oleh T. Austin-Sparks
Bab 5 – Bagaimana Segalanya Menjadi Batiniah
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” Ibrani 1:1-3.
“Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita” Galatia 4:6.
Kedua bagian ini digabungkan memberi kita terang yang kita butuhkan dalam hubungan ini. Seseorang berkata bahwa Allah telah akhirnya berbicara dengan penuh dan final dengan perantaraan Anak-Nya. Yang lainnya berkata bahwa, sebagai anak, Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita. Ini adalah hal yang terkenal bahwa dalam kalimat itu dalam ayat kedua dari Ibrani pasal 1 tidak ada kata sandang: “… telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.” Pertama-tama marilah kita dapatkan tensenya. Terjemahan yang lebih tepatnya adalah: Allah memang telah berbicara. Ini lebih kuat, lebih pasti daripada: “Allah telah berbicara.” Ini adalah wahyu final dan penuh yang telah datang. Ketiadaan kata sandang memberikan pengertian mutlak kepada Pribadi itu. Ini bukan hanya apa yang Yesus katakan, tetapi siapa Dia itu. Ini bukanlah bahwa Allah mengutus Anak-Nya dan mengatakan hal-hal tertentu – betapapun penuhnya mungkin hal-hal itu – melalui Anak-Nya sebagai Seorang tambahan dari semua para nabi yang telah diutus. Itu bukanlah artinya di sini. Ini adalah apa yang dimaksudkan dengan “Anak.” Ketiadaan kata sandangnya memiliki signifikan yang cukup pasti. Ini penting untuk memahami itu. Ini adalah sebuah nada, sebuah bunyi, yang harus ditangkap oleh telinga, sesuatu yang harus saudara dengarkan dengan hati-hati. Apa itu? Kedengarannya aneh! Kita merasa bahwa kita segera memiliki sesuatu yang lebih pasti dan dan dapat pergi dengan-nya ketika kita membaca: “Telah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya.” Tetapi ketika saudara berkata: “telah berbicara ‘di dalam Anak-Nya’”, saudara harus berhenti, saudara tidak dapat segera pergi dengan itu. Itu menarik perhatian saudara bukan kepada seorang utusan, bukan kepada seseorang yang dipercayakan dengan suatu pesan untuk disampaikan; itu segera memegang saudara kepada Seseorang, dan saudara menemukan bahwa ini adalah Seseorang itu yang merupakan pesannya, bukannya yang memiliki pesannya.
Kristus tidak dipercayakan dengan sebuah pesan dari Allah. Kristus adalah Pesan Allah, dan Pesan Allah dalam kepenuhan dan finalitas. Wahyu bukanlah wahyu dari suatu ajaran, suatu sistem, suatu kebenaran; ini adalah wahyu “Anak”. Sesulit apa pun kelihatannya itu bagi akal budi, dan seteknis apa pun kedengarannya, sampai kita telah benar-benar memahaminya, kita akan selalu meleset dari sasaran, tersesat, mengembara. Begitu kita benar-benar memahami apa artinya itu, kita bersauh atau setidaknya kita memiliki kaki kita di atas jalan yang merupakan jawaban untuk setiap masalah, yang memenuhi setiap kebutuhan. “Allah telah … di dalam Anak-Nya”; apa Dia itu, dan bukan hanya apa yang Ia katakan.
Diri Kristus sendiri adalah jumlah total dari segala pikiran Allah, kehendak Allah dan niat Allah. Ia tidak datang hanya untuk mengungkapkan pikiran Allah dalam kata-kata, untuk memberitahu kehendak Allah, untuk menceritakan niat Allah. Ia datang untuk mempersonifikasikan dan mewujudkan dalam Wujud-Nya itu sendiri pemikiran, kehendak dan niat itu. Ia adalah mereka. Ketika saudara melihat Dia oleh Roh Kudus, saudara melihat Allah.
