oleh T. Austin-Sparks
Bab 2 – Apa Yang Terjadi Ketika Kita Menjadi Orang Kristen
Topik umum kita adalah: Apa artinya untuk menjadi seorang Kristen. Minggu lalu kita sibuk dengan signifikan yang sangat besar dari kehidupan orang Kristen; pengaturannya dalam nasehat-nasehat kekal Allah. Malam ini kita akan membahas apa yang terjadi ketika kita menjadi orang Kristen. Izinkan saya ulangi apa yang saya katakan pada pembukaan minggu lalu, sehingga kita akan ditarik bersama dalam kerja sama dalam apa yang sedang dikatakan. Saya memiliki tiga kelas atau kategori orang-orang dalam pikiran: mereka (dan kemungkinan besar ada beberapa di sini) yang tidak memiliki pengalaman pasti tentang kehidupan Kristen, mereka belum memulai. Mereka mungkin berada dalam segala macam kondisi, tetapi mereka membentuk satu kategori. Kemudian mereka yang baru saja memasuki kehidupan Kristen tanpa memiliki banyak pengalaman atau pengetahuan. Dan kemudian tahap yang lebih tua yang tahu segalanya tentang itu. Sekarang, jika sesuatu atau sebagian dari apa yang dikatakan tampaknya tidak sesuai dengan posisi saudara, pikirkan saja bahwa itu mungkin untuk orang lain; saudara nikmati porsi saudara dan cobalah menikmati porsi orang lain juga. Saya mengatakan itu sebab beberapa dari saudara mungkin dapat merasa, “Yah, itu terlalu mendasar, kita sudah lama pergi dari situ” dan saudara mungkin merasa bosan. Tapi ingatlah, orang lain mungkin saja ada di sana, dan seterusnya. Dan saudara akan sangat membantu saya jika saudara mau mengambil sikap itu.
Apa yang terjadi ketika kita menjadi seorang Kristen? Dan kita akan melanjutkan malam ini di sepanjang garis yang sama seperti yang kita ambil minggu lalu, tidak menghabiskan waktu menunjukkan kesalah-tafsirannya, kesalah-pahamannya dan kesalah-gambarannya dari kehidupan Kristen, penyebab mereka, alasan mereka, melainkan kita akan melanjutkan untuk menyajikan kehidupan orang Kristen secara positif sebagaimana yang sebenarnya menurut Firman Allah dan membiarkan saudara untuk membuat perbandingannya dan penyesuaian yang diperlukan. Satu-satunya hal yang akan saya katakan dalam hubungan itu adalah ini, bahwa kita berusaha untuk menjadi terutamanya praktikal. Artinya, kita tidak sibuk dengan penyajian ajaran Kristen dalam dirinya sendiri. Ajaran Kristen akan ada di sini, tetapi secara abstrak; kita tidak tertarik untuk menyajikan ajaran-ajaran Kekristenan; sebagaimana pentingnya mereka itu. Tetapi apa yang menjadi perhatian kita adalah untuk membuat segala sesuatunya praktikal dan berpengalaman – apa yang dapat segera diuji – sehingga sekaligus menjadi jelas tentang apa hal itu dan di mana tempatnya dan apa masalahnya.
Tentu saja ada perbedaan antara fakta dan kebenaran dari kehidupan Kristen, dan penjelasannya. Artinya, ini adalah mungkin untuk memiliki pengalamannya, dan oleh karena itu semua faktanya hadir dalam kehidupan tanpa orang yang bersangkutan mampu menjelaskan fakta-fakta itu. Itu adalah bagian dari bisnis kita: untuk menjelaskan faktanya, dan untuk menantang dalam kaitannya dengan fakta itu. Sekarang, penjelasan tentang kehidupan Kristen harus dikuatkan oleh pengalaman. Artinya, ini seharusnya mungkin bagi saudara untuk mengatakan, “Yah, aku tidak bisa menjelaskannya seperti itu, tetapi aku tahu persis dalam pengalamanku apa yang kamu maksudkan – itu hanya mengungkapkan hidupku sendiri.” Sehingga penjelasan itu harus ditanggung oleh pengalaman, pengalaman harus menguatkan penjelasan itu.
Sekarang, datang kepada hal ini tentang apa yang terjadi ketika kita menjadi orang Kristen. Kita akan menghabiskan sebagian waktu kita dalam mencari untuk mendapatkan apa yang ada di belakang perkara menjadi seorang Kristen ini, untuk mendapatkan fakta-fakta tertentu lainnya – fakta-fakta yang dinyatakan atau diungkapkan di dalam Alkitab, dan yang sesuai dengan pengalaman manusia. Di sinilah di mana saudara akan dapat memberikan penilaian saudara sendiri atas situasi tersebut.
