oleh T. Austin-Sparks
Bab 4 - Dibentuk Oleh Finalitas Pekerjaan Kristus
Bacaan: Ibrani 12:28
Hal ini membawa kita ke dalam bagian besar dari surat kepada orang Ibrani yang dari sudut pandang materi pelajaran meliputi sebagian besar surat ini; yaitu, seperti kepada imam pribadi dan pekerjaan imam Tuhan Yesus.
Pertama-tama, kita dibawa untuk mengenali finalitas yang merupakan karakteristik dari imam pribadi-Nya, dan kita diarahkan ke bagian-bagian seperti yang ada di pasal 7, mengambil Melkisedek sebagai tipe imam pribadi-Nya:
“Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.” (ayat 1-3).
“Yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.” (ayat 16).
“(Tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: “Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya.” (ayat 21).
Sekarang, imam pribadi Tuhan Yesus ada di sana dan di tempat lain terlihat memiliki, sebagai factor tertingginya yang pusat dan menyeluruh, keabadian. Inti dari argumen ini adalah bahwa Tuhan Yesus, sebagai Imam Besar Allah, benar-benar berdiri di luar periode waktu, dispensasi atau ekonomi apa pun. Tidak ada yang tahu asal-Nya, tidak ada awal hari, tidak ada silsilah. Dia adalah yang Abadi, dan Dia tidak hanya sebagai anggota Tubuh Ketuhanan, tidak hanya sebagai Sang Allah dalam ketuhanan, dan tidak hanya sebagai Anak Allah yang kekal, tapi di sini intinya adalah Dia adalah abadi dalam imam pribadi-Nya: Dia mengikat seluruh waktu dan seluruh kekekalan dalam pribadi-Nya sebagai imam. Prinsip dari kekekalan itu adalah hidup yang tidak dapat dibinasakan, dan hidup yang tidak takluk sama sekali pada pengaruh waktu, hidup yang sama sekali tidak tercemar atau tersentuh oleh apa yang berarti kebinasaan dan kematian; sehingga dibentuk pada prinsip dari hidup yang tidak dapat dibinasakan, tidak tercemar, tidak dapat dihancurkan, terdapatkan sesuatu dalam diri Imam sendiri yang tidak dapat tergoncangkan. Kerajaan ini yang kita terima, atau yang kita telah dinasehati untuk menerima, adalah Kerajaan yang dibangun di atas pribadi imam ini yang Ia sendiri dibentuk oleh hidup yang tidak dapat dibinasakan.
Israel dipanggil untuk menjadi suatu kerajaan imam, dan Israel dikumpulkan sekeliling Harun sebagai imam besar, dan argumen dalam surat kepada orang Ibrani adalah bahwa nilai imamat tinggi Harun paling banyak hanya bisa untuk satu hari saja. Oleh karena itu posisi Israel sebagai kerajaan imam hanya bisa menjadi hal yang sementara karena kerajaan ini bersandar pada sesuatu yang terikat jangka waktu, karena Harun sendiri memiliki sifat dan hidup di mana pengorbanan untuk dosa harus diberikan. Dia memiliki hidup yang fana, dan penulis surat kepada orang Ibrani berkata bahwa ia harus mempersembahkan korban untuk dirinya sendiri maupun umat-umatnya karena sifat yang ada dalam dirinya. Dia sendiri, dan pekerjaannya, dan umat-umatnya semuanya takluk pada kematian karena semua takluk pada kefanaan yang ada dalam diri mereka.
Anak ini berjalan tepat keluar dari alam itu seluruhnya dan mengambil segala sesuatu ke luar dari alam itu, dan nilainya terdapatkan pada apa yang diwakili dari Diri-Nya sendiri. Dalam Dia adalah hidup yang tidak fana dan oleh karena itu hidup yang tidak dapat binasa, dan oleh karena itu Dia selalu hidup; dan nilai praktikal hal ini dalam penerapannya adalah bahwa Dia, oleh karena itu, dapat menyelamatkan sampai ke ujung, sampai ke akhir – dan tidak ada akhir – mereka yang datang kepada Allah melalui-Nya.
