oleh T. Austin-Sparks
Bab 2 – Hari Kemerdekaan Roh Kudus
Kitab Kisah Para Rasul, pasal 2: “Dan ketika hari Pentakosta sekarang tiba …” margin-nya mengatakan, “sedang digenapi”: “Dan ketika hari Pentakosta sedang digenapi.” Dalam perkara yang sangat besar ini tentang kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus, kami hanya dapat mengambil satu bagian kecil lagi pada pagi hari ini, dan ini muncul dari penggenapan ini, yang terjadi pada hari itu.
Ini seharusnya mengesankan kita bahwa pada hari itulah Allah memutuskan untuk mengutus Roh Kudus. Tidak ada apa pun di dalam Perjanjian Lama yang berbicara tentang kedatangan Roh Kudus pada waktu tertentu; tidak ada firman di sana bahwa pada waktu tertentu dispensasinya akan berubah dengan turunnya Roh Kudus dari sorga untuk menetap untuk zaman itu. Tidak ada firman bahwa itu akan terjadi, tetapi ada sangat banyak di dalam Perjanjian Lama yang dikumpulkan ke dalam hari itu dan kedatangan itu. Allah memilih hari itu karena hubungan yang dalam dan kaya hal-hal dengan waktu tertentu itu.
Dan ketika saudara memikirkannya, teman-teman yang dikasihi, ini adalah hal yang mengesankan bagaimana Allah memilih waktu-Nya untuk hal-hal. Saudara tahu ketika Tuhan Yesus hendak disalibkan, para penguasa bangsa Yahudi berkata, “Bukan pada hari raya Paskah.” Bukan pada hari raya Paskah, tetapi sorga dan Allah berkata, “Ya, pada hari raya Paskah.” Hari raya Paskah bangsa Yahudi sedang digenapi, tetapi sedang digenapi dengan cara, dalam kepenuhan, yang tidak mereka pikirkan atau pun maksudkan. Tetapi Allah berkata, “Ini adalah saatnya untuk hari raya Paskah besar yang melampaui segala hari raya Paskah yang lainnya; penggenapan dari segala yang lainnya hingga saat ini.” Ia memilih saat ini. Ia memilih saat untuk perubahan dan pergerakan dispensasi yang besar ini: kedatangan Roh Kudus. Ini adalah dengan keputusan-Nya bahwa ini terjadi pada waktu tertentu itu.
Ketika semua orang ini berkumpul di Yerusalem pada hari raya Pentakosta mereka, mereka tidak pernah membayangkan apa yang akan terjadi. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka ketika mereka telah meninggalkan kota-kota dan negeri-negeri mereka yang jauh yang disebutkan di dalam pasal ini – berapa banyak dari mereka – mereka tidak pernah, ketika mereka berangkat dalam perjalanan mereka ke Yerusalem, memiliki dalam pikiran mereka hal yang akan terjadi ini. Bagi mereka ini adalah penyelenggaraan festival Yahudi kuno, dengan banyak makna yang kaya bagi mereka dalam sejarah. Tetapi Tuhan berkata: “Sekarang waktunya untuk sesuatu yang lebih, yang jauh lebih besar.” Ia memilih saatnya. Tentu saja kita akan melihat alasannya sebentar lagi, tetapi memang seperti itu. Dan kita diberi pengertian bahwa Tuhan sedang memilih waktunya, atau akan memilih waktunya untuk kedatangan kembali Tuhan Yesus. Dan itu bukanlah pernyataan yang umum, tetapi dikatakan dengan tepatnya bahwa ketika roh Antikristus telah mencapai titik ekspresi itu di mana, lebih dari sebelumnya dalam sejarah, akan ada usaha untuk menguasai dunia, “Kemudian Ia yang berhak” akan datang, untuk mengambilnya.