Pikiran, kehendak dan niat itu sekarang diwujudkan dalam bentuk manusia. Pemikiran Kristus menyatu dengan pemikiran Bapa dalam pikiran; hati Kristus menyatu dengan hati Bapa dalam kehendak-nya; kehendak Kristus adalah satu dengan kehendak Bapa dalam niatnya. Tapi itu sekarang diwakili dalam bentuk manusia dan berada di bawah ujian di bumi ini, di dunia ini. Tindakan dari semua pikiran, kehendak, niat lainnya yang antagonis dibawa untuk ditanggung pada itu dalam bentuk manusia: “Sama dengan kita, Ia telah dicobai”, oleh karena itu dicobai di sepanjang garis pikiran lain selain pikiran Allah, di sepanjang garis kehendak dan perasaan lain selain kehendak dan perasaan Allah, dicobai di sepanjang garis niat lain. Diuji, dicobai dalam wujud manusia, dengan maksud agar pikiran, kehendak dan niat Allah itu bersemayam di dalam diri manusia.
Ini adalah sebuah fakta, dan salah satu kenyataan hidup yang secara khususnya nyata bagi anak Allah, bahwa tidak ada pemikiran, atau kehendak, atau tujuan Ilahi yang datang kepada kita menjadi bagian dari diri kita sampai kita telah dicobai dan diuji di sepanjang garis itu. Hal itu tidak terbentuk di dalam diri kita karena kita telah menangkapnya, melihatnya, merasakannya, atau mempercayakan diri kita kepadanya. Kita tahu betul bahwa setiap sedikit pun bagian dari wahyu Ilahi, agar dapat didirikan dalam bentuk permanen dari hidup dan kuasa yang tidak dapat dihancurkan, harus dicobai dengan api ujian. Kita memiliki cara untuk mengatakan bahwa orang-orang tertentu telah mendapatkan kebenaran, idenya, tetapi mereka belum melewati api dengannya; dan oleh karena itu wahyu itu tetap berada dalam alam tidak berbuah meskipun kebenaran itu ada di sana. Kita mengatakan bahwa mereka belum mati dengannya.
Sekarang di dalam Tuhan Yesus, sementara ada perbedaan antara Dia dan diri kita sendiri, prinsipnya jelas terlihat berlaku, bahwa Ia dalam kemanusiaan-Nya sedang mengerjakan suatu pendirian di dalam kemanusiaan, dalam kehidupan manusia, dari semua yang berhubungan dengan Allah, dan Ia melakukannya melalui ujian. Mengenai sifat moral-Nya, tidak ada ruang untuk mempertanyakan kesempurnaan-Nya. Kesempurnaan sifat moral-Nya ditetapkan secara mutlak. Di dalam Dia tidak ada dosa. Namun Firman dengan tegas menyatakan bahwa Ia dijadikan sempurna dengan penderitaan, dan bahwa Dia, sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Ini menunjukkan bahwa Ia mengalami cobaan, pengujian, yang tidak berhubungan dengan sifat-Nya yang sempurna dan tanpa dosa, tetapi yang berhubungan dengan penetapan sesuatu dari Allah di dalam hidup manusia. Demikianlah pikiran, kehendak dan niat Ilahi diuji, dicobai, di dalam hidup manusia.
Harus ada pertempuran yang diperebutkan atas seluruh dasar ini, dan pada setiap titik kemenangan harus dimenangkan dalam hidup manusia untuk Allah, dan hanya melalui kemenanganlah semua ini dijadikan sempurna dan didirikan, dan di dalam kemenangan itu, penuh dan final, ini dibawa kepada kemuliaan. Apa yang dibawa ke kemuliaan adalah pendirian dalam kemenangan mutlak dari pikiran, kehendak dan niat Allah dalam bentuk ekspresi manusia; bahwa Allah harus memiliki satu Manusia wakil, di dalam Siapa seluruh pertempuran pikiran, hati dan kehendak Allah telah diperjuangkan dan dimenangkan. Di dalam Manusia itu, Kristus Yesus, di sebelah kanan Allah, Allah memiliki Kemanusiaan itu yang disempurnakan menurut pemikiran, kehendak dan niat-Nya sendiri; oleh karena itu dimuliakan.