Kekuatan dari penyajian akan finalitas pribadi imam Tuhan Yesus adalah ini, bahwa itulah jenis kerajaan yang datang kepada kita, yang diberikan kepada kita, ke mana kita dibawa melalui Kristus. Ini adalah kerajaan yang bersifat tidak fana, dan hidup yang tidak dapat binasa, yang sungguh-sungguh menyingkirkan kematian dan kebinasaan dan semua unsur yang merusak stabilitas alam semesta. Kestabilan alam semesta baru Allah terletak pada apa Yesus dalam arti sifat-Nya dan hidup-Nya yang Dia miliki. Alam baru ini tidak bersandar pada apapun yang fana, atau apapun yang mampu diubah, yang dapat berlalu. Ini adalah Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan, berakar pada pribadi Tuhan Yesus sendiri, dan apa pribadi itu dalam arti kekuatan hidup yang tidak berakhir, hidup yang tidak dapat binasa. Saya pikir ini adalah ungkapan yang sangat mencolok: “… tetapi ia dijadikan sama dengan Anak Allah … berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.”
Apakah saudara dapat melihat, bahwa, hal inilah dimana keselamatan kita berdiri, di atas mana ini bersandar? Pertama-tama, pada Pribadi imam. Saudara tidak dapat menghargai pekerjaan imam Tuhan Yesus dengan benar sampai saudara memahami Pribadi imam dengan benar, karena pekerjaan yang Ia lakukan, dilakukan dari apa Dia, dan oleh karena itu seperti Dia; yaitu, mengambil bagian dari unsur-unsur dan rupa-rupa yang sama. Untuk beristirahat pada Pribadi Imam kita adalah suatu hal yang besar. Ini bukanlah yang pertama-tama beristirahat pada sesuatu yang telah Dia lakukan; ini yang pertama-tama adalah beristirahat pada Dia sendiri dan apa itu Dia. Ini adalah Dia yang ditetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada, oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta, yang merupakan cahaya Pribadi Bapa, yang adalah gambar wujud Bapa sendiri – yang Satu itu menjadi Imam dan pemerintahan-Nya diselimuti seluruhnya dengan apa Dia dalam diri-Nya sendiri. Sekarang, berikanlah ke pemerintahan imam nilai-nilai cahaya Allah sendiri, gambar wujud pribadi Bapa, Pencipta alam semesta, dan yang Berhak menerima segala yang ada, dan saudara menganugerahi imamat dengan sesuatu yang seluruhnya berada di luar perubahan-perubahan dan jalan dunia ini.
Hal ini kedengarannya sangat besar, sangat tinggi, sangat mulia, tetapi kecuali saudara memiliki hal ini, saudara akan tergoncangkan. Inilah intinya. Umat Tuhan perlu dibuktikan. Tuhan memiliki dalam pandangan di sini cara membuktikan umat-Nya, yaitu dengan goncangan, dan mereka hanya dapat dibuktikan ketika mereka melihat apa fondasi mereka itu, dan fondasi ini bukanlah sesuatu yang terikat dengan waktu, fondasi ini adalah sesuatu yang berada di luar waktu. Ini bukanlah sesuatu yang bisa mati; ini seluruhnya berada di luar kematian. Tidak ada apapun dalam sejarah dunia sekarang ini yang dapat menyentuhnya, karena hal ini tidak dapat menyentuh Dia.
Kita harus dapat melihat Tuhan Yesus dengan benar: siapa Imam Besar kita, dan apa Imam Besar kita. Itu adalah akhir dari segalanya; ya, itu adalah finalitas.
