oleh T. Austin-Sparks
Kita sedang hidup di suatu masa ketika banyak perubahan-perubahan corak yang besar sedang terjadi di dalam setiap wilayah. Ini sudah pastinya bukanlah masa kesendatan. Tidak hanya wajah hal-hal telah sangat berubah dalam setengah waktu kehidupan, tetapi dalam hari-hari kedepan yang dekat ini, ada terdapatkan percepatan yang luar biasa dalam perubahan ini, sehingga kita tidak tahu seperti apa situasi dunia akan menjadi dari satu hari ke hari lainnya.
Apa yang diperoleh secara umum tidak kurang benar – bahkan mungkin lebih benar – dalam agama Kristen. Segala sesuatu berada dalam wilayah pertanyaan dan ketidakpastian – yaitu, sejauh mana ini menyangkut kerangkanya, bentuknya, pekerjaannya, jalannya dan prospek duniawinya. Kami dapat melangkah lebih jauh dan mengatakan bahwa – kemungkinan besar dalam kedaulatan dan penyediaan Allah – kondisi-kondisi (sudah sangat maju di Timur) secara harfiah memaksa orang Kristen untuk mempertimbangkan kembali fondasi mereka, dan mendorong orang-orang yang bertanggung jawab untuk menghadapi seluruh pertanyaan tentang reorientasi yang dituntut.
Jika kita sedang mendekati penyempurnaan zaman ini, maka inilah yang tepatnya dapat kita harapkan. Hanya kebenaran dalam intinya itu sendiri yang akan bertahan dalam ujian, yang akan dipaksakan atas segala sesuatu oleh Diri Allah Sendiri, dan “penghakiman harus dimulai pertama-tama pada rumah Allah sendiri.” Semua aksesorisnya, perlengkapannya, pengiringnya, perkakas-perkakasnya dan ‘lain-lainnya’ dari agama Kristen akan dilucuti, dan hanya kenyataan telanjang yang tersisa pada akhirnya. Ada disebutkan di dalam Kitab Suci “nyala api siksaan yang akan menimpa seluruh bumi yang berpenduduk, untuk menguji para penghuninya.” Tragedi zaman kita adalah bahwa begitu banyak pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab, baik terlalu sibuk dan terserap dengan pekerjaan atau secara dangkal terlalu optimis sehingga mereka tidak menyadari keadaan darurat nyata yang tersirat dalam perkembangan dunia.
Ada kebutuhan yang berkembang untuk melakukan inventarisasi semacam itu dalam banyak hubungan, tetapi tidak paling sedikit dalam perkara Injil itu sendiri. Mari kami cepat-cepat membuatnya menjadi jelas bahwa kami tidak menyiratkan bahwa ada kebutuhan apa pun untuk pertimbangan ulang atau reorientasi inti dari Injil. Tidak, dengan tegas Tidak! Itu, dalam sifat dan unsur esensialnya, tetap menjadi ‘Injil yang kekal.’ Tetapi ada kebutuhan yang sangat nyata untuk pemahaman baru tentang apakah Injil itu sebenarnya. Kata atau istilah “Injil” itu sendiri telah datang untuk menyiratkan sesuatu yang kurang dari “seluruh maksud Allah”, dan harus diterapkan hampir secara eksklusifnya pada permulaan kehidupan Kristen.
Ketika Rasul yang menulis Surat kepada orang Ibrani telah mengemukakan kebesaran Kristus yang transenden, Anak Allah, di setiap alam, baik para Leluhur, Nabi, Malaikat atau siapa pun yang saudara kehendaki, ia menyimpulkan segalanya – segala sesuatunya yang luas – dalam satu kalimat: “keselamatan yang sebesar itu”; mengenai keselamatan yang mana ia menyatakan bahwa bahkan untuk menyia-nyiakannya – belum tentu untuk menentangnya atau menolaknya – akan melibatkan malapetaka yang tak terhindarkan.
Dalam halaman-halaman jilid kecil ini, kami telah berusaha untuk melayani kebutuhan pemulihan ini, atau penyajian kembali, sesuatu – hanya sesuatu – dari kebesaran Injil, dan untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu untuk kehidupan, pelayanan, kemajuan, dan kemenangan bergantung pada pemahaman nyata kita tentang kebesarannya.
T. AUSTIN-SPARKS
FOREST HILL,
LONDON, 1954.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.