Pertama-tama, kemudian, mendapatkan ke belakang perkara menjadi seorang Kristen, kita sampai pada:
Dan apa yang kita temukan sebagai situasinya dengan manusia dalam kodratnya adalah bahwa hubungannya dengan Allah benar-benar terkilir. Kita orang Kristen berkata ‘terkilir’, sebab kita percaya apa yang diajarkan Alkitab: bahwa segala sesuatunya pernah baik-baik saja, dan mereka telah menjadi salah. Jika saudara, untuk sementara waktu, lebih memilih untuk mengabaikan kata ‘terkilir’, ini tidak ada bedanya dengan situasinya karena hal-hal tidak teratur antara manusia dan Allah. Apakah mereka tidak pernah demikian, atau pernah demikian dan telah masuk ke dalam keadaan itu, tidak perlu mengkhawatirkan kita untuk saat ini. Untuk saat ini, kita akan datang dengan kekuatan itu. Namun faktanya adalah, hubungan antara manusia dan Allah sedang dalam kondisi hancur. Itu adalah fakta mendasar dan fundamental. Hubungannya terputus-putus; ini ada dalam keadaan tegang. Ada jarak antara manusia dan Allah. Hubungannya, atau ‘ketidak-berhubungan’-nya, adalah hal yang sangat tidak menyenangkan: situasinya sama sekali tidak bahagia di mana manusia dan Allah bersangkutan secara alami. Hubungan itu sama sekali tidak produktif; tidak ada yang dihasilkan darinya. Ini cukup tandus dan sunyi, tidak berbuah.
Tapi itu kurang lebih negatif; ini lebih buruk daripada itu dalam banyak kasus, ini antagonis secara positif dalam sangat banyak kasus. Manusia berada dalam keadaan antagonisme dengan Allah dalam kodratnya, dan seringkali dalam pikirannya, dalam sikapnya, dan dalam referensinya kepada Allah; ada keadaan konflik. Ada banyak kecurigaan dalam pikiran atau hati manusia tentang Allah. Banyak kebencian yang terdapatkan di dalam banyak hati manusia. Dan kita dapat melangkah lebih jauh – sebab Alkitab melangkah sejauh ini – dan mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, mungkin tidak sedikit, bahkan ada kebencian di dalam hati manusia terhadap Allah. Kita bertemu dengan itu kadang-kadang, keadaan antagonisme dan kebencian yang sangat positif ini.
Itu adalah fakta pertamanya – hubungan antara manusia dan Allah secara alami semuanya kacau, rusak, terkilir dan ditandai oleh karakteristik dan fitur yang telah saya sebutkan ini.
Itu tidak semuanya. Kita harus masuk ke dalamnya dan melangkah lebih jauh. Manusia memiliki seperangkat indera milik makhluk rohaninya yang tidak berfungsi – seperangkat indera yang sesuai dengan indera fisiknya. Indera fisiknya, seperti yang saudara ketahui adalah: penglihatan, pendengaran, perasaan, pengecapan, penciuman. Tetapi manusia memiliki seperangkat panca indera lain yang bukan fisik, tetapi yang adalah milik manusia batiniahnya. Rekanan dari kelima indera fisik itu, dan di dalam manusia secara alami, indera-indera lainnya ini tidak berfungsi. Alkitab berbicara tentang semua indera ini secara rohani dalam hubungannya dengan Allah.
Alkitab berbicara tentang melihat Allah, yang sama sekali bukan secara fisik; ini tidak dengan mata alami. Ada bagian kecil yang paling dikenal: “Orang yang suci hatinya … mereka akan melihat Allah.” Itu tentunya bukan perkara fisik. Penglihatan.
Sekali lagi, pendengaran. Ada pendengaran rohani akan Allah yang tidak dapat didengar melalui telinga alami atau fisik. Ini adalah sesuatu di dalam hati. Ini bukan suara, tetapi ini sesuai dengan itu secara rohani. Orang-orang dapat mengatakan bahwa mereka telah mendengar Tuhan berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak pernah mendengar apa pun dengan telinga alami mereka. Pendengaran.
Pengecapan? Ya, Alkitab berkata: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu”, dan tidak ada yang berpikir bahwa itu adalah perkara fisik.
Penciuman … itu tampaknya sulit, mungkin. Tapi saudara lihat, bagaimana pun juga, kita tahu apa yang kita maksudkan, tanpa faktor fisik apa pun yang datang masuk, ketika kita mengatakan bahwa kita sedang mencium sesuatu. Kita masuk ke sebuah ruangan, dan ini bukan fisik melalui indera penciuman oleh organ hidung kita, tetapi ada sesuatu di udara … orang-orang telah berbicara, dan kita melihat raut wajah mereka, dan ketika kita datang masuk mereka tiba-tiba menjadi diam dan saling memandang, dan kita ‘mencium’ sesuatu. Dan saudara tahu, ini adalah mungkin untuk mencium kehadiran Allah.
