Austin-Sparks.net

Posisi dan Kuasa Jemaat di Sorga

oleh T. Austin-Sparks

Bab 3 – Sisi Objektif dan Subjektif dari Salib

Bacaan: Roma 6:1-14; Efesus 2:1-7; Kolose 2:8-15.

Kita akan pertama-tama kembali ke ayat yang dasar dalam Wahyu 12, kalimat pusat-nya, “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”

Demi saudara-saudara yang belum bersama-sama dengan kami di pertemuan-pertemuan sebelumnya konferensi ini, ini perlu bagi saya untuk mengatakan hanya satu kata demi membantu saudara untuk melihat apa yang kita miliki dalam pandangan saat ini. Kita telah sibuk dengan perkumpulan ini, seperti yang disajikan kepada kita dalam Wahyu 12, sebagai kelompok pemenang pada saat akhir, yang disebut dalam ayat 5, seorang anak laki-laki, seorang anak manusia. Kita telah melihat (dan ini adalah titik yang penting, itulah sebabnya kami menegaskannya kembali) bahwa kata “anak” di sana, adalah kata Yunani yang tidak pernah dalam Perjanjian Baru diterapkan pada Tuhan Yesus, dan bahwa kalimat ini “Anak laki-laki” dalam ayat 11 disebut sebagai “mereka,” jelas menunjukkan bahwa ini bukanlah seorang individu, tetapi sebuah perkumpulan, dan bahwa perkumpulan pemenang ini adalah, di hadapan naga merajalela, diangkat ke takhta. Dan dengan pengangkatan itu, ada terdengar suara yang nyaring di sorga berkata, “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.” Sehingga hal-hal besar menggantung pada peristiwa pengangkatan ke takhta Anak laki-laki yang adalah perkumpulan pemenang-pemenang ini.

Ini adalah zaman akhir, kita telah sadari, karena Wahyu 11 membawa kita ke sangkakala ketujuh, akhir tahap hal-hal itu, dan dari titik ini dan seterusnya ada perubahan peristiwa-peristiwa dan kondisi-kondisi baik di sorga dan di bumi. Di sorga “mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga” dikatakan di sini, untuk Iblis dan malaikat-malaikat-nya, dan itu adalah sebuah perubahan besar. Di bumi, segera naga ini, dilemparkan ke bawah, memberikan kuasa-nya kepada binatang dan nabi palsu itu (dua sisi antikristus, sipil dan agama) dan ada pengembangan di bumi ini hal-hal akhir yang mengerikan itu dari kesusahan yang besar. Sekarang, itu adalah dasar yang telah kita lihat selama konferensi ini.

Saudara-saudara yang telah berada di sini sepanjang waktu konferensi ini perlu kesabaran untuk mendengarnya ditegaskan kembali, tapi kita harus menarik saudara-saudara yang lain sejauh mungkin, untuk melihat apa yang ada dalam pandangan: apa yang Tuhan kehendaki untuk miliki, sebab Ia harus memiliki, perkumpulan seperti itu; sebab perkumpulan itu mewakili bagi-Nya dalam dirinya sendiri obyek tertinggi yang ada dalam pandangan sejak kekekalan, yaitu, sebuah perkumpulan dalam persatuan dengan Anak-Nya, Tuhan Yesus sebagai Pemenang Besar, di takhta kuasa dan otoritas, memiliki secara harfiah, dalam pengalaman menang atas seluruh kekuatan Iblis dan malaikat-malaikat-nya. Rancangan asli Tuhan adalah untuk memiliki manusia dalam persatuan dengan Anak-Nya memerintah, meng-administrasi di alam semesta ini bagi-Nya. Kita telah “dipilih dalam Kristus sebelum dunia dijadikan” untuk tujuan ini.

Hal yang ada dalam pikiran Allah itu sendiri dalam menciptakan manusia adalah bahwa manusia harus menjadi alat administrasi-Nya di alam semesta, dan untuk memerintah dengan Kristus adalah rancangan kekal Allah, sebab Ia bertujuan agar segala sesuatu dalam dan untuk Anak-Nya, bahwa Anak-Nya dalam segala sesuatu harus yang lebih utama, tapi Ia memilih kita dalam Dia agar kita, dalam persatuan dengan-Nya, dapat berbagi administrasinya. Sekarang, Firman Allah berlimpah menanggung itu, dan saudara mungkin tidak perlu bahwa kita harus mengikutinya seluruhnya dalam Firman. Ini adalah sebuah pernyataan yang dapat saudara buktikan sendiri.

