oleh T. Austin-Sparks
Bab 5 – Jalan Pemuridan Sejati
Bacaan: Matius 4:18-22; Markus 1:16-20; Lukas 5:1-11.
Kita melihat dalam bagian Kitab Suci ini, awal dari pemuridan sejauh mana Tuhan bersangkutan. Pertama kali kata itu digunakan dan disebutkan tentang Tuhan yang memiliki murid-murid adalah di Kana di Galilea pada akhir pengubahan air menjadi anggur. Sejak saat itu, di berbagai tempat di negeri ini dan pada waktu yang berbeda, kata ‘murid’ digunakan tentang mereka, dan kita melihat dalam bagian-bagian ini panggilan dari murid-murid tersebut, dan oleh karena itu awal dari pemuridan. ‘Murid’ hanya berarti ‘pelajar’, mereka yang akan belajar, dan itu adalah melalui asosiasi dengan Gurunya.
Sekarang, dalam catatan pemanggilan para murid, atau dalam hubungan mereka dengan Tuhan, tampaknya ada suatu celah di satu titik. Simon, Andreas, dan Yohanes mengikuti Tuhan dan benar-benar terpikat oleh-Nya, dan ini menjadi sangat jelas bahwa, ketika mereka adalah murid Yohanes Pembaptis, mereka mengalihkan pemuridan mereka pada titik tertentu kepada Tuhan. Tetapi celahnya ada di antara panggilan awalnya dan titik di mana mereka membuat pemisahan yang penuh dan final-nya. Di sela-sela itu mereka kembali menangkap ikan, seperti yang kita baca di dalam Lukas.
Ini sangat jelas bahwa Simon mengenal Tuhan sebelum kejadian ini dan memiliki semacam hubungan dengan-Nya yang berartikan tingkat atau jenis ketaatan tertentu. Ada suatu pemahaman di antara mereka; sudah ada hubungan yang terjalin, tetapi mereka belum juga meninggalkan perahu dan jala serta pekerjaan mereka sebagai nelayan. Dalam arti tertentu mereka sudah menjadi murid sampai pada titik tertentu. Mereka sudah pergi sejauh ini; ada suatu pemahaman di antara mereka dan Tuhan. Ada suatu hubungan, tetapi hubungan itu belum sampai pada titik di mana segala sesuatu ditinggalkan untuk Dia. Itu datang, seperti yang akan kita lihat nanti, pada dasar-dasar tertentu.
Poinnya untuk saat ini adalah celah ini, dan semasa celah ini ada terjadi peristiwa yang baru saja kita baca di dalam Lukas, yang disebut sebagai ‘sejumlah besar ikan-ikan yang ajaib’. Itu ditempatkan di antara hubungan awal dan pemahaman yang hanya berjalan sejauh ini, dan pemisahan total dan penyerahan total segalanya untuk Tuhan, dan oleh karena itu kejadian ini memiliki arti khusus, masuk ke dalam celah itu. Saudara lihat, mereka dengan cara tertentu adalah murid-murid, tetapi pemuridan itu tidak dimaksudkan untuk tetap berada di alam itu dan atas dasar itu tanpa batas waktu. Mereka dipanggil untuk belajar agar mereka dapat melakukan; “Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil” (Markus 3:14). “Untuk menyertai Dia” – itu adalah pemuridan; “dan untuk diutus-Nya” – itu adalah kerasulan. Mereka mungkin adalah dua hal yang berbeda, atau dua bagian dari satu hal, dan di antaranya, pada titik tertentu, dalam beberapa cara, di antara pemuridan dan kerasulan (yaitu, di antara hubungan dengan Tuhan untuk instruksi, untuk disiplin, dan pelayanan yang efektif) hal-hal tertentu harus terjadi. Ini tidak selalu adalah masalah waktu sama sekali; ini hanyalah seberapa cepat kita belajar. Kedua hal itu mungkin terjadi kurang lebih pada waktu yang sama – bahwa kita adalah murid dan rasul pada waktu yang sama, sebab orang-orang ini adalah demikian pada titik tertentu. Tetapi sesuatu harus datang masuk untuk membawa kita dari titik di mana kita hanyalah dalam suatu cara yang tidak terbatas murid-murid Tuhan, dan jalan penuhnya yang menuntun pada perwujudan tujuan penuh yang untuknya kita telah dipanggil oleh Tuhan, tujuan yang untuknya Ia telah memanggil kita ke dalam persekutuan dengan diri-Nya sendiri.