Apakah saudara melihat apa yang saya maksudkan? Seluruh rangkaian kemampuan rohani yang menghubungkan kita dengan Allah ketika mereka berada dalam tatanan dan fungsi yang tepatnya, dan di dalam manusia alami, di dalam manusia yang belum dilahirkan kembali, indera-indera itu tidak berfungsi sama sekali. Tidak ada penglihatan Allah, dengan cara itu; tidak ada pendengaran Allah berbicara kepada mereka; tidak ada merasakan Allah – merasakan Allah – ini adalah hal yang luar biasa untuk merasakan Allah, bukan dengan tangan saudara, tetapi dengan cara batiniah. Tidak ada pengecapan bahwa Tuhan itu baik, tidak ada merasakan Allah atau mencium Allah di dalam manusia alami. Semua hal ini rusak – namun Alkitab berbicara banyak tentang mereka. Jika saudara ingin pergi dan mencarinya lagi, Alkitab mengajarkan bahwa kondisi manusia, kondisi manusia menegaskan dan menguatkan bahwa di mana Allah bersangkutan, manusia itu buta, manusia itu tuli, manusia itu mati rasa – tidak memiliki perasaan – manusia itu tidak peka terhadap Allah. Saya katakan kita sedang bersikap praktikal. Apakah itu benar? Itulah masalahnya dengan siapa pun dari saudara yang mungkin tidak pernah memiliki pengalaman Kristen yang pasti: saudara tidak melihat Allah dengan cara ini, saudara tidak mendengar Allah, saudara tidak merasakan Allah, saudara tidak sadar akan Allah; Allah tidak nyata, terpencil, jauh, jika Ia memang ada. Saudara tidak mengenal Dia.
Tetapi Alkitab melangkah lebih jauh lagi, dikatakan bahwa manusia karena kelahiran alami kekurangan hal lain itu yang sesuai dengan (dan saya menggunakan kalimatnya) “keberadaan-biologis”-nya, yaitu, kehidupan. Kita memiliki keberadaan biologis yang kita sebut “kehidupan”. Dan tentu saja, ini merupakan hal yang sangat penting bahwa Perjanjian Baru menempatkan dua kata yang berbeda pada dua kelas orang yang berbeda. Alkitab menggunakan satu kata bios itu tentang kehidupan alami, tetapi Alkitab tidak pernah menggunakan kata itu tentang kehidupan orang Kristen, Alkitab menggunakan kata yang seluruhnya lain yang berartikan sesuatu yang sama sekali berbeda. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa manusia pada dasarnya tidak hanya kekurangan fungsi-fungsi indera rohaninya, tetapi ia juga kekurangan apa yang sesuai dengan keberadaan alamiahnya – kehidupan. Singkatnya, Alkitab mengatakan bahwa manusia sudah mati; tidak hanya buta dan tuli dan tidak peka terhadap Allah, tapi ia sudah mati. Ia mati! “Maut itu telah menjalar kepada semua orang”, kata Firman Allah.
Ia mati kepada arti sebenarnya dari keberadaannya sendiri. Manusia secara alami tidak tahu mengapa ia dilahirkan, mengapa ia ada. Kita memiliki segala macam akun tentang keberadaannya di dunia – penjelasan dan alasan, mengesampingkan tanggung jawab, dan sebagainya – semuanya membuktikan bahwa ia sepenuhnya mati terhadap arti sebenarnya dari keberadaannya sendiri. Ia membuat yang terbaik darinya – dan kadang-kadang itu adalah yang terbaik yang akan dilakukan seseorang dalam hidupnya; tetapi, bagaimanapun juga, ketika dikaitkan dengan Allah dan dikaitkan dengan kekekalan, ia tidak tahu mengapa ia hidup, mengapa ia ada. Ia mati terhadap itu. Ia mati terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang kekal dan sorgawi. Sungguh suatu hal yang sia-sia dan tanpa harapan untuk berbicara kepada manusia secara alami tentang hal-hal Sorgawi dan hal-hal Allah! Ia memandang kepada saudara, ia menatap kepada saudara, ia tidak tahu apa yang sedang saudara bicarakan. Itu milik dunia yang sama sekali tidak ia kenal; jauh, sesuatu yang berbeda, dan ia benar-benar bosan. Dan ia mungkin adalah orang yang sangat baik dari sudut pandang tertentu, seseorang yang sangat terpelajar. Ia mungkin menempati posisi yang sangat tinggi dan dihormati di antara manusia dan ia mungkin orang yang sangat beragama. Dan ada orang seperti itu yang datang kepada Yesus, contoh yang luar biasa dari produk terbaik umat manusia di luar Kristus; dan di atasnya ditangguhkan satu tanda tanya besar. Ia penuh dengan interogasinya. “Bagaimana …? Bagaimana …?” Dan Yesus berkata, “Yah, tidak ada gunanya berbicara denganmu tentang hal-hal sorgawi sama sekali. Kamu tidak termasuk dalam alam itu; kamu mati terhadap itu.”
Nah, itu sisi negatifnya, sekarang, apakah ini benar? Saya katakan pada awalnya bahwa saudara dapat menguji segalanya. Ini bukan hanya pernyataan ajaran Kristen yang abstrak. Ini adalah pernyataan fakta yang dapat diverifikasi. Beberapa dari saudara mungkin mengetahuinya sekarang dalam pengalaman saudara sendiri. Banyak dari saudara memang mengetahuinya di masa lalu, tetapi terpujilah Allah, saudara tidak lagi mengetahuinya. Manusia sudah mati, menurut Alkitab. Di mana Allah bersangkutan, tidak ada tanggapan di sana; tidak ada gunanya untuk berbicara dengan mayat, saudara tidak akan mendapatkan apa-apa kembali. Tidak ada korespondensi, tidak ada pertukaran, tidak ada komuni, tidak ada persekutuan dan itulah tepatnya apa yang dikatakan oleh Alkitab dan pengalaman manusia tentang kondisi manusia secara alami.