Langkah berikutnya dalam perjalanan Ilahi adalah Roh Kudus diutus sebagai kuasa dan kebajikan dari semua itu, untuk memperkenalkan keanakan itu kepada orang-orang percaya. ‘Keanakan’ seperti yang kita ketahui, adalah sebuah kata yang mengandung kepenuhan, finalitas – akhir Allah tercapai – dan itulah sebabnya ada pernyataan khusus yang berhubungan dengan kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam kebangkitan-Nyalah ada proklamasi khusus yang dibuat: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” Pernyataan itu pastinya berhubungan di dalam Firman dengan kebangkitan Tuhan Yesus. Kita tahu bahwa ini tidak berarti bahwa hanya dalam kebangkitan-Nya bahwa Ia adalah Anak Allah. Ia dinyatakan sebagai Anak Allah sejak awal dalam kelahiran-Nya, dalam baptisan-Nya, tetapi di sini saudara memiliki sesuatu yang merupakan deklarasi Keanakan yang berhubungan dengan kebangkitan. Itu mewakili dan menandakan bahwa di sini dalam kapasitas perwakilan-Nya sebagai Manusia, telah dibawa ke kesempurnaan di dalam Dia pikiran, kehendak dan niat Ilahi; dan kebangkitan Tuhan Yesus hanyalah meterai Ilahi atas kesempurnaan Kemanusiaan-Nya. Roh Kudus, oleh karena itu, datang – bukan sebelum kebangkitan tetapi sesudahnya, bukan sebelum kenaikan tetapi sesudahnya – sebagai kuasa dari Keanakan yang disempurnakan itu dalam kepenuhannya, dalam kesempurnaannya; Keanakan itu yang ada atas dasar pikiran, kehendak dan niat Allah yang telah dibawa kepada kesempurnaan dan finalitas di dalam Dia. Dan Roh Kudus datang sebagai kuasa dari itu untuk memperkenalkan itu – dan tidak kurang dari keanakan itu – ke dalam orang-orang percaya: “Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita.”
Betapa berbedanya hal itu dari peniruan Kristus (kami tidak bermaksud untuk sejenak pun untuk membayangi Thomas à Kempis) pada saat yang sama ini adalah ide yang salah untuk berpikir atau berbicara tentang meniru Kristus sampai saudara telah mengenali dan menjadi tahu bahwa tidak ada harapan atau kemungkinan apa pun untuk menjadi seperti Kristus sampai Roh Anak Allah ditetapkan di dalam hati.
Ini mewakili sistem Kekristenan yang sama sekali berbeda dari apa yang telah diterima secara umum di era orang Kristen. Di sinilah bahwa Iblis telah melemahkan seluruh tujuan Allah. Ini tidaklah mungkin untuk menjadi seorang Kristen – jika Perjanjian Baru harus menjadi wahyu tentang apa itu seorang Kristen – terlepas dari tindakan kelahiran yang pasti dari atas itu di mana Tuhan Yesus dalam Pribadi Roh Kudus berdiam di dalam hidup itu. Untuk berbicara tentang menjadi seorang Kristen tanpa kelahiran kembali adalah omong kosong; ini berbicara tentang sesuatu yang tidak ada. Untuk gagal mengenali kepentingan tertinggi dari suatu tindakan Ilahi yang melaluinya Roh Kudus dari sorga datang dan masuk ke dalam hidup itu adalah untuk gagal mengenali arti dari apa seorang Kristen itu. Ada pelbagai macam pengganti untuk ini, yang sesuai dengan namanya, tetapi mereka semuanya adalah pengganti.
Ada sebuah konsepsi pagan yang cukup umum tentang Allah yang berhubungan dengan roh manusia, dan roh manusia berhubungan dengan Allah di dalam seluruh ras. Di atas itu seluruh struktur agama telah dibangun, tetapi itu salah. Itu tidak sesuai dengan Firman Allah.