Sekarang berlanjut ke tujuan dan objek Allah dari kekekalan tersebut. Telah ada perlawanan gigih ini dari kehendak yang lain di alam semesta yang bangkit memberontak melawan tujuan Allah, memberontak terhadap penentuan Allah, dan berusaha untuk mengamankan untuk dirinya sendiri tempat pemerintahan itu, tempat otoritas, yurisdiksi, dan ibadah dan berkata, “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, …, Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, melebihi Yang Mahatinggi, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” – pengaturan yang berbeda terhadap kehendak Allah dan dari hasil pekerjaan pemberontakan itu. Itu yang bertahan, adalah apa yang kita telah kenal di bumi ini; keadaan hal-hal yang mengerikan ini yang telah berlanjut selama ribuan tahun ini, tetapi Allah akan memiliki akhir-Nya, Ia harus memilikinya, dan akhir ini terlihat diwujudkan dalam perkumpulan yang mewakili di Wahyu 12 ini. Perkumpulan pemenang ini mengamankan akhir Allah bagi Dia dan berdiri di sana sebagai kesempatan bagi sorga itu sendiri untuk berkata dengan suara yang nyaring ini, “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, …; karena itu bersukacitalah, hai sorga … .”

Saudara lihat, sorga akhirnya masuk ke dalam sukacita prestasi Ilahi, tetapi alat itu adalah perkumpulan pemenang ini yang menang atas dasar apa yang Tuhan Yesus telah lakukan oleh Darah-Nya. Itulah latar belakang semua ini. Hal bagi kita, tentu saja, yang memiliki kepentingan praktikal-nya adalah: apakah kita ada di dalam itu? Apakah kita bagian dari itu? Dan Tuhan akan memanggil kita untuk menjadi bagian dari alat itu, perkumpulan itu. Itu adalah masalahnya bagi orang-orang kudus pada saat ini.

Seperti yang telah kita tunjukkan pagi ini, kita sedang bergerak ke bayangan periode kesusahan yang besar itu, perwujudan dari antikritus. Jika itu benar – dan ini tidak akan sulit untuk menunjukkan di dunia ini, bukti-bukti yang sangat jelas dari perwujudan-perwujudan antikristus, binatang, dan nabi palsu yang segera terjadi – jika hal ini benar, maka konflik zaman-zaman telah dimulai dalam pengalaman rohani dari banyak anak-anak Tuhan, konflik yang besar dan hebat dengan satu hal sebagai titik masalahnya: kekuasaan atas seluruh kekuasaan musuh. Itulah hal yang ada dalam pandangan, dan kita telah mencoba untuk menunjukkan sebagaimana amat nyatanya hal itu dalam pengalaman rohani, bahwa dengan segala cara yang mungkin, baik penipuan, atau dengan tekanan, atau dengan satu atau lebih dari sejumlah besar metode-metode, musuh berusaha untuk menempatkan umat Allah keluar dari pertarungan, untuk membuat mereka keluar dari posisi pertempuran, untuk menerima sesuatu yang kurang, atau untuk menyerah, untuk menyimpang atau untuk terjerat ke dalam sesuatu yang lain, kecuali masalah besar ini. Sekarang, saya tidak ingin berterus sepanjang garis ini terlalu lama karena saya ingin segera datang ke jalan yang telah kita ikuti hari ini. Ini adalah latar belakang hal-hal, pengaturan hal-hal, dan kita telah mengambil apa yang kita sebut: jalan sang pemenang menuju takhta.

Pagi ini, kita berbicara tentang kehendak Allah sebagai yang utama, yang dasar, yang di atas segala sesuatu, sebagai sebuah masalah besar dalam hal kehidupan seorang pemenang, kehendak Allah ditempa ke dalam konstitusi orang percaya itu sendiri sehingga Allah memiliki kehendak-Nya sebagai sebuah prinsip di dalam diri kita; tidak hanya sebagai persetujuan mental, atau suatu sikap, tetapi sesuatu yang ditempa di dalam diri kita dengan cara itu, dalam kedalaman kenyataan itu bahwa kita akan berdiri dalam segala keadaan dan kondisi dengan Allah. Jika ini hanyalah penerimaan mental dan sikap yang diambil, keadaan mungkin akan membuat kita mengubah sikap kita dan mengundurkan diri; tetapi jika hal tersebut telah ditempa ke dalam kita melalui api, kita datang ke tempat di mana tidak ada yang bisa menggerakkan kita, di mana kita berada bersama dengan Allah untuk segala sesuatu. Sekarang, tidak satupun dari kita telah tiba di sana – saya tidak berpikir bahwa saya mengatakan sesuatu yang tidak adil dalam mengatakan itu – saya tidak berpikir salah satu dari kita ingin mengatakan bahwa kita telah tiba di sana, kita seharusnya takut pada ujian yang mungkin datang setengah jam kemudian. Tetapi Tuhan berusaha untuk membawa kita ke tempat di mana kita berdiri dengan-Nya tidak peduli apa ujian itu mungkin, untuk mendapatkan kita ke tempat kekuasaan mutlak atas kehendak lain yang melawan Dia itu.