Hal itu tentunya membawa kita ke titik yang sangat praktikal dalam mendekati pertanyaan ini: “Apa yang terjadi ketika kita menjadi orang Kristen?” Ada dua bagian dari Kitab Suci Perjanjian Baru yang menurut saya merangkumnya dengan sangat ringkas dan lengkap. Yang satunya adalah pernyataan itu, yang begitu akrab, namun begitu sedikit dipahami bahkan oleh orang Kristen, pernyataan yang dibuat kepada orang yang saya sebutkan tadi, yang datang dengan pertanyaan besarnya, kelipatannya, “Bagaimana …?” Dan Yesus hanya menatapnya, dan tidak mencoba menjawab pertanyaannya sama sekali, Ia tahu betapa putus asanya untuk berbicara dengan orang mati. Ia memandangnya, dan berkata: “Kamu harus dilahirkan kembali”, atau secara harfiahnya, lebih tepatnya: “Kamu harus dilahirkan dari atas.” Bagian lain juga sangat terkenal, dari salah satu surat Paulus: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru.” Dua kata itu merangkum apa yang terjadi: “dilahirkan kembali”, “ciptaan baru.” Dan itu membawa kita tepat di atas dasar yang baru saja kita bahas secara terbalik. Ketika kita menjadi seorang Kristen dalam pengertian ini (dan saya tidak tahu tentang menjadi seorang Kristen dalam pengertian lain, yaitu, dengan baik dan benar – saya katakan saya akan menjauhkan diri dari dasar negatif dan menetap pada dasar positif) tetapi ini bukanlah menjadi seorang Kristen hanya untuk menerima ajaran agama Kristen dan memberikan persetujuan mental kepada mereka, atau bergabung dengan beberapa masyarakat yang disebut lembaga Kristen, meskipun mereka mungkin pergi dengan nama “jemaat”. Itu bukanlah menjadi seorang Kristen dalam pengertian Perjanjian Baru. Satu-satunya ‘menjadi orang Kristen’ yang benar adalah di sepanjang garis ini: dilahirkan kembali, ciptaan baru – yang berarti saudara menjadi spesies yang berbeda dari diri saudara sebelumnya, dan dari semua orang lain yang belum memiliki pengalaman itu.
Tetapi ketika kita demikian menjadi orang Kristen, apa yang terjadi? Keadaan kematian kita memberi tempat untuk:
Kehidupan yang lain ini, Kehidupan yang direservasi ini, yang manusia secara alami belum pernah miliki, kecuali Yesus Kristus; Hidup ini – yang bahkan tidak akan kita berikan dalam terminologi Perjanjian Baru – Hidup ini diberikan pada hari latihan iman kita terhadap Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebuah semangat hidup baru terjadi.
Ini adalah pengalaman pertama yang indah dan mendasar bagi orang Kristen. Orang Kristen pada saat itu melompat ke dalam kehidupan dan segera mulai berbicara bahasa baru tentang sekarang mengetahui – mengetahui arti kehidupan, apa artinya untuk hidup, dan sebagainya. Tapi itu dia; kita harus mulai tepat dari awalnya: apa yang terjadi ketika kita menjadi orang Kristen? Yah, kita hidup kembali dari maut! Kita menjadi hidup, tetapi bukan hanya resusitasi dari sesuatu. Ini adalah pemberian dari apa yang tidak pernah ada di sana sebelumnya: sebuah kehidupan baru, milik ciptaan baru; yaitu, suatu tatanan baru, yang merupakan tatanan sorgawi sebab ini adalah pribadi yang “dilahirkan dari atas.” Yesus tidak pernah mengatakan hal yang lebih benar daripada itu. “Kamu harus dilahirkan kembali”. Dan jika ada seseorang di sini pada malam ini yang belum pernah memiliki pengalaman itu, saudara tahu, saudara tahu karena kebenaran dari apa yang telah saya katakan tentang kondisi alami, saudara tahu betul bahwa, nah, jika saudara akan melihat Allah dengan cara ini, dan mendengar Allah dengan cara ini, dan merasakan dan sadar akan Allah dengan cara ini, sesuatu harus terjadi pada saudara, yang tidak kurang dari apa yang berhubungan dengan dilahirkan kembali sekali lagi di alam lain. Saudara tahu itu, saudara harus mengakuinya. Yesus benar, bagaimanapun juga, tentang hal itu, bukankah demikian? Ini benar. “Kamu harus …” ini bukan hanya keharusan dari sebuah perintah, ini bukan hanya sebuah pernyataan bahwa saudara harus menjadi seorang Kristen untuk diterima bersama Allah, ini adalah pernyataan fakta yang mendasar dan konstitutional bahwa saudara tidak akan pernah, bahkan tidak akan pernah merasakan Allah secara nyata, lebih lagi mengatakan apa pun tentang memiliki persekutuan yang hidup dengan Allah, kecuali sesuatu terjadi yang benar-benar konstitutional. Saudara harus memiliki hidup baru, yang adalah Hidup Allah itu sendiri, untuk membuat saudara mengerti apa itu Allah, untuk mengenal Dia.
