oleh T. Austin-Sparks
Bidang meditasi kita akan terutama ada dalam kitab Yosua dan surat-surat kepada Jemaat di Efesus dan Kolose. Kutipan yang merupakan kunci meditasi ini ada di Efesus 4:13: “Sampai kita semua telah mencapai persatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
Ayat ini mungkin bisa ditempatkan pada awal kitab Yosua, dan ayat ini akan memberikan penafsiran yang sangat bagus terhadap kitab itu dan akan menjadi panduan untuk pembacaan dan pelajaran rohani kitab itu. Ayat ini akan menjelaskan semua yang sedang terjadi setelah Israel menyeberangi sungai Yordan dan memasuki negeri itu. Ayat ini akan menjelaskan hal-hal dari kedua belah pihak; dari sisi niat ilahi, dan dari sisi lawan yang bertahan. Ayat ini akan mewakili apa yang Tuhan cari, dan apa yang musuh lawan.
“Sampai kita semua telah mencapai persatuan iman …” Membawa ayat pertama dari pasal itu melalui kitab Yosua, dan ini sangatlah memperjelas.
“Dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah …” Hal yang sama berlaku di sini. Mungkin akan diperlukan untuk mengambil hanya sebuah kutipan dari surat kepada orang-orang Ibrani, untuk membantu kita melihat dalam kaitannya dengan Yosua yang ditunjuk untuk membawa masuk ke dalam perhentian, “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah” (Ibrani 4:9). Hari perhentian itu yang masih tersedia ditemukan di dalam Kristus. Kitab Yosua dimaksudkan untuk menunjukkan pada kepenuhan pengetahuan tentang Anak Allah di dalam orang-orang kudus; untuk mencapai finalitas dan perhentian.
“… mencapai kedewasaan penuh …” Itu jelas bertentangan dengan kehidupan padang gurun ketidakdewasaan rohani.
“… mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Ini hanya mungkin untuk memahami negeri itu dalam terang kepenuhan Kristus. Semua janji superlatif yang berhubungan dengan negeri itu dialihkan secara rohani kepada Tuhan Yesus. Ia adalah kepenuhan Allah bagi umat-Nya dalam segala hal.
Sesungguhnya, ayat ketiga belas Efesus 14 ini adalah pengantar yang luar biasa untuk kitab Yosua. Ayat terakhir mencakupi semua ayat-ayat yang lain: “… kepenuhan Kristus.” Itulah akhir yang ada dalam pandangan. Surat-surat kepada Jemaat di Efesus dan Kolose secara keseluruhan berkaitan dengan kepenuhan Kristus. Dalam surat Kolose, ini adalah kepenuhan Kristus sebagai Kepala; dalam surat Efesus, ini adalah kepenuhan Kristus sebagai Kepala atas segala sesuatu kepada jemaat yang merupakan Tubuh-Nya, yang merupakan kepenuhan Dia yang memenuhi segalanya.
Kembali ke sisi khas atau ilustratif dari kebenaran rohani ini, seperti yang dibawa keluar dalam kehidupan Israel, kita mungkin mulai dengan memperhatikan tiga bagian sejarah Israel. Pertama, di Mesir dan pembebasan; kedua di padang gurun; ketiga di negeri. Masing-masing dari ketiga ini mewakili hubungan khusus dari Ketuhanan.
Yang pertama – Mesir dan pembebasan – melihat Allah Bapa yang bertindak dalam kasih karunia yang berdaulat. Pikiran tentang Bapa sangat jelas diperkenalkan saat komisi diberikan kepada Musa. Musa diperintahkan untuk berkata kepada Firaun: “Biarkanlah anak-Ku pergi supaya ia dapat melayani Aku; dan engkau telah menolak untuk membiarkan dia pergi; lihatlah, Aku akan membunuh anak-mu, anak sulung-mu.” Ini adalah Allah Bapa yang bertindak dalam kasih karunia berdaulat sehubungan dengan Israel di Mesir, dan pembebasan Israel. Ini adalah Allah, yang hati-Nya menetap pada keluarga-Nya, anak-anak-Nya dan yang mengambil inisiatif dalam hubungan-nya dengan laki-laki dan perempuan dalam perbudakan dunia dosa dan Iblis. Ini adalah Allah yang sangat mengasihi dunia sehingga Ia memberikan Anak tungal-Nya. Unsur ke-bapa-an ada di sana, dalam kasih karunia berdaulat untuk mengamankan sebuah keluarga.