Kemudian mengenai pekerjaan imam-Nya. Jika pribadi imam-Nya adalah kekal, maka kata ini mengajarkan kita bahwa pekerjaan imam-Nya sempurna, dan kesimpulan tersebut dari surat ini penuh dengan nilai. Saudara melaluinya, dan saudara akan dapat melihat seberapa seringnya hal-hal diwakilkan sebagai satu kali untuk selama-lamanya selesai. Perhatikanlah beberapa dari mereka ini.
Penebusan terpenuhi
Lihat pasal 9 ayat 12. Ada perbedaan dalam kata-kata antara Harun yang masuk setahun sekali dengan darah kambing dan sapi, setiap tahun kembali masuk. Oleh karena itu, penebusan apapun yang diwakili dalam darah itu dan dalam pemasukan itu, paling banyak hanyalah hal tahunan. Tapi sekarang di sini adalah Tuhan Yesus, dikatakan telah masuk dengan darah-Nya sendiri satu kali untuk selama-lamanya, sekali untuk selamanya, yang memperoleh, bukan penebusan setiap dua belas bulan, tapi penebusan yang kekal; Sehingga pekerjaan imam-Nya memiliki unsur finalitas di dalamnya mengenai hal penebusan. Penebusan kita sempurna.
Atau lihatlah lagi pada pasal 10 ayat 12. Tanda baca tidak penting dalam bagian ini. Dikatakan di sini: “Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa untuk selama-lamanya, (koma ada di sini) Ia duduk di sebelah kanan Allah.” Saudara dapat menempatkan koma ini di tempat lain: “… setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, untuk selama-lamanya Ia duduk …” Tidak ada yang tahu di mana koma ini harus diletakkan, tapi ini tidak menjadi masalah. Intinya adalah satu kali untuk selama-lamanya Ia mempersembahkan korban karena dosa, dan penebusan menjadi kenyataan yang terpenuhi. Ini adalah unsur-unsur dari Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Tapi tidak ada kesempatan dalam hal ini; tidak ada spekulasi tentang hal ini. Ini bukanlah pertanyaan tentang bagaimana hal-hal akan terjadi: hal ini telah terpenuhi, hal ini telah selesai, hal ini telah disempurnakan untuk selama-lamanya dalam Kristus. Inilah penebusan.
Pengudusan terpenuhi
Kemudian lihat lagi pada pasal 10 ayat 10. Pengudusan kita dalam Dia telah mencapai finalitas, dan Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan memiliki di dalamnya kenyataan besar ini, sesuatu yang telah terpenuhi. Kita tidak akan dapat berjalan kemana pun ketika, pada salah satu dari titik-titik ini, kita masih mengharapkan Tuhan untuk melakukan sesuatu.
Sekarang, hal ini adalah hal yang paling penting untuk dipahami. Apakah saudara sedang memohon kepada Tuhan untuk menguduskanmu? Hanya saat saudara menerima dan bersyukur kepada Allah bahwa Roh Kudus telah diberikan, barulah saudara tahu, karena sampai saudara lakukan itu, saudara menempatkan hal-hal kembali ke generasi-generasi lama, dan saudara seakan-akan mengatakan bahwa apa yang telah Tuhan Yesus Kristus lakukan, Dia belum melakukannya. Jika saudara meminta satu koin dari saya, dan saya menaruh koin itu di atas meja untuk saudara, dan kemudian saudara terus meminta koin itu pada saya, dan saya katakan kepada saudara: Nah, koin itu ada di atas meja, saudara dapat mengambilnya! Tetapi saudara tetap mengabaikan koin itu dan terus meminta saya untuk memberikannya kepada saudara, saya harus bertanya-tanya apa yang telah terjadi dengan saudara. Tidak ada yang boleh dihapus, baik dengan kesimpulan ataupun saran, dari kesempurnaan pekerjaan-Nya: semuanya telah terpenuhi, dan saudara lihat seluruh panggilan dalam buku ini adalah untuk iman. Daya tarik besar dari buku ini adalah untuk iman. Kita akan kembali lagi ke hal ini, tapi iman bukanlah bahwa Allah akan melakukan sesuatu tetapi bahwa Dia telah melakukan sesuatu dan kita bersandar pada sesuatu yang telah dipenuhi. Seluruh sikap kita harus seperti mereka yang bagi siapa semuanya adalah kenyataan yang telah terpenuhi. Kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya.