Ada dua hal yang dapat dikatakan tentang itu. Salah satunya adalah, pertama-tama, pentingnya dan nilai besar dari latar belakang praktikal. Orang-orang ini adalah nelayan yang terlatih. Tampaknya itu adalah semacam perusahaan pertanggung-jawaban terbatas, dan Simon adalah direktur pelaksananya. Kedua keluarga itu disebutkan sedang bekerja sama, dan mereka bermitra dengan Simon. Betapa banyaknya pelatihan dan latar belakang alami mereka yang digunakan di dalam hidup mereka. Ini sangat mengesankan, jika saudara hanya membaca Injil Markus saja, untuk melihat seberapa banyak laut dan ikan, dan penangkapan ikan, disebutkan. “Ia berjalan di tepi laut” terus-menerus diulangi di dalam Markus. Orang-orang ini memiliki latar belakang sementara yang praktikal itu yang akan menjadi nilai yang sangat besar, dan Tuhan Sendiri menarik darinya. Mereka tahu sesuatu tentang laut dan apa yang mungkin saudara dapat harapkan di laut; mereka tahu sesuatu tentang ikan dan apa yang mungkin saudara dapat harapkan sejauh mana ikan bersangkutan dan bagaimana cara bekerja untuk menangkap mereka; mereka tahu sesuatu tentang jala. Semua itu akan memberi mereka manfaat besar di alam lain di mana laut adalah dunianya; ikan adalah banyaknya manusia di dunia; laut dan ikan bersama-sama – seluruh massa umat manusia, dan jalan-jalan Allah dalam menjala manusia. Ini sangatlah menarik untuk mengikuti Petrus sejak hari Pentakosta dan seterusnya, dan melihat hikmat rohani yang lebih tinggi itu bekerja dalam hidupnya dalam hubungannya dengan manusia. Dengan cara yang sama kita dapat melihat kepada jemaat dan hikmat Roh di dunia, memegang manusia.
Maksud saya adalah ini, bahwa pelatihan dan nilai-nilai di sini di dunia ini secara sementara tidak disia-siakan. Ada kedaulatan di balik cara Tuhan berurusan dengan kita di dalam hidup kita di sini. Dalam beberapa kasus mungkin ada pelatihan yang sangat lengkap dan penuh di sepanjang jalur tertentu. Dalam kasus lain, cara kedaulatan Tuhan berurusan dengan kita mungkin berbeda. Beberapa Ia telah memimpin dengan cara ini dan beberapa dengan cara itu. Beberapa telah dipimpin karena beberapa alasan (mungkin mereka tidak tahu mengapa) untuk melakukan pekerjaan ini atau itu, dan mereka menjadi efisien atau terlatih dalam hal itu. Yang lain menemukan bahwa latar belakang mereka berbeda dari tugas mereka saat ini, tetapi jika dilihat dari sudut pandang Tuhan, cara Tuhan telah berurusan dengan kita bukanlah tidak berarti atau tanpa nilai. Ada beberapa, tentu saja, yang akan berkata, “Seandainya aku telah dilatih dalam ini atau itu! Seandainya saja aku memiliki ini di dalam tanganku!” Nah sekarang, waktunya mungkin tiba, jika waktu itu belum tiba, ketika bahkan orang-orang seperti itu akan dapat berkata, “Nah, itu telah memberikan dasar yang sangat nyata untuk mengenal Tuhan dan untuk mengenal orang-orang dan dapat masuk ke dalam hidup orang-orang lain; itu bukan tidak benar, suatu kesalahan atau suatu kesialan.” Kadang-kadang ini adalah sesuatu yang sangat pasti dan konkret, seperti halnya dengan orang-orang ini yang ahli dalam bidangnya. Saya tidak tahu apa yang mungkin dipikirkan Matius tentang hal ini. Ia harus duduk di sebuah meja menerima uang upeti sebagai pelayan suatu negeri yang menyerang dan menduduki. Mungkin ia merenungkan hal itu dengan banyak pertanyaan. Tuhan secara berdaulat memiliki tempat untuk latar belakang kita, dan kita tidak boleh mengambil sikap membuangnya sebagai sesuatu yang tidak berarti apa-apa. Latar belakang itu akan menemukan tempatnya sama seperti orang-orang ini yang latar belakangnya memiliki tempat yang sangat pasti. Latar belakang itu akan menemukan tempatnya jika kita mempercayai Tuhan dan tidak hanya membersihkan catatan segala sesuatu dari masa lalu seolah-olah tidak ada kedaulatan Allah sama sekali di dalamnya. Itu adalah hal yang sangat penting untuk diingat dan, apakah saudara dapat mengenalinya sekarang atau tidak, saatnya akan tiba ketika saudara tidak akan menyesali kehidupan saudara yang dulu sebagaimana adanya. Saudara akan melihat bahwa di bawah tangan Tuhan, itu benar-benar telah menjadi dasar di mana Ia telah dapat bekerja, dan dari mana Ia telah dapat memperoleh nilai-nilai yang khas. Itu adalah satu hal di sini. Tuhan mengambil orang-orang ini, dan memindahkan sejarah masa lalu mereka ke alam yang lebih tinggi dan memanfaatkannya di sana – dengan jalan hikmat yang lebih tinggi, dan pemahaman yang sama sekali baru tentang hal-hal.