Kehidupan baru ini kemudian segera memperkenalkan:
Ini adalah kesadaran tentang Allah. Ini adalah kesadaran akan Allah. Segera saudara menjadi hidup kepada Allah – saudara merasakan Allah. Allah menjadi kenyataan, kenyataan yang hidup: tidak lagi terpencil, jauh, tidak pasti, sekarang sangat tersayang, sangat nyata, sangat indah, kenyataan terbesar dalam seluruh hidup saudara: Allah. Dengan cara baru, kesadaran baru akan Allah.
Dan kemudian ke aspek berikutnya: kesadaran baru tentang makna keberadaan saudara sendiri. Setiap orang Kristen yang benar-benar didirikan di atas dasar permulaan ini, dari dasar kebangkitan, hampir segera melompat ke dalam kesadaran ini: “Sekarang aku mendapatkan penjelasan tentang kehidupan! Aku memiliki kunci kehidupan! Aku tahu bahwa aku dilahirkan untuk sesuatu! Aku tidak pernah sebelumnya tahu bahwa aku benar-benar dilahirkan untuk sesuatu, tetapi aku tahu sekarang. Ada rasa makna dalam keberadaan aku di sini, dan dari takdir, yang terbungkus dalam pengalaman baru ini. Ini memberikan penjelasan untuk hidup-ku sendiri.” Apakah itu tidak benar, orang-orang Kristen? Ini hanya seperti itu, “Sekarang kita tahu, sekarang kita tahu mengapa kita ada di sini” – sebuah kesadaran baru.
Dan, untuk membawa itu selangkah lebih jauh – ini adalah kesadaran baru akan tujuan dan panggilan; tidak hanya bahwa ada makna dalam kita yang hidup ini, tetapi ada tujuan yang datang dengan hidup baru ini, suatu rasa panggilan. Kita dipanggil untuk sesuatu. Dan saudara tidak perlu mendapatkan banyak instruksi tentang itu. Saudara bahkan tidak menunggunya. Anak Allah yang benar-benar dilahirkan kembali secara spontan, secara naluriah, mulai berbicara kepada orang lain tentang hal itu. Saudara dapat menguji kehidupan Kristen saudara dengan itu. Saudara hanya memulai begitu saja, saudara harus memberi tahu mereka, saudara harus membicarakannya, saudara harus memberi tahu mereka. Itu adalah panggilan yang datang keluar. Saudara merasa terpanggil untuk sesuatu, ada bisnis di tangan. Dan itu bisa berkembang, seperti yang saudara ketahui, untuk panggilan tertentu. Tetapi ini adalah kesadaran akan tujuan, makna dan panggilan yang muncul dengan kehidupan baru ini.
Dan kemudian ini adalah:
Kita tahu itu; inilah yang terjadi. Tidak ada gunanya berbicara dengan siapa pun yang belum memiliki pengalaman tentang hal-hal ini. Mereka memiliki hubungan mereka, minat mereka, keinginan mereka, dan mereka hanya membenci saudara karena saudara tidak melalukan apa yang mereka lakukan dan pergi ke mana mereka pergi dan terlibat dalam hal-hal yang merupakan segalanya bagi mereka. Dan mereka tidak mengerti saudara – tidak mengerti. Mereka pikir saudara telah kehilangan jalan, bahwa saudara telah kehilangan segala sesuatu yang berharga. Tapi saudara tahu betul bahwa ini justru sebaliknya. Saudara tidak membenci mereka, tetapi saudara mengasihani mereka, kasihan pada mereka. Ini adalah seperangkat hubungan yang transeden dan superlatif. Orang-orang Kristen mengetahui arti dari ungkapan kecil itu tentang hamba-hamba Allah yang mula-mula yang ditangkap itu sebab mereka melakukan hal ini sendiri – memenuhi, mengekspresikan, rasa panggilan, dan tidak menyimpannya di dalam dan menyimpannya untuk diri mereka sendiri – ditangkap dan dibawa ke hadapan penguasa-penguasa dan diancam dan sebagainya. “Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka” – secara naluriah, secara naluriah kepada teman-teman mereka. Yah, kita tahu apa artinya itu. Ada sebuah ‘perkumpulan’ baru – hubungan baru, persekutuan baru, serangkaian keinginan dan minat baru – tidak ada orang lain yang dapat memahami atau menghargai, tetapi orang-orang Kristen mengenal mereka. Itulah yang terjadi! Itulah yang terjadi.