Tentu saja, saya harus mengatakan sesuatu yang lebih tentang hal ini nanti, tetapi bukan di sini. Apa yang kita coba lakukan adalah untuk menekankan unsur finalitas dalam pekerjaan imam Tuhan Yesus ini.
Kesempurnaan terpenuhi
Lihat lagi pada pasal 10 ayat 14. Kita sedang membangun segalanya. Seolah-olah ia berkata, “Kau tercengang untuk mengetahui bahwa kau telah dikuduskan; sekarang, aku akan memastikan bahwa kau tidak memiliki apapun untuk berdiri di atas; aku akan melampaui itu dan mengatakan bahwa, kau yang dikuduskan, kau juga disempurnakan untuk selama-lamanya.” Apakah hal ini benar? Apakah kita membacanya dengan benar: “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan?” Dia baru saja mengatakan bahwa kita telah dikuduskan; sekarang dia berkata bahwa kita tidak hanya dikuduskan tetapi juga disempurnakan untuk selama-lamanya. Kesempurnaan kita adalah kenyataan yang telah terpenuhi dalam Kristus.
Kita sering kali mendengar dan berkata mengenai identifikasi kita dengan Kristus dalam kematian. Kita begitu sering mengatakan bahwa ketika Dia mati kita mati dengan Dia. Apa yang kita maksudkan? Kita menetapkan hal ini demikian: kita berkata Dia mati sebagai kita, bukan hanya untuk kita tetapi sebagai kita, bahwa ketika Dia mati Allah melihat kita mati di dalam Dia. Dan kemudian kita katakan ketika Dia bangkit, kita dibangkitkan bersama-sama dengan Dia, dan Allah melihat kita bangkit di dalam Dia, atau melihat-Nya sebagai kita bangkit, dan memanggil kita untuk memandangnya demikian: bahwa kita hidup bagi Allah dalam Kristus. Hal identifikasi ini menyebar di atas semua hal-hal ini. Apakah Dia dikuduskan? Kita juga. Apakah Dia disempurnakan? Kita juga. Kita berada di hadapan Allah seperti Dia di hadapan Allah: inilah dasar bagi iman, dan ini adalah dasar yang tidak dapat tergoncangkan.
Kemuliaan terpenuhi
Kemudian lihatlah pasal 2 ayat 10: “Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah – yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan – yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan” (garis Versi Revisi berbunyi: “telah membawa banyak orang kepada kemuliaan”). Saudara dapat membacanya dengan cara mana pun yang saudara suka: “… yang membawa banyak orang kepada kemuliaan …”, atau “telah membawa banyak orang kepada kemuliaan …”. Ini hanyalah sebagian dari seluruh kebenaran yang komprehensif. Apakah Dia ada di dalam kemuliaan? Kita juga. Apa dasar pemuliaan kita? Dasar kita adalah bahwa Dia sudah dimuliakan. Pada dasar apa kita harus dimuliakan? Atas dasar bahwa Dia telah dimuliakan sebagai jaminan. Sekarang, apakah gunanya bagi Tuhan Yesus untuk berjalan sepanjang jalan ini – penebusan, pengudusan, kesempurnaan, kemuliaan? Intinya adalah bahwa ini bukan untuk diri-Nya sendiri. Tidak perlu, tidak pernah ada kebutuhan apa pun, bagi Dia untuk pergi ke arah itu untuk diri-Nya sendiri. Dia berjalan ke arah itu untuk kita.
Dia telah berjalan ke jalan itu. Inilah intinya. Tuhan Yesus, sekarang, bukan sedang melakukan pekerjaan penebusan. Dia bukan sedang melakukan pekerjaan pengudusan. Dia bukan sedang melakukan pekerjaan kesempurnaan. Dia telah melakukan semua itu. Inilah intinya di sini. Semua telah selesai, dan ini adalah dasar iman umat Allah.