Hal lain yang cukup jelas di sini adalah krisis ini dalam kehidupan Petrus. Jika ia adalah direktur pelaksana, jika ia adalah pemimpin perusahaannya, tentu saja ia adalah seorang wakil. Ia, dalam terang tempat besar yang akan ia tempati di masa depan, adalah pemimpin jemaat pada mulanya. Melalui dialah, setelah penyembuhan, bahwa saudara-saudara yang tercerai-berai dipertemukan dan dikumpulkan. Ini adalah dengan kepemimpinan yang diberikan kepadanya oleh Roh Kudus bahwa gerakan besar pertama dari jemaat dibuat. Kita tidak dapat melepaskan diri dari fakta bahwa dalam pengertian rohani setelah itu, ia masih menjadi direktur pelaksananya, boleh dikatakan; ia tetaplah seseorang yang mempengaruhi situasinya dan mempengaruhi kehidupan-kehidupan lainnya dan merupakan pusat jemaat. Ketika ia dimasukkan ke dalam penjara, seluruh jemaat mendoakan dia; ia adalah kunci atas situasinya. Nah, dalam terang pengaruh yang akan ia terapkan, posisi yang akan ia pegang, ia harus ditangani dengan cara yang representatif.
Sekarang, pikirkan saja tentang direktur pelaksana, kepala perusahaan nelayan-nelayan ini, setelah bekerja keras sepanjang malam dan tidak menangkap apa-apa, diberitahu di siang hari bolong oleh seseorang yang sama sekali bukanlah nelayan, yang belum ia kenali sebagai Anak Allah tetapi hanya sebagai seorang nabi, Mesias (seorang tukang kayu yang lebih terbiasa bertani daripada berlayar, yang secara alami tidak memiliki pengetahuan dan tidak memiliki otoritas di bidang Petrus ini, di mana Petrus adalah ahlinya) untuk menebarkan jalanya. Sekarang inilah hal yang menarik. Ia keberatan, memiliki reservasinya – “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Ia telah menggunakan kata ‘Tuan’. Itu adalah kata yang khusus. Ini bukanlah kata yang biasa untuk Guru atau Rabi. Ini adalah kata yang sangat langka yang hanya berarti Inspektur, dan itu, saya katakan, signifikan, bahwa Petrus seharusnya sampai sejauh itu dan berkata, “Baiklah, aku adalah bos di perusahaan ini, tetapi Engkau adalah bos-ku. Aku memberi jalan kepadamu sebab aku mengenali-Mu sebagai kepala dari seluruh bisnis ini!” Tetapi ketika ia telah mengambil sejumlah besar ikan-ikannya, ia berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Katanya di sini adalah ‘Kurios’, yang berarti Ketuhanan mutlak. Ia adalah Tuhan Yesus Kristus. Ini adalah alam yang sama sekali lain, bukan di yang sementara tetapi di alam semesta, transisi dari Inspektur ke Ketuhanan mutlak. Sekarang, transisi itu menunjukkan pergerakan dari pemuridan ke kerasulan. “Engkau akan menjala manusia.” Tuhan telah begitu mengatur seluruh perkara ini sedemikian rupanya untuk membawa Simon, seorang ini yang mengetahui semuanya tentangnya dan dapat melakukan semuanya, dan yang memiliki posisinya, ke tempat di mana ia telah menemukan ketidakberdayaan dan kesia-siaan-nya sendiri. Kemudian ia menemukan di dalam kesia-siaan-nya sendiri yang menyeluruh bahwa Tuhan dapat dengan sangat sederhana melakukan apa yang tidak pernah dibayangkan oleh seorang ahli pun dapat dilakukan. Saudara tidak pergi menangkap ikan di siang hari bolong, terutama di belahan dunia tersebut. Jika saudara telah bekerja keras sepanjang malam dan tidak mendapatkan apa-apa, saudara menyimpulkan bahwa tidak ada yang dapat dilakukan, jadi saudara membersihkan jala saudara, menggantungnya hingga kering, dan ketika keadaannya lebih baik, saudara akan mencoba lagi. Tetapi dalam situasi yang paling tidak menguntungkan, secara alami situasi yang paling tidak ada harapan, inilah kebalikan yang luar biasa dari sorga.