Antikristus akan berusaha keras untuk menguasai seluruh dunia, dikumpulkan ke dalam satu sistem, baik di satu kepala – mungkin, dan apakah saat ini tidak ada gerakan yang lebih besar ke arah itu daripada sebelumnya. Telah ada banyak orang yang telah berusaha untuk itu, tetapi ini telah kurang lebih dalam skala terbatas, tetapi hanya ada dua kubu di dunia ini saat ini sebenarnya, dan pertempurannya adalah untuk meruntuhkan yang satu, untuk memberi jalan bagi Antikristus – yaitu, mengumpulkan penguasaan dunia ini di bawah satu kepala. Dan Tuhan akan berkata, ketika ini mencapai titik itu, “Sekaranglah tibanya waktu bagi Yang Benar untuk memilikinya.” “Ia telah menetapkan hari di mana Ia akan menghakimi dunia dalam kebenaran oleh Dia yang telah Ia tetapkan.” Allah memilih waktu-Nya, hari-Nya, dan ini selalu sangat strategis, tepat, dan penuh makna. Maka dikatakan di sini, “Sekarang, ketika hari raya Pentakosta sedang digenapi,” Ia memilih hari itu untuk kedatangan Roh Kudus dalam Pribadi, untuk mengatur dispensasi ini sampai kedatangan Tuhan Yesus.
Saudara tahu bahwa Pentakosta berarti “kelima puluh”; secara harfiah ini adalah, “Sekarang ketika hari kelima puluh sedang digenapi,” sedang dalam proses digenapi … dan itu sekaligus membukakan kepada kita makna Allah dalam memilih hari khusus ini. Bagi semua orang yang mengetahui Alkitab, bahkan dengan cara yang sangat sederhana, mengetahui bahwa hari kelima puluh dalam ekonomi lama adalah:
Dan hari Yobel adalah hari ketika semua orang yang pernah menjadi budak dibebaskan. Semua laki-laki dan perempuan yang telah dijual ke dalam perbudakan, mendapatkan kebebasan mereka pada hari itu. Semua tanah dan properti yang telah dijerat ke dalam perbudakan karena hutang dan sebagainya, harus dibebaskan pada hari itu. Jika saudara telah hidup pada hari tahun kelima puluh, saudara akan (jika perlu) telah dibangunkan pagi-pagi sekali oleh bunyi tertentu; sebab pagi-pagi sekali pada hari itu, saat matahari menerobos keluar dari malam hari, para imam memperdengarkan bunyi sangkakala Yobel – sangkakala Yobel. Dan mereka adalah sangkakala Injil, jika “injil” berarti “kabar baik”, itu adalah bunyi pembebasan untuk semua tawanan, semua tahanan, semua yang berada di dalam perbudakan; orang-orang dan tanah dibebaskan. Dan sangkakala mengumumkan pembebasan: “Kabar baik bagi para tawanan, pembebasan mereka yang terikat!” Oleh karena itu, itu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi para tahanan, bagi mereka yang tidak pernah mengenal kemerdekaan.
Allah memilih hari itu, atau arti yang terikat dengan hari itu, untuk hari kedatangan Roh Kudus. Signifikan, bukan? Memang, hari itu di Yerusalem bagi banyak tawanan, adalah hari kegembiraan, hari pembebasan; kepergian ke seluruh dunia perwakilan-perwakilannya (melalui perwakilan-perwakilan). Lihatlah, “Orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma …” seluruh dunia ada di sini. Sangkakala Injil diproklamirkan di Yerusalem ke seluruh dunia sebagai yang mewakili, pada hari itu, kabar baik pembebasan bagi dunia dari perbudakannya. Betapa strategisnya Allah, betapa tepatnya. Penggenapan konsepsi lama, tetapi betapa jauh lebih besarnya penggenapan-nya daripada yang pernah dibayangkan. Saya katakan lagi, ketika mereka datang dari Roma yang jauh, dan Kirene, dan Libia dan semua tempat-tempat ini, mereka tidak pernah berharap untuk mendengarkan pesan itu yang telah disiapkan Allah. Sekarang tentu saja, cukup sederhana pesannya bagi kita: Pentakosta, Roh Kudus telah datang, dan berada di sini sebagaimana Ia adanya, mewakili itu, hanya itu: kemerdekaan yang mulia bagi manusia, Injil emansipasi yang mulia dari perbudakan!
