dan untuk mengetahuinya! Untuk mengetahuinya, untuk dapat bergabung dengan sepenuh hati dengan rasul Yohanes ini ketika ia berkata, “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah … Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah!” Memang kita adalah anak-anak Allah! Untuk dapat bergabung seperti itu dan berkata, “Dan memang kita adalah anak-anak Allah,” dengan penegasan sadar itu akan kebenarannya. Jika itu bukanlah di mana saudara berada, saya ingin mengatakan kepada saudara, sementara Yesus akan menjadi Juruselamat, yang mengampuni dosa saudara dan banyak hal lainnya bagi saudara, Ia jauh lebih, jauh lebih besar daripada yang dapat saudara pikirkan, atau bayangkan.

Keselamatan mengambil kebesarannya dari ukuran Juruselamat. Jika saudara menginginkan keselamatan yang besar, lihatlah betapa besarnya Dia itu sebagai Juruselamat, dan ingatlah, ingatlah, bahwa oleh karena siapa Dia itu, oleh karena siapa Dia itu, saudara tidak perlu takut untuk menaruh kepercayaan saudara kepada-Nya. Saudara tidak perlu takut bahwa saudara (seperti yang dikatakan beberapa orang) tidak akan mampu mempertahankannya; tidak, saudara tidak akan mampu, tetapi Ia akan mampu. Ia akan mampu mempertahankan saudara. Setiap bagian dari saudara, Ia dapat mempertahankannya; Ia cukup besar.

Kita memerlukan penyingkapan yang lebih besar, atau penyingkapan kebesaran Yesus Kristus untuk mendapatkan orang Kristen yang jauh lebih baik untuk pemulihan kerugian rohani, dan kemerosotan, dan kegagalan, dan pembebasan dari semua hal ini yang sangat menjijikkan bagi kita dan bagi Dia. Hanya ada satu cara, hanya satu cara untuk benar-benar melihat kebesaran-Nya … jika kita melakukan itu, kita tidak dapat hidup pada tingkat yang kecil. Dalam hal ini, ini akan benar, ini akan menjadi hal yang sangat efektif.

Suatu hari kami pergi ke planetarium di London. Adakah di antara saudara yang pernah pergi ke sana? Ya, saudara telah sangat takjub, saya yakin. Namun hal yang ada di dalam diri saya sepanjang waktu dan setelahnya ketika saya mendengarkan lelaki kecil itu memberikan ceramahnya: bagaimana bisa seorang lelaki menjadi lelaki kecil ketika ia selalu berurusan dengan hal-hal ini? Saya kira bahkan mungkin saja bagi seorang anggota Perkumpulan Astronomi untuk menjadi manusia yang kecil, manusia yang picik dalam karakter (ini bukanlah apa yang saya katakan tentang manusia ini) tetapi hal ini mungkin saja terjadi. Tapi ini tidak mungkin, ini tidak mungkin untuk mendapatkan wahyu tentang kebesaran Yesus Kristus dan menjadi seorang manusia yang kecil.

Oh, untuk pembesaran kita, pemuliaan kita, pembebasan kita dari kepicikan kita dan semua ini yang begitu hina. Apa jawabannya? Pemahaman baru akan kebesaran-Nya. Itu saja. Lalu, jika kita menderita, jika kita mengetahui kesulitan, cobaan, dan awan tampaknya berkumpul, menumpuk dan bertambah, bagaimana kita bisa melewatinya? Hanya demikian, hanya dengan cara ini: menjauh dan meminta, dan mencari, dan mengejar dalam doa wahyu hati yang baru yang menyingkapkan Yesus Kristus. Dan saya yakin itu akan berhasil. Tuhan memberikannya kepada kita.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.