Dan selanjutnya:
Dan ini adalah hal yang luar biasa tentang kehidupan ciptaan baru, ini yang disebut kehidupan ‘kelahiran baru’, kehidupan Kristen sejati ini, ini adalah hal yang luar biasa bahwa saudara mendapatkan seperangkat kapasitas mental baru, sesuatu yang berbeda dari, dan tambahan pada, dan melampaui kapasitas mental alami. Maksud saya pemahaman baru tentang hal-hal, dan ini adalah hal yang luar biasa ini, salah satu keajaiban kehidupan orang Kristen. Saudara mungkin menemukan seseorang yang tidak memiliki keuntungan besar secara akademis, pendidikan, atau dalam bidang lain; seorang yang sangat biasa, namun, datang ke dalam pengalaman yang nyata dari kehidupan Kristen, mereka menjadi sangat cerdas, dan berpengetahuan dan pengertian dan mereka memiliki wawasan tentang hal-hal yang orang dengan pendidikan tertinggi dan otak terbesar sama sekali tidak mampu menangkap atau memahaminya.
Hal yang kita orang Kristen ketahui dengan sangat benar, sehingga sangat sering kita berpikir bahwa orang tersebut, orang tertentu itu, karena prestasi dan kualifikasi akademis seperti itu, pastinya dapat memahami, dan kita pastinya dapat memiliki beberapa pertukaran yang baik dengan mereka ketika kita mulai berbicara tentang hal-hal tentang Tuhan, dan kita menemui kekosongan. Mereka tidak tahu apa yang sedang kita bicarakan. Tapi di sini ada laki-laki atau perempuan sederhana yang tahu. Ini adalah kemampuan mental yang baru, seperangkat kapasitas dan kekuatan untuk memahami hal-hal dari Roh Allah, mengetahui apa yang tidak dapat diketahui oleh manusia alami – bukan dengan cara belajar, tetapi dengan cara persekutuan dengan Allah. Sungguh hebat!
Kapasitas baru untuk memahami, untuk mengetahui, dan ini berkembang dan bertumbuh seiring berjalannya orang Kristen. Kekuatan baru dalam transaksi dan tindakan – dalam ‘melakukan’. Orang Kristen memiliki kekuatan untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan orang lain: kekuatan untuk bertahan, kekuatan untuk mengatasi, dan kekuatan untuk bekerja. Banyak teman saya di sini pada malam ini akan mengerti saya ketika saya mengatakan bahwa kadang-kadang – dan sangat sering, tampaknya – bahwa Tuhan bersusah payah untuk melemahkan kemampuan alami kita untuk melakukan, demi memimpin kita ke dalam kehidupan di mana kita dapat melakukan tanpa ‘melakukan’ apa pun, dan itu tanpa penjelasan alami sama sekali. Jika saudara melihat banyak hal yang telah dilakukan melalui orang-orang Kristen sejati di dalam sejarah di dunia ini, saudara tidak akan dapat mempertanggung-jawabkannya sama sekali secara alami. Mereka adalah hal-hal yang lemah, hal-hal yang rapuh, hal-hal yang didiskon di dunia ini. Tetapi lihatlah apa yang telah Allah lakukan melalui “hal-hal yang lemah” dan “apa yang tidak ada”! Kekuatan untuk meraih, mencapai, melakukan, yang sama sekali baru!
Sebuah kesadaran baru, seperangkat hubungan dan minat baru, seperangkat kapasitas baru.
Sebuah harapan baru – itulah ciri orang Kristen sejati. Sebuah prospek yang sama sekali baru telah muncul; kita akan melihat lebih banyak lagi tentang hal itu nanti dalam perjalanan malam kita ini. Tetapi di sini harus dinyatakan bahwa orang Kristen, jika seorang Kristen yang sejati, bukanlah orang yang dicirikan oleh keputusasaan, kehilangan harapan, oleh rasa frustrasi dan kekecewaan yang final, tetapi seorang Kristen adalah seorang yang, jauh di lubuk hatinya ada berakar kesadaran bahwa ada sesuatu yang indah di depan, sesuatu yang terbentang di luar sana. Argumen terakhir untuk akhirat tidak ada dalam sistem pengajaran apa pun tentang sorga atau alternatifnya. Ini ditemukan di dalam hati, ini ditemukan di dalam hati, ini ditemukan di dalam kehidupan – ini ditemukan di dalam dinamika yang hebat. Apa itu yang membuat orang Kristen tetap bertahan menghadapi kesulitan dan penderitaan dan pertentangan yang tak terkatakan? Apa itu? Apa itu? Yang lain menyerah, berhenti, melepaskan, jatuh ke dalam keputusasaan, orang Kristen hanya melanjutkan – bukan karena orang Kristen memiliki kualitas alami yang lebih baik daripada yang lain, dengan lebih banyak keuletan dan keteguhan. Tidak sama sekali. Sekali lagi, seringkali ini adalah yang lemah, seperti yang diperhitungkan oleh manusia; tapi ada ini yang terjadi. Apa itu? ini adalah sesuatu, sesuatu yang telah mencengkeram di dalam: ini bukan akhir dan ini belum semuanya, dan ada apa yang terbentang di luar sana. Ada harapan ini, yang datang dari “Allah sumber pengharapan.”