Ketika sisanya yang kecil kembali dari pembuangan di Babel, Kasdim, setelah mengetahui tujuh puluh tahun perbudakan, firman Tuhan melalui utusan-Nya adalah: "Sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu … Sesuai dengan janji di Mesir, Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu.” Dan di sinilah mereka, karena kesetiaan Allah pada janji-Nya, dan karena Roh Allah tetap tinggal, mereka keluar dari penawanan. Ini adalah satu keterangan samping kecil pada kebenaran yang besar.
Teman-teman yang dikasihi, saya tidak yakin apakah kita cukup menghargai kemerdekaan kita di dalam Kristus. Kita perlu membaca kembali surat kepada jemaat di Galatia itu di dalam terang Pentakosta, dalam terang hari Yobel, “kemerdekaan kita di dalam Kristus” – salah satu milik kita yang paling berharga – diterjemahkan keluar bukan dari Mesir duniawi, tetapi keluar dari kuasa kegelapan ke dalam kerajaan Anak kasih-Nya. Yang setelah digenapi kemudian, adalah Injil emansipasi bagi semua budak-budak, bagi semua tahanan.
Tuhan Yesus tidak diragukan lagi berada dalam kepenuhan pelayanan-Nya pada hari Pentakosta. Apa yang saya suka tentang hal ini adalah bahwa Ia telah mengatakannya, tetapi di sini adalah penggenapannya: Ia ada di sini oleh Roh Kudus, dalam kepenuhan pelayanan-Nya. Ia berkata … yang Ia katakan: "Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan …” Oh, betapa malangnya terjemahan yang kita miliki dari kata-kata itu: “tahun rahmat Tuhan.” Tidak! Tahun Yobel Allah kita – Tahun Yobel Allah kita, Tahun Kasih Karunia … Tahun Kasih Karunia, penghancuran Hukum yang mengikat para tahanan dan yang telah memperbudak begitu banyak orang – Tahun Kasih Karunia sedang digenapi.
Dan ada hal lain di sini yang sangat hadir di dalam pikiran semua orang yang telah berkumpul di Yerusalem ini. Apa itu yang mereka ada di sana untuk rayakan? Nah, bagi mereka, Hari Raya Pentakosta dikaitkan dengan pemberian Hukum Taurat di Sinai. Mereka memperingatkan hari ketika Musa naik ke Gunung, Allah menemuinya, dan memberinya perjanjian oleh Hukum Taurat untuk mengatur hidup mereka selanjutnya. Dan bagi mereka Hari Raya Pentakosta selalu terkait erat dengan masa besar itu di dalam sejarah mereka:
Sejarah yang menyedihkan dan tragis dari hukum yang dilanggar, tetapi Tuhan tahu apa yang Ia maksudkan … Ia memaksudkan sesuatu yang lebih dari sekedar loh batu yang dituliskan dan diukir dengan pena dan tinta. Ia memiliki makna yang lebih dalam. Dan saatnya tiba ketika nabi Yeremia diperintahkan untuk mengatakan, seperti yang akan saudara baca di pasal tiga puluh satu dari nubuatnya, ayat tiga puluh satu. Ini selalu mudah untuk mengingat perubahan besar: Yeremia 31:31, ini adalah suatu masa. "Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir … tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman Tuhan: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.” Sekarang, kami tidak akan mengatakan banyak tentang itu, sebab ini sangat jelas, sungguh sangat jelas, bahwa itulah tepatnya Roh Kudus telah datang untuk lakukan; itulah penggenapan Pentakosta. Saudara dan saya tahu itu. Apakah kita? Apakah kita?