Dalam kasus kedua, di padang gurun, ini adalah Kristus sebagai pola dan dasar kehidupan. Pola-nya mungkin terwakili dengan sempurna di dalam Kemah Suci dan semua tata cara Kemah Suci, adalah Kristus dalam Pribadi dan Kristus sebagai tatanan sorgawi, sebuah sistem rohani, di mana umat Allah harus disesuaikan dan dijadikan serupa. Hal ini dibawa keluar dengan sangat jelas dalam Perjanjian Baru. Kristus di sana dibicarakan sebagai dasar kehidupan. Di padang gurun ada banyak jenis Kristus sebagai kehidupan orang-orang sorgawi – Manna, Roti: “Akulah roti hidup”; “Nenek moyang-mu telah makan manna di padang gurun …”, “Akulah roti hidup.” Air dari batu karang disebut oleh rasul Paulus: “Aku mau, supaya kamu mengetahui saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” Dan seterusnya banyak kesempatan lain di mana kita menemukan Kristus di padang gurun sebagai dasar kehidupan.
Ketika kita sampai pada kasus ketiga, di negeri, kita sampai kepada Roh Kudus; Roh Kudus dalam energi mengenai pencapaian sampai kepenuhan Kristus. Yosua, seperti yang kita ketahui, adalah sejenis energi Roh Kudus. Apa Yosua itu sebagai seorang laki-laki seluruhnya mengambil tempat sekunder kepada Panglima Balatentara Tuhan yang tidak terlihat itu. Yosua menyerahkan seluruh pemerintahan dan kontrol kepada yang satu itu yang muncul hanya sekali, dan kemudian – sejauh mana kehadiran pribadi bersangkutan – hilang, namun tetap bertanggung jawab. Panglima Balatentara Tuhan; Ia yang dari siapa tertulis: “Sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas Tuhan” (Yesaya 59:19). Roh Kudus adalah Roh dari Panglima Balatentara Tuhan. Roh perjuangan Yosua hanyalah sejenis Roh Kudus dalam energi yang berkaitan dengan pencapaian kepenuhan Kristus, dan itu secara kolektif.
Ketiga bagian sejarah Israel ini, membawa ke dalam pandangan ketiga hubungan Ketuhanan dalam ungkapan spesifik mereka; Bapa, Anak, Roh Kudus. Bapa dan penebusan; Anak dan benda penebusan; Roh Kudus dan energi penebusan.
Kitab Yosua sesuai dengan Efesus dan Kolose dalam empat hal, yang utama:
1. Di dalam Kristus yang bangkit – di seberang Yordan.
2. Di dalam sorga di dalam Kristus – suatu umat yang dianggap sepenuhnya terpisah dari dunia ini dan yang dilarang untuk memiliki hubungan sukarela apa pun dengannya.
3. Di dalam peningkatan rohani – mencapai tingkat pertumbuhan yang penuh sampai akhir Allah.
4. Di dalam pemerintahan rohani.
Itu adalah empat hal yang merupakan garis utama kitab Yosua, dan mereka adalah empat hal yang menjadi ciri khas surat-surat kepada Jemaat di Efesus dan Kolose, dalam cara yang luar biasa.
Hal yang penting untuk dilihat adalah bahwa ini adalah langkah-langkah berturut-turut, yang masing-masing membuat yang lain diperlukan baik yang sebelum dan yang sesudahnya. Jika saudara berada di dalam Kristus yang bangkit, maka, seperti yang Paulus katakan dalam Kolose 3:1, saudara harus mencari perkara yang di atas, di mana Kristus ada. Hidup kebangkitan bersama Kristus menuntut posisi sorgawi dan hidup sorgawi di dalam Kristus.