Sekarang, ketika saya telah mengatakan semua itu, apa penjelasan dari semua itu? Sebuah kehidupan baru, kesadaran baru, hubungan baru, dan segala hal baru (dan saya tidak melebih-lebihkan kehidupan Kristen). Apa jumlah dari semuanya itu? Apa rahasia inklusifnya? Saudara lihat, ini bukan hanya bahwa orang Kristen menerima beberapa hal yang abstrak. Saudara dapat menyebutnya kehidupan, saudara dapat menyebutnya pemahaman, saudara dapat menyebutnya pengharapan, saudara dapat menyebutnya kekuatan, tetapi ini bukanlah hal-hal yang abstrak. Orang Kristen sejati yang dilahirkan kembali telah menerima, bukan sebuah abstraksi, tetapi seorang Pribadi. Allah memberikan Roh-Nya kepada mereka yang menaati-Nya. Karunia Roh Kudus adalah penjelasan inklusif dari semuanya. Dan saya mengatakan itu demi membawa hal-hal ke alam yang benarnya.
Saudara lihat, Roh Kudus adalah Allah! Adalah Allah; tidak kurang dari Allah, dan Roh Kudus memiliki segala kecerdasan dan pengetahuan Allah, semua kuasa Allah, prospek kekal Allah; unsur kekekalan, keabadian. Semua yang benar tentang Allah adalah benar tentang Roh Kudus. Sekarang, jika, jika Allah memberikan Roh Kudus untuk tinggal di dalam diri seseorang, dan orang itu belajar seperti bayi sejak awal, hari demi hari, tahun demi tahun, untuk berjalan dalam persekutuan dengan Roh Kudus yang berdiam di dalam, orang itu pastinya, pastinya akan tumbuh dalam semua hal yang telah katakan ini. Pastinya akan mengetahui Kehidupan Ilahi – Kehidupan Allah sendiri di dalam.
Ini adalah hal yang luar biasa, ketika saudara memikirkannya – bukan hanya sebuah ‘Itu’, tetapi Diri-Nya sendiri, Allah di dalam Kristus oleh Roh Kudus, Hidup kita sendiri. Saya suka cara Alkitab mengatakan itu tentang Allah: “Dia, Dia” atau “Engkau adalah segala hari-ku – Engkau adalah segala hari-ku.” Pikirkanlah itu. Itu berarti bahwa jika Allah benar-benar adalah bagian kita, berdiam di dalam, maka, durasi kita, mantra kita, tidak ditentukan oleh hal-hal, oleh hal-hal alami. Ia adalah segala hari kita. Kita akan mati ketika Ia mengatakan waktunya telah tiba, dan bukan sebelumnya. Saudara lihat, hal-hal ada di dalam tangan-Nya, dan sampai saat itu ancamannya mungkin banyak. Ancamannya mungkin banyak, tetapi Hidup-Nya tetap, dan kita bangkit kembali dan bangkit kembali dan bangkit kembali. Kita pikir akhirnya telah datang, tetapi kita bangkit kembali dan terus berjalan – ada kelanjutan karena Ia adalah Hidup kita. Ini adalah seorang Pribadi. Roh Kudus disebut “Roh Kehidupan” – untuk tinggal di dalam adalah hal yang sangat indah.
Jadi, jika Ia memiliki segala kecerdasan Ilahi, dan kita berada di sekolah-Nya, hidup bersama-Nya, menjaga persekutuan dengan-Nya hari demi hari, kita akan tumbuh dalam kecerdasan ini, yang tidak dimiliki manusia alami – bertumbuh dalam pengetahuan, bertumbuh dalam pemahaman, bertumbuh dalam kemampuan untuk memahami hal-hal Allah, yang tidak dapat dipahami oleh siapa pun, selain oleh Roh Allah. Saya ingin menekankan hal itu. Ini adalah Roh Kudus itu sendiri. Saya tahu bahwa orang Kristen, dengan demikian, percaya pada Roh Kudus – mayoritas orang Kristen evangelis percaya pada Pribadi Roh Kudus. Mereka meletakkan artikelnya di sana – Roh Kudus – sedangkan yang lain berbicara tentang ‘Roh Kudus’. Tetapi ini adalah bagian dari iman Kristen kita untuk percaya kepada Roh Kudus sebagai seorang Pribadi dan untuk memiliki pengetahuan tentang ajaran Roh Kudus: pekerjaan-Nya, kuasa-Nya. Tetapi saya menemukan, teman-teman saya yang terkasih, saya menemukan di antara orang-orang Kristen kurangnya pemahaman yang sangat disayangkan tentang apa artinya untuk memiliki Roh Kudus benar-benar berdiam di dalam. Dan itu diungkapkan, itu diungkapkan dan dimanifestasikan oleh fakta itu sendiri bahwa mereka dapat bertindak dan berbicara dengan begitu bertentangannya dengan Roh Kudus tanpa diperiksa oleh-Nya. Kita heran betapa banyak orang Kristen yang dapat berbicara dengan cara yang pastinya tidak disetujui oleh Roh Kudus, namun, namun mereka sama sekali tidak menyadari faktanya bahwa Roh Kudus tidak setuju dengan mereka. Ada sesuatu yang salah di sini tentang ini, ekspresi praktikal dari Roh Kudus yang berdiam di dalam. Begitu banyak orang Kristen dapat mempercayai kebohongan tentang orang lain, dan mengulanginya, dan tidak pernah diperiksa oleh Roh Kudus di dalam atau tidak pernah mencatat ketidak-setujuan Roh Kudus; sebab Ia adalah Roh Kebenaran. Ada sesuatu yang tidak benar di sini.