Biarkan saya menantang setiap hati. Biarkan saya menantang yang tua dan muda dengan ini. Apakah saudara benar-benar tahu dalam pengalaman, dalam hidup, Yeremia 31:31? Jika saudara telah benar-benar menerima Roh Kudus (yang seharusnya saudara lakukan sebagai Anak Allah) apakah saudara tahu itu? Apakah saudara dapat mengatakan, “Aku tahu apa maksud Tuhan ketika Ia mengatakan itu melalui Yeremia. Aku tahu dalam pengalaman-ku sendiri bagian dari Pentakosta itu.” Sebab salah satu hal paling pertama itu dalam kehidupan Kristen, ketika kita dilahirkan dari Roh Kudus, adalah bahwa kita tahu di dalam diri kita sendiri tanpa ada yang harus memberitahu kita, apa yang harus kita lakukan, dan apa yang tidak boleh kita lakukan, dengan cara yang baru. Ini luar biasa! Ini sangat luar biasa! Hal-hal yang kita lakukan tanpa pertanyaan: cara kita berperilaku, cara kita berbicara, mungkin berpakaian, oh, dalam seribu cara yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, kita mulai mendapatkan beberapa sensasi, beberapa perasaan tentang hal itu sekarang, beberapa pertanyaan muncul tentang itu; apa yang kita lakukan, ke mana kita pergi atau ke mana kita tidak pergi. Kita mengatakan kita memiliki hati nurani tentang hal itu, tetapi ini adalah hati nurani lain yang tidak pernah kita miliki sebelumnya. Kita memang memiliki hati nurani sebelumnya, tetapi ini adalah yang baru – seperangkat hukum yang sama sekali baru yang tidak pernah mengatur kita sampai saat ini. Bukankah itu benar? Saya tahu ini dimulai dengan cara yang sederhana.
Kita semua ingat pertama kali kita memiliki pertanyaan tentang sesuatu yang belum pernah menjadi pertanyaan sebelumnya, kita mengingatnya dengan baik. Kita ingat pertama kali itu ketika di dalam diri kita Roh Allah meletakkan jari-Nya pada sesuatu, dan mengemukakan suatu masalah. Kita merasa tidak nyaman, mungkin sengsara … sesuatu yang tidak dapat kita jelaskan dan definisikan sama sekali; sesuatu yang kita tidak merasa benar. Kita belajar setelah itu bahwa itu adalah perkara yang sangat penting. Kita menyadari bahwa kemajuan kehidupan rohani kita terkait dengan perhatian kita terhadap hal itu. Kita menetap di tempat kita berada sampai hal itu menemukan jawabannya di dalam hati kita. Semua itu sangat benar, bukan? “Aku akan menuliskannya di dalam hati mereka, Aku akan menaruhnya di dalam batin mereka.” Kebatiniahan perjanjian baru yang dimulai pada hari Pentakosta, itu ada di hari Pentakosta; itu adalah Hari Perjanjian Baru. Itulah artinya untuk memiliki Roh Kudus.
Dan izinkan saya mengatakan ini, ini adalah hal yang luar biasa, yang luar biasa, untuk melihat hidup-hidup (khususnya, jika boleh saya katakan demikian, remaja laki-laki dan remaja perempuan) yang berada di jalan itu yang berjalan dengan Tuhan, dan tidak perlu memiliki hukum yang diterapkan kepada mereka oleh orang tua, atau pengkhotbah, atau orang lain; hanya tidak perlu diberi tahu: menjadi hidup kepada masalah-masalah ini dan mampu berkata: “Tuhan telah berbicara kepadaku tentang itu!” Jika ada yang menyebutkannya, maka mereka akan berkata: “Baiklah, baiklah, Tuhan telah menyentuh aku tentang hal itu.” Bukankah itu hebat? Itu adalah tanda yang pasti, tanda pasti dari Roh Kudus di dalam batin. Oh untuk lebih banyak lagi dari itu! Oh, untuk lebih banyak lagi dari itu, karya agung Roh Kudus ini atas dasar Perjanjian Baru! Jika perlu Roh Kudus mengatakan, “Jangan” tidak apa-apa jika Ia mengatakan “Jangan,” atau jika Ia mengatakan, “Engkau harus”. Artinya, Roh adalah Wasitnya, Seorang yang datang di antara yang benar dan yang salah, dan memberikan keputusan-Nya di dalam hati – di dalam hati. Pentakosta adalah Hari Perjanjian Baru, dan ini tidak terjadi di berabad-abad yang lalu, ini terjadi sekarang! Ini adalah sekarang, ini adalah untuk zaman ini, seperti yang Tuhan katakan.