Untuk memiliki hidup sorgawi dengan Kristus sekarang, saudara harus mengetahui hidup kebangkitan di dalam Kristus. Hal ini tidak mungkin untuk mengetahui hidup dalam persekutuan sorgawi dengan Tuhan jika saudara tidak mengenal Dia di dalam kuasa kebangkitan-Nya. Ini adalah sesuatu yang mendasar. Ini adalah krisis pada titik tertentu, tapi ini adalah hal yang terus berlanjut sepanjang waktu. Setiap hari, demi menjaga dan terus menikmati hidup dan posisi sorgawi kita di dalam Kristus, kita harus menerapkan kuasa kebangkitan-Nya; yaitu, hidup di atas hidup-Nya yang telah bangkit. Jika kita setiap hari dan benar-benar hidup di atas hidup kebangkitan Tuhan Yesus, maka kita akan mengetahui apa persekutuan sorgawi itu. Hal-hal ini menuntut satu sama lain, dua arah. Kemudian, jika kita dibangkitkan bersama dengan Kristus dan berada dalam persekutuan sorgawi, kita akan beralih ke hal yang ketiga secara spontan – peningkatan rohani; bertumbuh di dalam kasih karunia dan dalam pengetahuan tentang Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus; berjalan terus ke kedewasaan, ke kepenuhan.
Mari kita balik kembali. Tidak akan ada peningkatan rohani kecuali jika kita hidup di luar kontak sukarela dengan dunia secara rohani dan moral. Kita tidak akan pernah bisa tumbuh di dalam Kristus jika kita memiliki akar apa pun, atau hubungan dengan dunia secara rohani atau moral. Jika kita memilikinya, hal itu akan menahan kita dari pertumbuhan rohani. Kita tidak akan pernah bisa tahu peningkatan rohani kecuali kita mengetahui energi dari hidup kebangkitan Tuhan Yesus.
Kemudian hal keempat mengikuti – pemerintahan rohani, kekuasaan, otoritas, kekuatan, kuasa. Itu adalah sesuatu yang lebih dari sekedar posisi. Itu adalah mengambil posisi saudara ke dalam bentuk eksekutif. Saudara mungkin memiliki posisi di mana saudara tidak berfungsi. Hal itu perlu dijelaskan, tapi ini mudah dibuat menjadi sangat sederhana dan sangat praktis.
Apa pemerintahan rohani itu? Apa kekuasaan rohani itu? Beberapa orang telah mengurangi pertanyaan tentang kuasa, pemerintahan dan kekuatan ini untuk diterapkan hanya pada alam kekuasaan langsung atas musuh dan kapan pun kuasa dan pemerintah disebutkan, mereka memiliki beberapa gagasan tentang pengusiran setan dan berurusan dengan setan dan sebagainya. Itu mungkin merupakan alam yang tepat untuk pelaksanaan kuasa di dalam Kristus, namun lebih sering daripada tidak, pengalaman orang Kristen rata-rata adalah berurusan dengan setan secara tidak langsung, dan bukan secara langsung. Jika ada seorang yang hanya melanggar keinginan, preferensi, sejenis keinginan kita, dan dengan demikian menjadi sarana iritasi atau gangguan, ada banyak ruang untuk kehilangan posisi saudara dan hancur dalam kekuasaan saudara. Sebaliknya, ada kesempatan untuk membuktikan bahwa saudara berada di atas dan tidak berada di bawahnya.
Dalam seribu cara yang berbeda dalam kehidupan biasa sehari-hari, seluruh masalah pemerintahan dilibatkan. Setiap provokasi adalah ujian pemerintahan rohani. Mengapa Tuhan tidak menyingkirkan orang-orang yang sulit dan canggung dari lingkungan hidup kita, tapi membiarkan mereka di sana? Kita mungkin telah berdoa berkali-kali agar Tuhan mengeluarkan mereka dari jangkauan kita dan untuk membebaskan kita dari mereka, dan Tuhan mengabaikan semua doa seperti itu. Ia hanya mengatakan: Ini adalah untuk pembesaran Kristus! Bagaimana? Hanya dengan mendapatkan kita di atas situasi-nya. Itu adalah pemerintahan Kristus. Itu adalah peningkatan rohani. Itu adalah kekuasaan rohani.