Sore ini, kami mengambil satu hal lain, soal diperkuat dengan kekuatan oleh Roh-Nya di dalam manusia batiniah, kekuatan batiniah roh pada bagian orang percaya. Tapi malam ini, saya akan kembali ke hal-hal yang agak lebih dasar dan dikenali. Datang kembali, mari kita mengingatkan diri kita lagi tentang segi kalimat ini, “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”

Sekarang, kita akan mempertimbangkan lebih banyak lagi dari isi pernyataan tiga kali lipat dari dasar dan cara memenangi dan mencapai takhta ini. “Oleh darah Anak Domba,” itu adalah dasar dari semua yang diartikan dari Kalvari. Pertama-tama, mereka telah datang ke pengakuan rohani dari makna salib Tuhan Yesus; mereka telah melihat apa yang diartikan dan terkandung dalam salib itu. Kemudian, “perkataan kesaksian mereka” menyiratkan bahwa mereka berdiri dengan itu dan menyatakan diri mereka sendiri sebagai yang terikat dengan itu. Dan kemudian, “mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” berarti bahwa mereka menerima apa yang datang atas dasar posisi mereka, sebagai konsekuensi dari posisi mereka yang telah mereka ambil dalam kaitannya dengan salib itu. Mereka menerimanya. Posisi itu berharga sesuatu, posisi itu berbiaya segalanya, posisi itu melibatkan mereka dalam apa yang berbiaya bagi Tuhan Yesus sampai ukuran yang sangat besar – hidup-Nya, tidak dengan efek penebusan yang sama, itu adalah masalah lain, tapi posisi itu membawa mereka ke dalam persekutuan dengan-Nya di mana mereka harus menanggungkan segala sesuatu untuk kesaksian mereka; bahkan hidup itu sendiri. Dan itu adalah bukti bahwa bagi mereka Kalvari bukan hanya sebuah ajaran, tetapi suatu kenyataan; dan saudara harus mengikutinya sampai titik itu jika kesaksian saudara akan dibuat menjadi efektif.

Jika saudara akan menjadi pemenang, saudara tidak meng-aksen-kan ajaran salib, saudara menempatkan hidup saudara ke perhitungan itu, dan saudara diuji atasnya dan saudara dibuktikan oleh apa yang saudara deritakan dalam kesaksian itu, bahwa ini bukanlah semata-mata sebuah doktrin atau ajaran dengan saudara, tapi kenyataan yang hidup untuk apa saudara siap untuk melepaskan segala sesuatu. Kemudian salib; itulah yang ada di sini. Apakah kita ingin melihat salib sebagai satu dasar atau menang sebagai jalur menuju takhta? Kita harus melihat salib dari dua sudut pandang, dua aspek dari salib, dan di sinilah di mana sebagian besar dari kita berada pada dasar yang begitu dikenal, tapi kita harus memulai di jalur ini, dan di sinilah di mana kita mulai, dan ini adalah awalnya.

Kita telah membaca beberapa ayat, pertama-tama dari Roma 6, dan kemudian dari Efesus dan Kolose. Masing-masing bagian ini, Roma di satu sisi, Efesus dan Kolose di sisi lain, mewakili dua aspek dari salib. Roma menghubungkan kita dengan Laut Merah; Paskah dan Laut Merah di Keluaran 12 dan seterusnya. Efesus dan Kolose menghubungkan kita dengan sungai Yordan di Yosua. Mereka tidak sama. Jika saudara membaca kalimat-kalimat tertentu dari Roma 6 dan kemudian dari Efesus 2 dan Kolose 2 secara berurutan, saudara akan mengatakan bahwa mereka ini mirip dan berhubungan dengan hal yang sama. Mereka tidak demikian sama sekali, mereka adalah dua sistem ajaran dan tidak berhubungan dengan hal yang sama. Yang satu berkaitan dengan Laut Merah, yang satunya dengan sungai Yordan; dan masing-masing oleh karena itu, mereka berurusan dengan hal-hal yang berbeda.

Sekarang, saya tidak ingin hanya datang ke teknik; ini memiliki nilai praktikal bagi saudara dan saya sebagai jalur menuju takhta, bagi sang pemenang. Kita, demi menjadi pemenang, untuk mencapai takhta, harus pertama-tama mengakui, menerima dan berdiri dalam kebaikan Roma 6 dan Keluaran 12; darah Anak Domba di sisi objektif. Saya agak takut bahwa sebagian banyak anak-anak Tuhan telah pergi ke sisi subjektif-nya terlalu cepat. Mereka telah meng-aksen-kan ajaran subjektif dari salib sebelum mereka telah benar-benar menetapkan sisi objektifnya. Dan menempatkan itu di luar aturan dan di luar waktunya, kebingungan yang sangat besar telah mengikuti, sehingga saudara menemukan banyak orang yang tahu semuanya tentang sisi subjektifnya, persekutuan kita dengan Kristus dalam kematian, yang masih tanpa perdamaian dan peristirahatan yang dasar di dalam Kristus. Dan ini adalah posisi yang mengerikan untuk berada di dalamnya karena ajaran subjektif berada jauh di depan ajaran objektif dan harus mendapatkan kita jauh di depan ajaran objektif, tetapi ketika saudara menemukan orang-orang yang begitu jauh ke depan, namun tanpa peristirahatan yang nyata di dalam Kristus, ada sesuatu yang tidak benar tentang itu. Mereka adalah yang dibesar-besarkan, mereka tidak normal; ya, mereka adalah ketidakwajaran. Jadi kita ingin membenarkan hal ini.