Sekarang, kehidupan Kristen yang sejati, dan kita harus pergi kepada Allah tentang hal ini jika kita adalah orang Kristen, berarti bahwa di mana pun Roh Kudus tidak setuju dengan apa pun yang kita katakan atau lakukan, dengan cara kita mengatakannya atau melakukannya, kita seharusnya mengetahuinya. Kita seharusnya mengetahuinya! Sekaligus kita seharusnya mencatatnya – bukan sebuah suara, tetapi perasaan – Roh Kudus pada dasarnya berkata, “Aku tidak setuju denganmu – itu salah! Itu tidak benar, itu tidak benar, itu tidak baik, itu tidak baik, itu tidak ramah.” Ada kebutuhan yang sangat besar untuk kenyataan Roh yang berdiam di dalam diri untuk diungkapkan. Sekarang, saya tidak mengatakan bahwa kegagalan untuk mengenali dan merasakan dan membedakan itu berarti bahwa Roh Kudus tidak ada di sana; tetapi saya bermaksud bahwa kita tidak berjalan di dalam Roh jika hal itu demikian. Ada sesuatu di mana kita bersangkutan, yang diperlukan dalam hal penyesuaian.
Tetapi, sampai pada hal yang positif (itu adalah kata koreksi) datang kepada yang positif, saudara melihat kehidupan Kristen yang sejati bisa seperti ini; ini bisa jadi, dan seharusnya seperti ini: Roh Kudus berdiam di dalam, dan ketika saudara atau saya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak disetujui-Nya, kita langsung mengetahuinya. Kita memiliki firasat buruk tepat di tengah-tengah kita, dan kita tidak dapat menghilangkannya sampai kita pergi kepada Tuhan dan berkata, “Ternyata aku salah dalam apa yang aku katakan, Tuhan, maafkan aku dan singkirkanlah hal itu. Dan jika itu menyakiti seseorang, mari kita coba memperbaikinya.” Itu adalah hidup di dalam Roh; itu sangat praktikal, saudara lihat.
Itulah yang terjadi ketika kita menjadi orang Kristen. Ini dimulai seperti itu. Yah, awalnya sangat sederhana. Jika saudara baru dalam kehidupan Kristen, saudara pasti harus mengetahui sesuatu seperti ini dengan cara yang sederhana. Mungkin saudara pergi untuk melakukan apa yang biasa saudara lakukan, dan sesuatu di dalam diri saudara berkata, “Oh, tidak, tidak sekarang – itu milik masa lalu.” Nah, itu adalah awal yang sederhana, bukan? Jika saudara melanjutkan, saudara akan membakar jari saudara – dan saudara tahu ketika saudara membakar jari saudara, sebab saudara hidup! Jika saudara mati, saudara akan melakukan hal-hal ini dan tidak merasakannya, tetapi karena saudara hidup, saudara merasakannya.
Nah, itulah yang terjadi ketika kita menjadi orang Kristen, singkatnya, sangat sederhananya; tetapi, sementara saya tahu bahwa banyak dari saudara mengetahui semua itu, saya merasa bahwa dengan begitu banyak orang yang datang kepada Kristus pada hari-hari ini, awal dari kehidupan Kristen, penting bagi mereka untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh kepada apa mereka telah datang, benar-benar apa yang telah terjadi pada mereka. Mereka mungkin dapat mengatakan, seperti yang telah saya katakan pada malam ini: “Ya, baiklah, aku tidak dapat menjelaskannya, aku tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata atau mendefinisikannya; tetapi aku tahu apa yang kamu maksudkan. Itu benar sekali, itu cukup benar dalam pengalaman-ku.” Tapi, saudara lihat, ini adalah sesuatu yang lebih dari sekedar perasaan. Kita harus memahami, ada banyak pemahaman, jika kita cerdas tentang hal-hal ini.
Semoga Allah menjadikan kita orang Kristen yang cerdas – orang-orang Kristen yang terus berjalan dalam Hidup, bersekutu dengan Roh-Nya di dalam, dan bertumbuh sepanjang waktu. Oh, jangan sampai jika ada orang Kristen muda di sini, dalam waktu lima, sepuluh atau dua puluh tahun saudara harus berada di tempat saudara sekarang, di awalnya. Itu tidak perlu, sebab saudara tahu bahwa dilahirkan kembali bukanlah akhir dari segalanya – itu baru permulaannya!
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.