Tak terhitung banyaknya cara di mana kita bisa naik atau turun; hampir setiap hari dan berkali-kali dalam sehari. Dan apakah kita naik atau turun bergantung sepenuhnya pada ukuran Kristus yang ada di dalam kita, yang telah kita capai. Jika ada ukuran Kristus yang besar, maka kita akan dapat memenuhi kejahatan dengan kebaikan, dan dengan demikian menang. Itu adalah pemerintahan. Secara tidak langsung kita hanya berhadapan dengan musuh. Musuh bergantung pada dasar reaksi daging itu untuk kemenangannya sepanjang waktu. Jika ia tidak memiliki dasar untuk reaksi daging – yaitu, jika kita tidak bereaksi dalam daging – musuh adalah musuh yang kalah dan kita berada di tempat yang berwenang atas dirinya. Otoritas tidak hanya resmi; ini adalah rohani, ini adalah moral, ini adalah “Kristus di dalam kamu …”
Itulah apa yang Tuhan inginkan. Ia inginkan membawa umat-Nya ke tempat peningkatan rohani: di atas dengan diri-Nya sendiri. Itu seharusnya merupakan hasil kerja dari persatuan kita yang bangkit dengan Kristus, persekutuan sorgawi kita dengan Kristus, dan peningkatan rohani kita di dalam Kristus. Bekerja ke belakang, ini sangat jelas, sangat paten, sehingga saudara tidak akan pernah tahu dominasi rohani dan ketinggian moral kecuali saudara memiliki peningkatan Kristus yang tumbuh secara rohani, dan kecuali saudara tahu apa persatuan sorgawi dengan Kristus itu, dan kecuali saudara tahu kuasa kebangkitan-Nya.
Perhatikan beberapa ciri dari Yosua, Efesus dan Kolose. Berikut adalah sedikit dasar pelajaran di ketiga kitab ini. Lihatlah berapa kali di pasal pertama kitab Yosua ada panggilan untuk kekuatan rohani, atau untuk menjadi kuat. Dalam pasal pertama itu, Tuhan berulang-ulang berkata kepada Yosua: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”; “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu …”. Beralihlah ke surat kepada jemaat di Efesus pasal 3:16: “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu.” Pasal 1:19-21: “… agar kamu mengerti betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi …” Atau lagi, di dalam pasal 6:10: “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”
Kita harus menyadari bahwa semua itu adalah untuk sesuatu. Itu ada dalam pasal pertama kitab Yosua, dan di Efesus, apa yang ada dalam pandangan dibawa keluar dengan sangat jelas. Ini adalah konflik rohani di mana alam tidak membuat persediaan dan di mana manusia tidak menemukan apa pun dalam dirinya sendiri. Beralihlah ke surat Kolose, pasal 1:11: “dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya …”
Lihatlah lagi pada Yosua, pasal 3. Di sanalah saudara memiliki penyeberangan Sungai Yordan. Arti khas dari Yordan adalah identifikasi dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitan. Berpalinglah kepada Efesus, dan di dalam pasal 2 dan 3, saudara akan menemukan aspek hal-hal dari Yordan disebutkan secara pasti: “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga …”
Kemudian di Kolose, pasal 2 ayat 10-12: “Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia … Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaan-mu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”
Dalam kitab Yosua, saudara berada di negeri, dan berada di negeri mewakili tiga hal:
1. Hidup kebangkitan dengan Kristus
2. Persatuan sorgawi dengan Kristus
3. Kepenuhan di dalam Kristus; ukuran Kristus
Ketika saudara beralih ke dua surat Perjanjian Baru ini, saudara dapat melihat berapa banyak yang dikatakan tentang ketiga hal ini.
Dalam Efesus ini adalah: “Di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.” Di Kolose ini adalah: “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
Kepenuhan dalam Efesus adalah, “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.”
Kepenuhan di Kolose adalah representasi tak tertandingi dari kepenuhan Kristus, dan kemudian kita diberitahu bahwa kita dijadikan penuh di dalam Dia. Jadi, di seberang Yordan, di dalam negeri, semua hal ini sebagai kenyataan rohani diperoleh.