Lalu ada sistem mistis, yang membuat segala sesuatu dari yang Ilahi menyala, dengan sesuatu dari Allah di dalam diri setiap orang yang hanya perlu dibudayakan, dirawat, disayangi, dibawa ke dalam suasana dan lingkungan yang tepat, dan telah mengumpulkan pengaruh beragama dan artistik di sekelilingnya dan semua itu, dan akan ada perkembangan sehingga akhirnya ini akan muncul menjadi sesuatu yang mirip dengan Allah. Sekali lagi, itu adalah palsu! Itu adalah suatu pengganti, dan itu adalah sebuah kebohongan!
Ada juga apa yang kita sebut pengganti ritualistik, yang melihat dalam sakramen dan mengambil sakramen apa yang mewakili Allah, dan saudara menyerap Allah melalui sakramen itu, dan di dalam sakramen itu ada persekutuan dengan Allah, mengambil bagian dari Allah. Sekali lagi, itu adalah sebuah kebohongan! Itu tidak berhasil.
Tak satu pun dari hal-hal ini berhasil mewujudkan pikiran Allah, niat Allah, Ketika saudara melihat pada dunia, saudara menemukan bahwa tiga hal yang disebutkan (dan ada yang lainnya) mewakili posisi dari mungkin sembilan per sepuluhnya, dan lebih dari itu, dari orang-orang di dunia ini. Jadi Iblis telah membutakan, menyesatkan, menipu, merampok dan melemahkan kebenaran.
Dalam tindakan yang pasti dan tepat inilah, hanya berdasarkan apa Kristus itu dalam kemuliaan, dan apa Dia itu dalam kemuliaan melalui penderitaan-Nya dan kematian-Nya, Roh Kudus secara pasti berdiam di dalam hidup itu, bahwa ada kemungkinan apa pun dari menjadi apa yang Perjanjian Baru sebut sebagai seorang Kristen, dan datang sampai kepada akhir Allah.
Kami mengatakan, kemudian, bahwa dasar dan kunci dari segala sesuatu adalah Roh Keanakan di dalam diri kita. Itu membuat segalanya menjadi batiniah, sebagai yang berbeda dari yang objektif. Ada segala perbedaan antara sebuah imitasi dan sebuah konsepsi. Yang satu disajikan secara lahiriah, yang satunya lagi dilahirkan secara batiniah.
Tidak ada wahyu yang ekstra atau terpisah dari Kristus. Kita memiliki dalam pikiran kita hal-hal yang dianggap sebagai wahyu khusus, dan yang mungkin kadang-kadang telah kita sebut sebagai wahyu yang spesifik, tetapi yang dalam kenyataannya bukanlah wahyu yang terpisah. Yang kami maksud adalah wahyu jemaat, misalnya. Kami telah berbicara tentang Paulus yang memiliki wahyu khusus tentang jemaat. Ada suatu pengertian di mana itu tidak benar, bahwa apa yang Paulus miliki sebagai wahyu khusus adalah wahyu khusus tentang Kristus. Jika kita memikirkan hal-hal seperti itu sebagai apa yang disebut “jemaat” atau hal lainnya, sebagai wahyu dalam dirinya sendiri, kita berada dalam bahaya besar menjadi sibuk dengan suatu hal. Kita harus menyadari bahwa apa yang Paulus lihat melalui wahyu khusus adalah jemaat sebagai Tubuh Kristus, dan ia selalu berbicara tentang jemaat sebagai Kristus; yaitu, Kristus diekspresikan, diwujudkan, dinyatakan dalam bentuk korporat; tidak kehilangan identitas-Nya sendiri, melainkan mengekspresikan diri-Nya sendiri dalam bejana korporat. Sehingga bejana itu, dalam wahyu penuh, terlihat sebagai perwujudan dari apa yang adalah Kristus. Tidak ada perbedaan antara apa Kristus itu, dan apa itu ketika Allah mencapai akhir-Nya; meskipun berbeda dalam Pribadi, tidak berbeda dalam sifat dan isinya: menjadi serupa dengan gambar-Nya. Kristus dikatakan adalah gambar wujud Pribadi Bapa. Jemaat harus menjadi gambar wujud Pribadi Kristus. Apakah saudara ingin tahu apa jemaat itu? Jangan meminta kepada Tuhan untuk mengungkapkan kepada saudara kebenaran jemaat; mintalah Dia untuk menyatakan Kristus kepada saudara.