Ketika saudara masuk ke posisi seperti itu, musuh bisa melakukan apa pun dan ia bisa membuat kekacauan yang mengerikan dari hal-hal. Sebelum segala kecerdasan rohani yang merupakan kontradiksi dan penyangkalan, hal-hal tidak benar – saudara berbicara tentang telah bersatu dengan Dia dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, dan duduk bersama-sama dengan Dia di sorga, dan kemudian tanpa memiliki peristirahatan dan jaminan yang dasar. Itu adalah sama sekali kontradiksi posisi, dan suatu penyangkalan, dan kesaksiannya ada dalam kelemahan dan saudara tidak memiliki kuasa, dan ajaran saudara tentang identifikasi tidak ada artinya.

Ajaran tentang identifikasi, agar efektif, harus memiliki setidaknya di balik itu peristirahatan dan kepastian yang mutlak di dalam Tuhan, posisi yang telah ditetapkan dalam masalah keselamatan kita. Jadi kita harus sampai ke Roma sebelum Efesus dan Kolose, dan Keluaran 12 sebelum Yosua. Darah Anak Domba di Keluaran 12 dan di Roma adalah dalam kaitannya dengan sisi objektif hal-hal. Itulah apa yang dilakukan oleh Tuhan bagi kita. Saudara lihat, masalah besarnya, masalah akhir Keluaran 12 ketika itu menuju tepat ke hasil pekerjaan praktikalnya adalah ini, “Tinggallah berdiri dan lihatlah keselamatan ini.” Saudara tidak berada dalam ini secara aktif, saudara tidak memiliki bagian dalam pertempuran ini, saudara tinggal berdiri dan melihat. Sekarang, itulah di mana hasil pekerjaan praktikalnya dari penumpahan darah datang, sejauh mana musuh bersangkutan. Ini adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk mereka, yang memiliki kebajikan dan kuasa yang indah untuk memberi mereka pembebasan dan kemerdekaan, di mana mereka secara pribadi tidak memiliki bagian aktif selain penerapan iman.

Saya pikir kita semua ingin mendapatkan sedikit lebih menetap pada dasar itu, berakar dalam kebenaran yang diberkati itu. Penebusan darah ini dalam Keluaran 12 terkait pertama-tama pada dosa, terutama dengan dosa; bisa dikatakan seluruhnya secara inklusif pada dosa. Itu adalah pertanyaan tentang dosa yang sedang ditangani. Jika Firaun dan Mesir kehilangan kuasa mereka atas umat Tuhan, itu karena pertanyaan tentang dosa telah ditangani di dalam umat Tuhan. Penghakiman datang atas dasar dosa, dan penghakiman tidak jatuh pada mereka sebab pertanyaan tentang dosa telah biasanya diselesaikan dalam darah Anak Domba. Posisinya adalah ini: bahwa mereka hidup karena telah ada kematian, pembunuhan; dan karena seseorang secara representatif atau biasanya telah mati bagi mereka, mereka hidup. Di Mesir belum ada kematian, oleh karena itu akan ada kematian. Jika saudara belum pernah mati, saudara akan mati, jika saudara telah mati: hidup. Benar, anak domba telah mati, ribuan domba di Israel, tetapi selalu disebut satu domba, “itu” dan domba yang seluruhnya inklusif itu telah menerima kematian atas nama mereka, oleh karena itu maut tidak memiliki kuasa lagi atas mereka, tapi itu adalah pertanyaan tentang dosa yang ditangani. Awalnya darah Anak Domba berkaitan dengan dosa. Ini adalah pertanyaan mengenai seluruh kekudusan yang ada dalam pandangan, kekudusan dan kebenaran.