Selanjutnya, dalam kitab Yosua ada penaklukan. Di Efesus, di sorga, “perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini.” Itu adalah sentuhan Yosua. Saat saudara melewati dalam kitab Yosua, saudara menemukan bahwa saudara mendekati masalah hubungan. Bagian Yosua yang sangat menarik dan mencerahkan berhubungan dengan hubungan dalam warisan. Dalam Kitab Suci yang sesuai di Efesus, ada begitu banyak tentang hubungan di dalam Kristus. Pasal 4 dan 5 terutama berhubungan dengan hubungan di dalam Tubuh Kristus. Hal yang sama ada di dalam Kolose.
Lalu mengenai pemerintahan. Yosua membawa pemerintahan dengan sangat jelas ke dalam pandangan. Satu sentuhan kecil saja akan sekaligus menunjukkan garis-garis hal itu dalam kitab Yosua – pembawaan keluar raja-raja itu, dan perkataan untuk menaruh kaki ke atas tengkuk raja-raja itu. Itu akan membawa kita ke Perjanjian Baru, dan dalam perjalanan kita (dapat dikatakan) ke Efesus dan Kolose, kita melewati Roma, dan kita melihat: “Dan Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu” (Roma 16:20).
Dalam Efesus, kata-katanya adalah: “Jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan.” Kita dipanggil ke dalam persatuan sorgawi dengan Dia yang berkuasa atas kekuatan-kekuatan rohani ini. Jadi, kita melihat ciri-ciri yang sesuai di antara kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ini.
Setelah membuka jalan bagi meditasi kita, kita bisa melangkah lebih jauh dalam melihat nilai rohani saat ini dari semua ini. Apa yang perlu kita lihat, yang utama, adalah tujuan Allah dan kemudian cara dan metode Allah untuk mencapai tujuan-Nya.
Tujuan Allah dengan jelas dinyatakan adalah untuk membawa orang-orang kudus ke dalam kepenuhan Kristus. Paulus akan mengatakan itu dengan berbagai cara. Ia menggunakan kata itu; “sampai kita semua telah mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Di tempat lain ia akan mengungkapkannya dengan cara ini: “Untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” Untuk melalui surat-surat Paulus sendiri dengan pikiran akan kelengkapan rohani, kesempurnaan (dalam penggunaan dan makna dari kata “kesempurnaan” itu – itu berarti kelengkapan, kepenuhan), adalah untuk melihat betapa hebatnya masalah ini di dalam rencana Ilahi. Tujuan Allah ditunjukkan oleh sejumlah besar Kitab Suci, pembawaan orang-orang kudus ke dalam kepenuhan Kristus. Apa yang datang selanjutnya adalah cara dan metode Allah untuk mencapai tujuan itu.
Jika Allah akan mendapatkan akhir-Nya; yaitu, orang-orang kudus dibawa ke dalam kepenuhan Kristus, maka beberapa hal diperlukan bagi Dia untuk akhir-Nya, juga bagi kita untuk mencapai akhir Allah.
Hal pertama adalah hati yang sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan. Kecuali Tuhan memilikinya di dalam kita, Ia tidak memiliki pengharapan, tidak ada kesempatan; dan kecuali hati kita sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan, semua tujuan Tuhan tidak akan pernah bisa menjadi pengalaman kita yang diberkati.
Yosua dan Kaleb, sebagai yang mewujudkan perkumpulan yang masuk ke dalam negeri itu, dengan jelas mewakili prinsip itu. Mereka sepenuhnya mengikuti Tuhan dan, dengan melakukan itu, mereka berbeda dengan sepuluh mata-mata yang menyertai mereka dalam penyelidikan pertama negeri tersebut. Yang lainnya tidak sepenuhnya mengikuti Tuhan, hanya karena hati mereka tidak sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan; dan sejarah generasi yang jatuh di padang gurun hanyalah sejarah hati yang tidak sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan.
Jika saudara menginginkan bukti akan hal itu dari Firman, saudara mungkin memilikinya dalam bagian seperti yang kita temukan dalam Mazmur 78:37, atau dalam Mazmur 106:24: “Mereka menolak negeri yang indah itu …”. Itu menunjukkan dengan cukup jelas bahwa hati mereka tidak ditetapkan pada negeri itu, dan tidak sepenuhnya mengejar Tuhan.