Saudara datang kepada kemah di padang gurun, dan bait suci, dan saudara lihat di sini saudara memiliki sebuah representasi dari jemaat. Ah! Tetapi lebih benar lagi saudara memiliki sebuah representasi Kristus. Dengan cara apa? Kristus sebagai tatanan yang luar biasa dan menyeluruh; jika saudara berkenan, sebuah sistem sorgawi; semuanya ditetapkan dengan sangat tepat, diatur dengan sangat Ilahi. Itulah Kristus, tetapi Kristus secara kolektif. Apa yang diinginkan hati saudara? Apa itu yang saudara cari? Saudara akan menemukan jawabannya dalam penyingkapan Tuhan Yesus yang baru, apa pun itu, pada detail apa pun, saudara akan menemukannya di dalam Dia. Sekarang pekerjaan Roh Kudus bukanlah untuk mengungkapkan kepada kita hal-hal, kebenaran, tetapi untuk mengungkapkan Kristus, dan Kristus dalam kaitannya dengan semua hal yang memiliki tempat apa pun dalam hubungan kita dengan Allah. Ini adalah Roh Anak-Nya. Apakah jemaat itu? Ini adalah tubuh-Nya. Apa itu tubuh-Nya? Ini adalah seluruh rangkaian anggota, fungsi, fakultas yang diberi energi dan diatur oleh hidup-Nya. Ini adalah Kristus.
Kesulitannya muncul di sana dalam menjelaskan, mendefinisikan, memperjelas; dan semua yang dapat kami katakan di luar titik itu adalah bahwa kita harus mengenali faktanya, dan berusaha untuk mendapatkan ekspresi faktanya sehingga di setiap arah dan koneksi, baik dalam hidup maupun dalam pelayanan, harus ada beberapa ekspresi Kristus, beberapa yang keluar dari Kristus. Bahkan dalam urusan bisnis harus ada yang keluar dari Kristus untuk memenuhi posisi itu. Ini bukanlah: “Tuhan, berikanlah aku penilaiannya, nasihatnya!” Ini adalah: “Tunjukkanlah saja kepadaku di mana Kristus menyentuh itu, dan bagaimana Kristus memenuhi itu, apa itu yang adalah Kristus yang cocok di sana.” Itulah efeknya. Saudara akan menemukan, jika saudara belum melakukannya, bahwa semakin saudara berjalan terus dengan Tuhan, dan hidup saudara menjadi semakin di bawah pemerintahan langsung (ketika kami mengatakan ‘langsung’ yang kami maksudkan adalah kesadaran yang seketika dan semakin berkembang, dan bukan yang sama sekali di bawah sadar dan tidak langsung) dari Roh Kudus, bahwa Roh Kudus selalu berusaha untuk memimpin saudara kepada Kristus, kepada penemuan baru tentang Dia. Ia akan memeriksa ide-ide saudara, pemikiran saudara tentang hal-hal, seperti kebenaran Kristen, ajaran, sistem, tatanan dan metode, dan seterusnya; dan Ia akan menekankan Kristus di sepanjang waktu. Ia akan berusaha untuk menunjukkan bahwa ada cara di mana Kristus hanyalah cocok dengan situasi itu, memenuhi kebutuhan itu; bahwa Kristus adalah sebuah sistem bisnis yang komprehensif, jika saudara berkenan. Dalam urusan bisnis ada di dalam Kristus yang paling cocok dengan situasi itu, untuk menyelesaikan masalah itu. Ini seolah-olah Allah telah menelusuri dasarnya sampai ke perincian terakhirnya, dan tidak meninggalkan apa pun dari pertimbangan. Dengan cara yang paling komprehensif Dia telah menyimpulkan setiap situasi, setiap persyaratan hidup yang harus dijalani menurut pikiran-Nya, dan memenuhi segalanya, hingga detail terkecilnya di dalam Anak-Nya. Ia kemudian telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita untuk menunjukkan kepada kita bagaimana Kristus cocok di sepanjang jalan, dan memenuhi kebutuhannya. Sehingga kita belajar Kristus. Paulus berkata: “Kamu bukan demikian telah belajar Kristus”, artinya bahwa ada pembelajaran Kristus.