Salib, seperti yang diwakili oleh sungai Yordan, oleh Efesus, dan Kolose, tidak berurusan dengan pertanyaan tentang dosa seperti itu; ini berurusan dengan pertanyaan tentang daging. Saudara tidak pernah mengambil darah untuk daging. Tidak pernah dalam Alkitab di mana darah datang atas daging. Saudara tidak pernah menerapkan tudung darah untuk daging. Allah tidak pernah menutupi daging; Ia menghancurkannya. Darah berurusan dengan dosa, salib berurusan dengan manusia itu. Apa yang ada dalam pandangan pada dasarnya adalah pertanyaan tentang dosa dan sampai saudara dan saya sudah mendapatkan pertanyaan tentang dosa diselesaikan, kita tidak bisa berlanjut ke tempat kemenangan. Saudara perhatikan bahwa Wahyu 12 adalah ini, “Pendakwa saudara-saudara kita telah dilemparkan ke bawah” – ayat 10 – dan pendakwa kehilangan tempatnya. Ini adalah hal yang luar biasa untuk dinaik-kan langsung keluar dari dan ke atas pendakwa, keluar dari tempat tuduhan, menang atas tuduhan, namun, apakah tidak benar bahwa banyak sekali umat Tuhan yang terpukul dan dimanfaatkan oleh tuduhan? Satu hal yang musuh tidak pernah capek mencoba lakukan adalah untuk mengajukan di dalam kita beberapa rasa kutukan, untuk mendapatkan kita di bawah rasa dosa – untuk menerimanya, untuk membiarkannya untuk masuk. Dan ketika itu telah masuk, kita telah kehilangan setiap-tiap kekuatan rohani dan kekuatan berjuang; kita keluar dari pertempuran. Oh, jika saja kita tahu senjata kita. Oh, jika saja pikiran kita lebih hadir bersatu dengan satu senjata dasar objektif kita, “Darah Yesus Kristus, Anak Allah, terus menyucikan kita dari pada segala dosa” jika kita berjalan dalam terang. Khasiat tetap dari Darah itu menyelamatkan kita dari dakwaan.

Biarkan saya katakan lagi, pengangkatan perkumpulan pemenang ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara mekanis pada saat tertentu, ini adalah masalah proses rohani, ini adalah langkah terakhir dalam perjalanan rohani di mana kita telah belajar untuk mengatasi, dan kita memiliki kesempatan untuk itu, untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dalam satu hal ini: bahwa kita menerapkan kebajikan darah berharga Tuhan Yesus terhadap pendakwa. Kita membuat kesalahan, kita tidak tanpa kesalahan, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri” tapi “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Kita membuat kesalahan, dan kita bersalah dalam kegagalan, ya, dan ini hanyalah ketika kita membuat kesalahan itu, tergelinciran itu, kegagalan itu bahwa pendakwa bergegas datang untuk membawa kita turun di bawah berat kutukan dan terus menahan kita di bawahnya. Dan kita menyerah, kita jatuh, dan kita berpergian dengan muka tidak lagi memiliki sukacita dan damai sejahtera Tuhan di atas mereka dan semua orang tahu sesuatu tidak beres dengan kita, dan kesaksian kita dirusak-kan.

Sekarang, kita tidak seharusnya menganggap enteng kegagalan kita dan mengabaikan mereka dan membuat mereka seolah-olah mereka tidak ada apa-apa-nya, tapi kita bisa langsung pergi ke Tuhan dengan mereka dalam pertobatan, dalam pengakuan, dan dalam mengaku diyakinkan dan mengambilnya begitu saja bahwa Ia setia dan adil untuk mengampuni. Andalkan kesetiaan Allah untuk mengampuni dan menyucikan dalam khasiat tetap darah berharga itu, dan dasar tuduhan disingkirkan. Dan, setelah melakukan itu dengan benar, dan mengakui dosanya dosa, dan mengambil pelajaran kita ke dalam hati, dan tidak menganggap sepele hal-hal ini, namun kita bisa bangkit dan dalam iman yakin bahwa Allah telah mengampuni dan dasar itu telah disingkirkan. Dan kita dapat menghadap kembali kepada musuh dengan kesaksian kita lagi, “Ia setia dan adil untuk mengampuni”; itu adalah mengambil kuasa, itu adalah menang oleh darah Anak Domba, itu adalah menyelesaikan pertanyaan tentang dosa dan merampok dari musuh dasar-nya dan oleh karena itu kuasanya. Dan ini semua dalam apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita dalam menumpahkan darah-Nya. Ia menyelesaikan pertanyaan tentang dosa. Kita tidak pernah bisa melakukan itu. Dibutuhkan Satu yang tidak berdosa untuk menangani pertanyaan tentang dosa. Ia melakukannya.

Sekarang, apakah kita telah datang sejauh itu dengan semua ajaran kita, dengan segala pengetahuan kita tentang kebenaran, dengan semua informasi identifikasi, apakah kita telah datang sejauh itu? Apakah hal itu telah diselesaikan? Apakah sisi objektif hal-hal adalah masalah yang telah diselesaikan – pertanyaan tentang dosa? Jika tidak, kita tidak bisa mendapatkan lebih lanjut. Tidak, kita tidak bisa berjalan lebih lanjut. Tapi ada yang lebih lanjut untuk dijalankan, jauh lebih lanjut. Kita dapat berjalan terus sampai ke Efesus dan Kolose, atau terus sampai ke Yosua, ke sungai Yordan ketika hal itu telah diselesaikan, tetapi tidak sebelumnya.