Jika saudara menginginkan komentar analitik yang lebih jelas dan mungkin yang lebih mengerikan mengenai sejarah mereka, saudara memilikinya dalam 1 Korintus 10:6-11. Dinyatakan di sana bahwa hati mereka tidak sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan; oleh karena itu, mereka tidak masuk ke dalam negeri itu dan tidak datang kepada warisan dan sehingga tidak mencapai akhir Allah.
Sebuah hati yang sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan adalah satu yang telah jelas membedakan antara keselamatan untuk kepentingan dirinya sendiri dan untuk berkat dan keuntungan, dan keselamatan dengan tujuan Allah dalam pandangan. Ada segala perbedaan antara kedua itu. Keselamatan demi kepentingannya sendiri, hanya untuk mengetahui bahwa saudara diselamatkan untuk berkat dan keuntungan bagi dia yang diselamatkan, adalah satu hal. Tapi keselamatan dengan tujuan Allah dalam pandangan adalah hal yang sama sekali lain.
Tentu saja, generasi orang Israel itu ingin diselamatkan. Gagasan tentang keselamatan di Mesir adalah ide yang bagus, mereka akan menanggapinya; tapi dalam pikiran mereka, keselamatan berarti sesuatu yang lebih baik untuk diri mereka sendiri. Bila pada saat apa pun, tampak sepertinya keselamatan tidak berjalan sesuai harapan mereka, demi kebaikan mereka sendiri, dan mereka diuji coba, maka mereka menganggap keselamatan sebagai bukan berkat yang mereka duga. Ini menunjukkan dengan cukup jelas bahwa keselamatan bagi mereka hanyalah masalah kebaikan pribadi, keuntungan pribadi, berkat pribadi. Itu adalah keselamatan untuk kepentingannya sendiri. Yosua dan Kaleb, dan mereka yang berasal dari roh mereka, masuk ke dalam dengan akhir Allah dalam pandangan. Ini adalah kesenangan Tuhan yang ada dalam pandangan. Apa yang mereka katakan? Apakah bukan ini: “Jika Tuhan berkenan kepada kita …” Ini adalah pertanyaan tentang kesenangan Tuhan. Mereka memiliki hati mereka yang disesuaikan dengan kesenangan Tuhan.
Padang gurun adalah demonstrasi yang sangat besar tentang tujuan yang lebih besar dari keselamatan; yaitu, bahwa Tuhan memiliki kepentingan, dan bahwa umat-Nya hanya dapat mengetahui arti penuh dari keselamatan mereka sejauh mana Tuhan memiliki objek-Nya. Kenyataan bahwa mereka binasa di padang gurun menunjukkan dengan cukup jelas bahwa kegagalan untuk menangkap kepentingan Tuhan dan objek Tuhan, berarti bahwa kita tidak pernah sampai pada kenikmatan penuh dari keselamatan kita sendiri. Dengan kata lain: untuk menikmati keselamatan sampai sepenuhnya, ini harus diayunkan segera dari diri kita sendiri dan ditanggapi dalam terang kemuliaan Tuhan, kepentingan Tuhan, objek Tuhan. Padang gurun adalah demonstrasi besar untuk itu. Mereka tidak pernah sampai pada berkat penuh keselamatan mereka karena mereka kehilangan apa yang Tuhan harapkan dalam keselamatan mereka. Tuhan berkata kepada mereka: “Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku.” Melawan itu, umat ini berusaha untuk memiliki semua yang Tuhan maksudkan untuk diri mereka sendiri, bukannya untuk Tuhan.
Padang gurun mewakili kehidupan secara lahiriah dalam kaitannya dengan Tuhan, tapi dalam batin dalam kaitannya dengan diri sendiri. Di luarnya, mereka akan mengaku sebagai umat Tuhan. Di luarnya, akan ada semua yang menjadi unsur umat Allah. Tapi di dalamnya, seluruh hubungan itu adalah dengan diri sendiri.