Faktanya adalah – kita harus menghadapinya – bahwa cepat atau lambat setiap orang yang akan dipakai oleh Allah, di bawah kedaulatan Ilahi, akan menyadari kesia-siaan diri mereka sendiri yang menyeluruh. Pada saat pengakuan itu, tentunya, musuh akan menerkam. Ketika kita merasa tidak berharga dan tidak berdaya, ia akan berkata, “Kamu tidak baik, lebih baik kamu menyerah dan berhenti!” Tetapi marilah kita menyadari bahwa saat-saat ketika kita merasa tidak berharga seperti itu, ketika kita merasa dan mengetahui bahwa kita di dalam diri kita sendiri adalah suatu kegagalan, mutlaknya diperlukan untuk memiliki kebergunaan yang lebih besar bagi Tuhan. Tuhan tidak akan memiliki ahli alami dalam pelayanan-Nya. Tidak ada spesialis alami dalam pelayanan Allah, tidak ada para ahli, tidak ada orang yang tahu bagaimana cara melakukannya dan mampu melakukannya. Tuhan tidak memiliki tempat bagi mereka atau bagi mereka yang mengira mereka bisa. Simon adalah seorang yang mewakili; ia berdiri di depan semua pemuridan dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Betapa sia-sia seluruhnya! Tuhan, tentu saja, tidak pergi darinya; Ia melanjutkan dengan pekerjaan pelatihan.
Fondasi dari semua pelatihan, semua pemuridan untuk kebergunaan adalah persisnya seperti itu. Fondasinya adalah saudara yang datang untuk mengetahui bahwa tidak ada gunanya, saudara tidak memilikinya; betapapun banyaknya saudara mungkin berpikir saudara bisa, saudara hanya tidak dapat melakukannya. Tidak peduli berapa banyak pelatihan yang saudara miliki; saudara tidak dapat melakukannya. Tidak peduli apa yang telah terjadi di masa lalu. Saudara mungkin adalah seorang kepala dari perusahaan yang penting – ini tidak terhitung di sini. Saudara telah menyentuh alam lain di mana segala sesuatunya berbeda. Saudara tidak bisa lolos begitu saja di sini; ini adalah Tuhan di alam ini. Ini adalah alam superior yang lain, seluruhnya lebih besar, tetapi satu yang harus menghasilkan satu hal di dalam diri kita.
Dikatakan, “ia takjub”, dan begitu pula yang lainnya. Tidak ada seorang pun yang sombong yang akan pernah takjub. Tidak seorang pun yang mengira mereka dapat melakukannya dan mengetahui semuanya tentang itu yang akan pernah merasa takjub. Jika saudara tiba di tempat di mana seluruh situasinya sama sekali tidak mungkin, terbukti tidak mungkin, dan saudara tahu bahwa ini tidak ada di dalam diri saudara, dan kemudian Tuhan melakukan sesuatu, saudara akan takjub. Saudara tidak dapat melakukan apa pun selain berlutut dan menyembah.
Itu adalah sisi ganda dari pemuridan dan pelatihan untuk kebergunaan – dan marilah kita menaruhnya di dalam hati. Ketika Musa mengira ia bisa melakukannya dan ia pergi keluar dan mengambil perkaranya ke dalam tangannya dan mulai memperlihatkan kekuasaannya, itu adalah akhir dari kebergunaannya bagi Tuhan selama empat puluh tahun. Ketika ia sampai di tempat di mana ia berkata, “Aku tidak bisa – meskipun perkasa dalam perkataan dan terpelajar dalam segala hikmat orang Mesir – namun, aku tidak bisa!” – itulah saat Tuhan mulai, dan memberinya ilustrasi tentang semak yang dipenuhi api dan tidak hangus. Ada sesuatu yang supernatural tentang hal ini dan tidak alami sama sekali, dalam pelayanan Allah. Inilah jalan panggilan kita: untuk selalu diingatkan bahwa kita tidak memilikinya, kita tidak dapat melakukannya; tetapi di sisi lain, bahwa Tuhan bisa, dan Tuhan melakukannya. Jadi, sementara kita tidak memiliki kepercayaan di dalam diri kita sendiri, kita memiliki kepercayaan di dalam Tuhan yang bertentangan dengan diri kita sendiri. Inilah jalan pemuridan sejati.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.