Kita mampu menghentikan semua kegiatan mental kita yang mengerikan dan berat dalam hubungannya dengan kebenaran. Kita dapat melepaskan upaya pikiran kita untuk mencapai terang, dan kita dapat dan harus menyadari bahwa Kristus adalah segalanya dan di dalam segala sesuatu untuk segalanya, dan bahwa, jika Roh Kudus memberi kita penerangan baru tentang Kristus, kita akan menemukan bahwa Ia hanya cocok di sana dan menjawab kebutuhan itu, apa pun itu. Ada sesuatu dari Kristus yang memenuhi itu.
Kita sering berpikir bahwa jika kita memiliki pemahaman Alkitab yang begitu komprehensif, dan terperinci, mikroskopis, dan bahwa itu selalu ada di setiap bagian pikiran sadar kita, tidak ada situasi di mana kita mampu masuk tetapi bahwa kita akan menemukan di dalam Alkitab yang hanya menyentuh itu, beberapa bagian yang pas di sana. Saya pernah mengenal seorang laki-laki yang mampu mengutip Kitab Suci untuk segala yang ia lakukan. Saya tidak mengatakan bahwa ia selalu benar, tetapi setiap kali ia ingin melakukan sesuatu ia bisa mengutip Kitab Suci untuk apa yang ia lakukan. Ia telah membentuk suatu kebiasaan untuk mengutip Kitab Suci terlebih dahulu sebelum ia pergi melakukan sesuatu. Intinya adalah ini, bahwa jika kita tahu di mana itu berada, dan di mana kita dapat menemukannya, ada sesuatu di dalam Firman Allah, meskipun itu hanyalah sebuah bagian, yang akan berhubungan dengan dan mengatur segala jenis pengalaman yang mungkin bisa kita alami dalam kehidupan manusia kita.
Tentu saja, kami telah berulang kali menemukan bahwa Tuhan telah memberi kita kata yang luar biasa cocok untuk situasi tertentu. Dan saya percaya bahwa ini mungkin bahwa itu dapat menjadi benar dalam segala apa pun dan segala sesuatu di dalam hidup kita.
Itu adalah sebuah ilustrasi, bahwa Allah di dalam Kristus telah … (bolehkah saya menggunakan sesuatu yang sulit di jaga di alam ini?) mengemas kompas kebutuhan manusia dalam hubungannya dengan diri-Nya sendiri, dan bahwa tidak ada titik di dalam hidup kita tetapi bahwa Kristus mampu, dalam sesuatu yang ada di dalam Dia, untuk memenuhi hal itu. Mungkin itu tidak membutuhkan kerja keras, tetapi intinya adalah ini, bahwa Roh Keanakan ada di dalam kita untuk mengajar kita Kristus dalam kaitannya dengan segala sesuatu dalam hidup dan dalam pelayanan. Ini adalah dasar dan kunci dari segalanya. Ini adalah menjadikan segalanya batiniah.
Kita dituntut untuk membiarkan Firman Allah tinggal di dalam kita dengan berlimpah; itu dibutuhkan oleh Roh Kudus sebagai materi-Nya. Firmannya adalah apa yang melaluinya Roh Kudus menyatakan dan memperkenalkan Kristus kepada kita. Kita dituntut untuk memiliki kehidupan dalam persekutuan doa yang terus menerus dengan Tuhan. Kristus tidak akan diperkenalkan kepada kita jika sebaliknya. Ketika diberikan hal-hal itu, dan kehidupan yang taat pada terang yang telah diberikan kepada kita, Roh Kudus dapat menerangi Kristus ke dalam hati kita sehingga kita memiliki segala sesuatu di dalam Dia.