Ini adalah apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita di mana kita tidak memiliki bagian secara aktif selain penerapan iman. Itu adalah bagian yang baik, penerapan iman, tetapi kebajikan semua itu adalah sesuatu yang dilakukan secara independen dari kita, bagi kita, ke arah mana kita berdiri dalam sikap tinggal berdiri dan melihat. Itu membawa kita ke posisi tertentu yang membawa kita kepada Allah. Darah anak domba di Mesir memiliki sebagai niat utamanya pembawaan keluar suatu umat kepada Tuhan, tidak keluar ke padang gurun. Padang gurun bukanlah bagian dari rencana Tuhan, tetapi suatu keadaan darurat, suatu kebutuhan dengan alasan keadaan, kejahatan yang diperlukan. Itu tidak hanya sekedar membawa mereka keluar dari Mesir, atau keluar dari Firaun. Firaun, Mesir dan padang gurun bukanlah faktor utama, tetapi Allah, bahwa Ia harus memiliki mereka yang keluar kepada diri-Nya sendiri, bahwa memiliki mereka sepenuhnya untuk diri-Nya oleh darah berharga itu, Ia mungkin bisa membawa mereka ke dalam objek yang Ia miliki dalam pandangan setelah Ia membawa mereka keluar. “Ia membawa mereka keluar supaya Ia dapat membawa mereka masuk.” Ia tidak membawa mereka keluar supaya Ia dapat menempatkan mereka empat puluh tahun di padang gurun; itu terjadi karena diri mereka sendiri. Ia membawa mereka keluar supaya Ia dapat membawa mereka masuk. Ia pertama-tama, harus membawa mereka keluar kepada-Nya untuk menjadi umat-Nya, dipisahkan bagi Allah.

Sekarang darah ini dimaksudkan untuk menjadikan kita milik Allah. Kita dibeli dengan darah yang berharga, dan ketika Ia mendapatkan kita di dasar itu Ia mampu mengambil langkah-langkah berikutnya, dan jadi kita sejenak melihat aspek lain dari salib di sungai Yordan, dengan Efesus dan Kolose. Di sini tidak lagi soal dosa. Saudara seharusnya telah berurusan dengan pertanyaan tentang dosa di posisi Efesus karena saudara telah datang ke yang sorgawi, dan saudara tidak pernah sampai ke sorga jika pertanyaan tentang dosa belum diselesaikan. Dalam aspek sorgawi, semuanya sempurna dalam hal penebusan. Jika saudara mengambil Kitab Suci Perjanjian Baru yang ada kaitannya dengan sisi sorgawi hal-hal seperti Efesus, dan Surat Ibrani, yang terutama, saudara akan menemukan bahwa dari sudut pandang sorgawi itu, semuanya sekarang telah sempurna dan lengkap dalam hal penebusan; maksud saya dalam hal keselamatan. Ketika saudara masuk ke posisi Roma, saudara telah keluar dari apa yang sorgawi ke apa yang duniawi dalam hal penebusan, dan di sana saudara memiliki tanggung jawab manusia dan kelemahan manusia, tetapi ketika saudara datang ke yang sorgawi, saudara berada di tempat rancangan-rancangan kekal dan segalanya yang ada telah selesai, telah lengkap. Masuk ke Surat Ibrani dengan pemikiran itu sendiri dan seluruh inti surat itu adalah untuk mengangkat saudara keluar dari jenis-jenis duniawi ke kenyataan-kenyataan sorgawi. Saudara temukan di sana, “Ia telah menyempurnakan selamanya.” Seluruhnya telah diselesaikan.

Sekarang, itu adalah dalam hal penebusan, sehingga, ketika saudara datang ke Yosua dalam jenis dalam Efesus dan Kolose, secara rohani saudara telah datang ke tempat di mana hal soal penebusan dalam alam dosa, keselamatan, dan penebusan, telah selesai. Tapi sekarang ada sesuatu yang lain dalam pandangan ketika posisi itu ditangkap oleh iman, dan saudara mengambil tempat saudara di sorga dalam Kristus Yesus. Di alam itu, ini adalah pertanyaan tidak tentang keselamatan, tetapi tentang panggilan. Keluaran bukanlah pertanyaan tentang panggilan; itu adalah pertanyaan tentang keselamatan. Yosua adalah pertanyaan tentang panggilan. Roma adalah pertanyaan tentang keselamatan, Efesus tentang panggilan, di mana ini adalah darah yang diterapkan untuk panggilan kemenangan.