Dan, sebagai penutup untuk saat ini, Pentakosta, seperti yang saudara ketahui, seperti yang baru-baru ini kami katakan, adalah Hari Perayaan Buah Sulung – saat di ekonomi lama tuan kebun keluar dan melihat biji-bijian matang pertama, mengumpulkannya ke dalam berkas, membawanya pulang, membuatnya menjadi dua roti. Dua roti, dan mengambilnya, dan meletakkannya di kaki imam besar. Buah sulung dari tuaian sebagai tanda kesetiaan Allah, kasih karunia Allah, kecondongan Allah untuk menyenangkan, niat Allah untuk memberikan semua yang dilambangkan dan ditandakan oleh itu – tanda warisan penuh yang diambil dengan iman di dalam dua roti. Dua roti. Saudara tahu, dalam simbolisme Alkitab, dua selalu merupakan jumlah kesaksian yang cukup. Ketika saudara memiliki dua saudara memiliki cukup: “Dengan keterangan dua orang saksi,” itu sudah cukup. Jika saudara dapat memperoleh dua, saudara memiliki cukup bagi Allah: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka,” dasar yang cukup bagi Tuhan. “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga” ini cukup.
Dua roti – kesaksian yang cukup. Mengapa? Nah, Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan: dua sisi dari karya penebusan-Nya yang mulia, kini telah naik ke Hadirat Allah, mempersembahkan diri-Nya sendiri dan telah diterima. Seperti yang dikatakan-Nya kepada Maria, ketika ia berusaha untuk memeluk-Nya pada pagi hari kebangkitan itu, “Janganlah engkau memegang Aku; janganlah engkau memeluk Aku; janganlah engkau menyentuh Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Sesuatu telah terjadi. Ia memberikan kesaksian ganda tentang kematian dan kebangkitan kepada Allah Bapa, dan diterima, tetapi sebagai tanda dari semua orang yang ada di dalam Dia, diwakili dan dimasukkan sebagai tuaian penuh-Nya. Tidak heran Tuhan memilih “yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit”, dikatakan, untuk diwakili di Yerusalem pada hari itu, dan Satu yang mewakili buahnya dari segala bangsa yang disaksikan oleh Roh Kudus. Semuanya indah, sangat diberkati.
Di sini, dalam pertemuan kecil seperti ini, satu yang sangat kecil, meskipun demikian cukup banyak bangsa yang terwakili, cukup banyak bangsa untuk menjadi tanda, tetapi Kristus sebagai buah sulung – dari segala bangsa, segala suku, segala bahasa – diterima sebagai tanda dari suatu peristiwa panen besar. Itu adalah kata-kata penyemangat di hari-hari penuh frustrasi di tengah-tengah bangsa-bangsa, hari ketika tampaknya seperti pembatasan dan pengekangan, tetapi karena Ia ada di sana sebagai buah sulung dari semua orang yang percaya, penglihatan itu akan digenapi. “Sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa … jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa” itu adalah bahasa yang memiskinkan! Buah Pentakosta yang tak terlukiskan, Pentakosta: karya Roh Kudus.
Semoga kita semua menjadi buah Roh, benar-benar menjadi buah Roh: sesuatu yang dipersembahkan kepada Allah. Jadi, Tuhan berkata, “Aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati … janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini. Berubahlah oleh pembaharuan budimu, membuat menjadi baru akal budimu.” Itulah pekerjaan dan bisnis Roh Kudus. Semoga Ia memiliki jalan yang bersih di dalam diri kita masing-masing.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.