Poin nilai khususnya adalah bahwa ini adalah sesuatu yang terjadi di dalam, dan karena ini terjadi di dalam, ini berarti bahwa Kristus berhubungan dengan kita di pusat keberadaan kita, dan bahwa kita, oleh karena itu, di dalam kenyataan keberadaan dan kenyataan terdalam dari keberadaan kita, satu dengan Kristus, bergabung dengan Tuhan satu roh. Itu berarti bahwa kita sebenarnya adalah itu, dan menjadi itu, daripada hanya melihat itu dan melakukannya sebagai sesuatu yang disajikan. Ini adalah sesuatu yang mewakili perkembangan batiniah kita menurut Kristus. Apa yang telah terjadi adalah ini, bahwa, meskipun kita belum mengenalinya dan menikmatinya, ini bukanlah Roh Anak Yesus di dalam kita, ini adalah Roh Anak Allah. Yang kami maksud dengan itu, bahwa ini bukanlah Kristus yang belum berkembang dan belum dewasa yang berada di dalam kita, melainkan Kristus yang telah disempurnakan. Kita tidak menikmatinya, kita tidak menyadarinya, tetapi faktanya adalah bahwa Kristus di dalam kita adalah final. Kita memiliki segalanya ketika kita memiliki Kristus oleh Roh Kudus. Tidak ada yang perlu ditambahkan kepada Kristus. Kristus penuh dan lengkap, dan perjalanan kita adalah untuk belajar itu.
Itu adalah hal yang luar biasa untuk direnungkan. Ini bukanlah bahwa kita telah menerima Kristus yang sebagian, Kristus yang tidak sempurna; ini adalah bahwa sekarang kita harus belajar betapa agung dan penuhnya Kristus yang telah kita terima. Kemuliaan dari kehidupan rohani yang sejati, dipimpin oleh Roh Kudus, adalah kemuliaan dari menemukan setiap hari betapa indahnya Kristus yang saudara miliki, jauh lebih indah daripada yang saudara ketahui. Tapi itu seharusnya bukan sesuatu yang luar biasa; begitulah seharusnya. Saudara telah menerimanya, tetapi saudara tidak pernah mengetahui nilai dari apa yang saudara telah terima sampai Roh Kudus, yang hanya Ia sendiri mengetahui nilainya, mengungkapkannya kepada saudara.
Saudara mungkin memiliki permata yang diberikan kepada saudara, dan saudara mungkin diberi tahu bahwa ini adalah permata yang sangat berharga, tetapi saudara tidak memiliki pengetahuan tentang permata dan saudara tidak tahu nilai permata, sehingga saudara mempercayai perkataan orang lain tentang permata itu. Meskipun saudara dapat melihat hal-hal tertentu tentangnya yang membuatnya menjadi saksi bagi kesadaran saudara bahwa itu berharga, saudara tidak memahami nilai penuhnya. Tapi kemudian seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan yang paling komprehensif tentang permata datang dan melihatnya dan berkata: “Biarkan aku memberi tahumu sesuatu tentang ini.” Dan kemudian ia mulai memberitahu saudara sesuatu tentang permata itu, dan saudara melihat ada sesuatu yang tidak pernah saudara ketahui sebelumnya. Kemudian ia kembali keesokannya dan memberitahu saudara sesuatu yang lebih lagi, dan keesokan harinya. Laki-laki itu tidak pernah lelah memberitahu saudara tentang keajaiban baru yang ada di dalam permata ini, dan di sepanjang waktu kekaguman saudara terus bertambah. Saudara berkata: “Aku telah memilikinya sepanjang waktu; semua ini yang telah dikatakan laki-laki ini kepada-ku hari demi hari selama berbulan-bulan, mungkin selama bertahun-tahun. Aku memiliki semuanya pada awalnya; ia tidak menambahkan apa pun pada nilai intrinsik dari permata itu dengan apa yang ia katakan kepadaku; ia hanya telah membuatku tahu apa yang ada di sana.” Itulah yang dilakukan Roh Kudus dengan Kristus. Kita memiliki semua itu dari Allah ketika kita memiliki Kristus, dan Roh Kudus telah datang untuk menunjukkan kepada kita hal-hal tentang Kristus. Ia memberi kita Kristus dari setiap sudut, di kedalaman yang semakin mendalam. Seharusnya seperti itu. Itu adalah batiniah. Orang-orang yang hidup atas dasar itu setidak-tidaknya hidup pada tingkat yang sangat berbeda daripada mereka yang hanyalah hidup pada sistem eksternal keagamaan. Oh, semoga kita bisa lebih sering hidup di sana!