Salah satu nyanyian pujian yang paling populer, “Ada kuasa di dalam darah,” dimulai dengan pertanyaan tentang dosa: “Apakah engkau mau dibebaskan dari beban dosa-mu? Ada kuasa di dalam darah …” dan lain-lain-nya. Itu adalah Keluaran dan Roma. Tapi ayat terakhirnya adalah: “Apakah engkau akan melakukan pelayanan bagi Yesus Raja-mu”; itu adalah Yosua dan Efesus. Ini adalah darah, yang sekarang adalah untuk panggilan sorgawi. Ada faktor lain yang masuk ke jalan pelayanan rohani, yang adalah peperangan rohani. Apa faktor-faktor tersebut? Manusia duniawi, diri kita sendiri. Ini bukanlah pertanyaan tentang dosa, tetapi tentang diri kita sendiri sekarang. Dosa dan diri adalah dua hal yang berbeda dalam kaitannya dengan ajaran. Kita tahu bahwa mereka terikat bersama-sama, tetapi Allah melihatnya secara terpisah dengan cara ini. Pertanyaan tentang dosa ditangani secara objektif dan pertanyaan tentang dosa secara subjektif; Kolose – “Sunat Kristus, penyingkiran tubuh daging.” Ini tidak berurusan dengan dosa sebagai suatu prinsip, tetapi dengan manusia. Di sini saudara datang ke Yordan di mana ini sekarang bukanlah apa yang telah dilakukan bagi saudara di dalam darah, tetapi apa yang saudara telah dibaptis ke dalamnya secara pribadi, dan apa yang telah dilakukan di dalam saudara. Saudara turun ke hal ini dalam identifikasi agar, bukan dosa yang disingkirkan, tetapi diri yang disingkirkan, ada dasar yang jelas bagi Allah untuk memiliki keunggulan dalam pekerjaan dan dalam peperangan.

Saya tidak tahu apakah kita telah belajar sebagaimana kita seharusnya telah belajar, bahwa kelemahan peperangan rohani kita adalah dalam diri kita sendiri, dalam daging kita. Kita memperkenalkan kuasa-kuasa dan unsur-unsur manusia duniawi ke dalam hal-hal rohani – energi kita sendiri, kebijaksanaan dan kelemahan. Kita membawa masuk manusia duniawi dengan beberapa cara atau lainnya ke dalam pekerjaan Tuhan dan kita menemukan bahwa musuh dapat menjatuhkan kita. Dapatkan daging ke dalam pertentangan rohani dan lihatlah keberantakan seperti apa yang akan dibuat musuh. Dapatkan daging dikesampingkan, seluruh dasar itu disisihkan oleh salib, dapatkan pisau menyunat salib itu memotong di antara apa yang alami dan apa yang rohani dan memisahkan kedua hal itu, sehingga ini adalah Tuhan dan hanya Tuhan dan bukan diri kita sendiri, dan saudara memiliki sesuatu di mana maut dan neraka tidak memiliki kuasa. Dan demi membawa kita ke tempat kemenangan seratus persen, Tuhan harus memotong daging, dan ketika kita berbicara tentang “daging” kita tidak berbicara tentang sampah, hawa nafsu dan kejahatan, kita berbicara tentang manusia yang adalah daging dan manusia secara alami. Dan manusia secara alami disisihkan oleh salib Tuhan Yesus, dan manusia baru datang masuk dengan kebangkitan Tuhan Yesus. Bukan manusia lama yang dibangkitkan, ini adalah manusia lain yang dibangkitkan yang berdiri di sisi sorgawi itu. Itulah Yordan.

Saudara lihat, jika kita akan menang, ini pertama-tama adalah atas dasar kebajikan darah dalam menangani dengan seluruh pertanyaan tentang dosa bagi kita dan menyelesaikannya di hadapan Allah. Allah memiliki apa yang Ia inginkan: keadaan kudus melalui darah itu, diterapkan dengan iman; dasar tuduhan diselesaikan oleh pegangan yang kuat atas semua kebajikan darah berharga itu untuk memuaskan Allah bagi kita dalam hal kebenaran, dalam hal kekudusan. Dalam menyelesaikan dasar antagonisme dan konflik itu, dosa pada prinsipnya diselesaikan; tapi kemudian melihat bahwa kita tidak dipanggil hanya untuk diselamatkan, tetapi dipanggil ke dalam sesuatu yang adalah panggilan sorgawi dalam persekutuan dengan Allah agar tidak hanya oleh Kristus pada awalnya, tapi ditempa di dalam jemaat yang merupakan Tubuh-Nya, sorga harus dilucuti dari Iblis dan malaikat-malaikatnya. Itu adalah sebuah panggilan, bahwa jemaat bersama-sama Kristus akan menempati sorga yang sekarang ditempati oleh Iblis dan malaikat-malaikatnya. Ia adalah kuasa kejahatan, roh yang memerintah, bekerja, memberikan energi manusia-manusia durhaka, tetapi ia akan disingkirkan dari tempat itu. Dan akan menjadi “mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga” karena tempat itu telah diamankan bagi pemenang, bagi orang-orang kudus dalam persekutuan dengan Kristus yang telah menang, dan anak manusia diangkat sampai ke takhta dan ada terpenuhi, “Barangsiapa menang, ia akan Kududuk-kan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya,” dipenuhi di dalam perkumpulan pemenang ini. Itu adalah panggilan. Ini adalah sesuatu untuk Allah, sesuatu yang memuaskan keinginan dan niat kekal Allah. Ini adalah sesuatu yang lebih dari sekedar diselamatkan, untuk dibawa ke dalam hubungan dengan Tuhan sendiri seperti itu, untuk mewujudkan hal yang telah ada di dalam hati-Nya untuk selama-lamanya.