Marilah kita ingat bahwa Paulus mengatakan bahwa hal-hal ini dituliskan sebagai contoh bagi kita yang pada siapa akhir zaman akan datang. Kita harus belajar dari mereka. Ini adalah mungkin bagi kita untuk memiliki hubungan lahiriah dengan Tuhan dan hubungan batiniah dengan diri kita sendiri. Dan itu menjelaskan segalanya. Hasil dari ini dalam kehidupan umat-Nya di padang gurun adalah kontradiksi; sesuatu yang lahiriah yang seolah-olah untuk Tuhan, tapi di dalamnya itu adalah untuk diri sendiri. Ketidak-konsistenan mengikuti; yaitu, suatu hari akan ada kemuliaan dan sukacita yang besar di dalam Tuhan, dan di latar belakang, pada saat yang bersamaan, hanya menunggu kesempatannya, ada apa yang sama sekali tidak menghormati Tuhan.
Kondisi seperti itu tidak khusus bagi Israel di padang gurun. Kita semua tahu sesuatu tentang hal itu. Jika kita jujur, kita harus mengatakan bahwa kita telah mengetahui secara lahiriah, keliatannya, melanjutkan dalam hal-hal keselamatan; telah dapat berbicara tentangnya … terkadang, bila ada suasana yang sesuai, bersukacita di dalamnya, dan merasa sangat senang. Namun, pada saat yang sama, sesuatu di latar belakang yang hanya menginginkan perubahan suasana, perubahan kondisi di luar, dan kontradiksi langsung dari hal lain itu segera terwujud. Oh! Fluktuasi Israel di padang gurun! Oh! Fluktuasi kehidupan Kristen, ketika ini dihidupi dengan prinsip yang sama seperti yang mereka jalani. Mereka tidak pernah lama bersama dalam suasana hati yang sama. Suatu hari mereka sepertinya telah akhirnya baru saja sampai di tempat kemenangan; keesokan harinya mereka kembali lagi di posisi lama. Semua ini berarti kelemahan, kegagalan untuk sampai pada akhir Allah; penangkapan rohani, ketidakdewasaan. Mengapa demikian? Hati mereka tidak sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan.
Itu tidak berarti bahwa hati yang sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan tidak akan mengetahui kegagalan dan ketidak-berhasilan, tapi bila hati sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan, tidak ada inkonsistensi keras itu. Ada konsistensi yang diberkati, sehingga bahkan jika ada kegagalan, konsistensi dipertahankan, bahwa ada penyesalan yang sangat dalam, sebuah kehancuran di hadapan Tuhan dengan dukacita dan pertobatan menurut kehendak Allah.
Keadaan inkonsistensi ini terus-menerus melibatkan kepentingan Tuhan dalam kehidupan orang lain. Bahkan mereka yang lebih rohani dan yang ingin berjalan terus dengan Tuhan dan yang berusaha untuk setia kepada Tuhan, menjadi terlibat dengan hal semacam ini. Dalam Mazmur 106, dikatakan bahwa Musa kena celaka karena mereka. Keadaan rohani buruk mereka melibatkan seseorang yang benar-benar setia kepada Allah. Menulis surat kepada orang Ibrani, rasul berbicara seperti ini: “Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” Ada banyak kesulitan yang dihadapi orang-orang yang benar-benar setia karena mereka yang tidak berjalan dengan Tuhan.
Jika benar bahwa, sejauh mana kita bersangkutan secara langsung dan umat Tuhan melalui kita dan pelayanan kita, Tuhan berusaha membawa mereka ke akhir-Nya sendiri, yaitu, kepenuhan Kristus, itu hanya mungkin sejauh mana hati sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan. Apakah ini opsional apakah hati sepenuhnya ditetapkan pada Tuhan? Haruskah kita mengatakan bahwa kita menikmati keselamatan dan semua “ekstra” ini, kita tidak begitu berminat? Tentunya sikap seperti itu tidak mungkin dalam terang Firman Allah.
Akhir Allah bukan hanya keselamatan – sekalipun seseorang menggunakan kata itu dalam hubungan itu, seseorang tidak meminimalkan keselamatan, sebab keselamatan ini telah dibeli dengan biaya yang tak terkatakan. Keselamatan hanyalah permulaan jalan menuju akhir Allah. Keselamatan adalah hal yang bertumbuh dan berkembang, yang akhirnya adalah kepenuhan Kristus. Hati Allah ditetapkan pada hal itu. Jika kita terus berjalan untuk itu, hati kita harus sepenuhnya ditetapkan pada hal itu, pada Diri Tuhan sendiri.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.