Marilah kita hentikan pencarian kita untuk mengetahui tentang kebenaran sebagai kebenaran, dan marilah kita berkonsentrasi sepenuhnya pada hal ini: mengenal Dia. Semua yang pernah diketahui Paulus tentang jemaat, tubuh, atau apa pun yang lainnya datang kepadanya melalui penyingkapan Yesus Kristus; bukan bendanya, tetapi Kristus.
Ini sampai pada akar hal-hal, dan pada hari ini ada begitu banyak kemerosotan sinar dan kemuliaan karena kesibukan dengan ajaran, kebenaran, penafsiran, tradisi – hal-hal yang telah diwariskan dalam bentuk yang terkristalisasi dan seterusnya, bukannya kesibukan yang tetap dengan Kristus. Yang satu adalah maut; yang lainnya adalah hidup. Ini bukanlah apa yang dilakukan orang hebat ini-dan-itu lima puluh, seratus, dua ratus tahun yang lalu, dan karena apa yang ia lakukan, ada kemungkinan tertentu yang mengambil bentuk tertentu, dan kita percaya bahwa ia benar, dan kita mematuhinya. Karena apa yang ia ajarkan kita percaya itu benar, dan kita mengikuti ajarannya. Mengapa? Itu mungkin cukup benar, tetapi saya tidak dapat mewarisi apa pun dari laki-laki itu; hal itu harus menjadi wahyu yang hidup di dalam hati saya seperti yang pernah terjadi dengan laki-laki itu, sebelum saya dapat masuk ke dalamnya. Saya tidak dapat mengikuti itu hanya karena itu adalah sesuatu yang didengar. Saya bahkan tidak dapat mengambil Perjanjian Baru dan menyesuaikan hidup saya dengan Perjanjian Baru, sebab ada apa yang namanya Perjanjian Baru. Percaya seperti yang saya lakukan bahwa itu adalah Firman Allah, itu masih tetap sebuah Kitab sampai Roh Kudus datang dan mereproduksinya di dalam diri saya. Meskipun saya yakin bahwa itu benar, dan itu adalah kehendak Allah, apa yang dapat saya lakukan? Saya tidak dapat berbuat apa pun sampai ada sesuatu yang terjadi di dalam, yaitu Kristus yang ada di dalam Kitab itu masuk ke dalam diri saya, dan keduanya menjadi satu. Itu adalah kunci dari segalanya. Begitu hal itu terjadi, Kitab itu menjadi hidup. Mengapa Kitab itu hidup? Saya tidak bermaksud daya tariknya, bahwa itu menjadi bidang studi yang menarik. Maksud saya hal ini hidup dalam arti ini menjadi kuasa, kekuatan, kedamaian, perhentian, kepuasan di dalam hati. Bagaimana bisa? Hanya karena Roh yang sama yang menulis Kitab itu ada di dalam saya menafsirkan, mengungkapkan.
Ini adalah hal-hal yang sangat sederhana, dan kami telah menggunakan banyak sekali kata-kata hanya untuk menekankan satu hal utama: “Allah … pada akhir zaman telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya”, dan Anak adalah esensi dari segalanya. Sekarang, karena kita adalah anak, Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya, esensi dari segala sesuatu, ke dalam hati kita. (Jika kata ‘esensi’ itu menyinggung saudara, tolong kenali dalam arti apa kata itu digunakan.) Kristus di dalam hati kita adalah jumlah total dari segala sesuatu di dalam pikiran, hati dan kehendak Allah, di dalam kita oleh Roh Kudus, dan sekarang kita harus belajar Kristus. Kita tidak akan salah dalam hidup kita jika itu adalah dasar di atas mana kita hidup.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.