Apakah saudara puas hanya dengan diselamatkan? Menikmati keuntungan dari keselamatan dari neraka dan maut? Itu egois. Kita diselamatkan kepada sesuatu dan kita diselamatkan kepada apa yang tidak kurang dari ini: bahwa kita harus menjadi alat Allah untuk mewujudkan bagi-Nya, atau perwujudan-Nya melalui kita, hal-hal itu yang telah ada di dalam hati-Nya yang mendorong-Nya untuk menciptakan manusia; motif-Nya dalam merancang penciptaan dunia ini. Untuk memuaskan Allah … itu adalah warisan-Nya di dalam orang-orang kudus. Allah datang kepada umat-Nya sendiri. Itu adalah panggilan. Kita hanya dapat memenuhi panggilan itu dalam kebajikan darah yang berharga, atas dasar kesaksian kita terhadap semua yang Kalvari artikan dan oleh hubungan kita dengan posisi yang kita ambil dalam kaitannya dengan salib, setiap ketertarikan yang kita miliki, bahkan hidup itu sendiri, dan pengorbanan jiwa kita sendiri, kehidupan jiwa kita.

Sekarang saya tidak akan pergi lebih jauh. Saya percaya bahwa kita akan melihat sesuatu. Jika kita telah melihatnya sebelumnya, semoga kita akan melihatnya lagi bahkan dengan lebih jelas lagi, mengenai apa menang oleh darah Anak Domba itu berarti. Saya percaya bahwa kita dapat melihat apa yang Allah kehendaki mengenai perkataan kesaksian kita, kepada apa Ia telah memanggil kita; untuk melihat jalan menuju takhta untuk sang pemenang adalah dengan cara darah dan salib. Dan bolehkan saya sarankan kepada saudara, janganlah menganggapnya sebagai suatu formula, ungkapan atau seperti sesuatu yang saudara akan gunakan sebagaimana ahli kimia mungkin gunakan untuk membuat resep. Tidak, namun saya menyarankannya kepada saudara sebagai sesuatu yang bernilai besar – bahwa tidak cukup bagi kita untuk mengajukan atau menerapkan kebajikan darah yang berharga untuk segala hal; ini adalah hal yang penting bahwa kita mengakui kemenangan penuh Kalvari. Saudara mungkin tidak dapat mengikuti itu. Darah yang ditumpahkan dan ditaburi berurusan dengan pertanyaan tentang dosa, soal dosa dan kekudusan sebagai yang berurusan dengan pendakwa, tapi kemenangan Kalvari menjangkau keluar untuk berurusan dengan diri kita sendiri, daging, sebagai menghilangkan dasar lainnya dalam hal pelayanan dari musuh. Jika saudara tidak memahaminya, sangatlah penting untuk memastikan bahwa saudara berdiri, tidak hanya dalam kebajikan penuh darah Tuhan Yesus, tetapi juga dalam kemenangan penuh Kalvari. Tidak hanya pertanyaan tentang dosa, tetapi juga pertanyaan tentang diri ditangani dan itu adalah sesuatu yang luar biasa. Sekarang, saya telah mengatakan itu, tapi mintalah Tuhan untuk cahaya tentang hal itu jika saudara tidak begitu dapat melihatnya.

Kita akan meninggalkannya di sini, dan semoga Tuhan hanya membawa firman-Nya sendiri ke hati kita dengan kuasa, dengan masalahnya, dengan hasil sehingga kita datang ke tempat kemenangan, mengatasi, dan bahwa ini sungguh berarti sesuatu kepada Tuhan, bahwa kita telah melihat kenyataan-kenyataan besar ini di muka. Dan jika itu harus menghasilkan, dalam beberapa yang telah dilecehkan, dikhawatirkan, dikejar, dihantui oleh tuduhan, kecaman, datang ke peristirahatan yang menetap dalam Allah, perdamaian dalam penerapan iman dari semua yang diartikan oleh darah, hati Allah yang telah dipuaskan dalam hal dosa dan kebenaran; jika kita bisa masuk ke dalam itu dan telah memberi kita dasar fondasi yang baik, kita bisa pergi lebih jauh di mana manusia duniawi ini disisihkan, bahwa Allah, Roh adalah segalanya; segalanya dari Tuhan dan tidak ada yang keluar dari diri kita sendiri. Jika kita bisa datang lebih dekat kepada itu, ini adalah ukuran yang luar biasa dari kemajuan menuju Tuhan mendapatkan kemenangan terakhir-Nya. Hal ini adalah untuk datang ke tempat di mana kita tidak mengasihi hidup jiwa kita sendiri bahkan sampai mati dan ketika kita mencapai itu dalam kepenuhan, kita berada di takhta, kita berada di tempat memerintah, kita telah mendapatkan kuasa atas seluruh kekuatan musuh. Ia tidak “mendapatkan lagi tempat.”

Masih ada jalan yang harus dijalani, tetapi Firman Tuhan dapat menjadi cara untuk Ia yang memberikan kita energi untuk menang. Barangsiapa menang … semoga kita menjadi seperti itu demi Nama-Nya.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.