Pelestarian terpenuhi
Satu hal lagi, yang ditemukan dalam pasal 7 ayat 25: “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna …”, atau, seperti garis Versi Revisi mengatakan: “… sanggup menyelamatkan dengan sepenuhnya …”.
Pelestarian kita bersandar pada Dia yang selalu hidup, hidup-Nya selalu, dan menjadi perantaraan bagi kita. Saya yakin saudara akan setuju bahwa jika pelestarian kita bersandar pada doa kita, ini akan menjadi pengalaman yang sangat mengelisahkan, tapi, terpujilah Allah, ini ada di dalam Dia seperti semua hal-hal lain ada di dalam Dia. Dia hidup untuk selama-lamanya, dan hidup untuk selama-lamanya menjadi perantaraan bagi orang-orang kudus. Ada hal-hal yang adalah fakta yang luar biasa dalam sejarah kita, yang tidak kita sadari, dan ini adalah salah satunya. Jelaskan mengapa kita berada di sini hari ini: mengapa ada perjalanan, ketekunan, pertahanan, melalui. Ini adalah suatu keajaiban bagaimana orang-orang kudus, bagaimana gereja, bertahan. Jelaskan mengapa iman kita tidak gagal, mengapa kita tidak berpaling di hadapan semua tekanan dan percobaan yang berlebihan. Mengapa kita terus berjalan, dengan semua penderitaan dan kesulitan? Hal ini bukan karena kita; ini bukan karena apa pun yang ada di sini. Inilah jawabannya: Dia menjadi perantaraan! Apakah saudara berpikir bahwa seseorang seperti Dia, yang memiliki hubungan yang Ia miliki dengan Bapa, yang adalah Anak kasih Allah, setiap doa-Nya tidak akan dijawab? Apakah saudara berpikir bahwa Dia berdoa dengan doa yang sia-sia, bahwa Dia tidak berdoa sesuai dengan kehendak Allah? Keyakinannya adalah bahwa doa yang sesuai dengan kehendak Allah akan dijawab: hal ini tidak akan menjadi kebalikannya. Apakah Dia pernah berdoa selain yang sesuai dengan kehendak Allah? Tidak, doa-Nya berlaku bagi kita, dan ketika kita melewati sampai akhirnya sampai ke kemuliaan, semuanya hanyalah karena Dia telah sepanjang waktu berpegang gigih untuk kita.
Sekarang hal-hal ini dibawa kepada kita secara kumulatif dan mereka disajikan sebagai unsur-unsur dari Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan, dan Roh Kudus akan berkata kepada kita melalui kata-kata ini: Kencangkan iman kau pada hal-hal ini dan kau tidak akan dapat tergoncangkan; dapatkan hal-hal ini di bawah kaki-mu sebagai dasar-mu, dan kau akan tetap untuk selama-lamanya; menerima Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan, menerima kenyataan bahwa penebusan telah terpenuhi, pengudusan telah terpenuhi, kesempurnaan telah terpenuhi, kemuliaan telah terpenuhi; perantaraan efektif dan penuh kemenangan; pelestarian bersandar pada-Nya, bukan pada kita.
Kita telah katakan bahwa sampai kita benar-benar mengerti hal ini dalam iman barulah Roh Kudus dapat memulai membuatnya baik dalam diri kita. Bahayanya adalah – dan ini adalah bahaya di mana banyak orang telah jatuh – untuk menerimanya hanya dengan cara lahiriah, dan, menerimanya dengan cara lahiriah, berjalan dengan membabi buta, ceroboh akan kebutuhan untuk membuatnya baik secara batiniah. Hal ini telah mengakibatkan posisi yang sepenuhnya palsu dan pertentangan berbagai sisi.
Ada sisi lain, bahwa apa yang benar di dalam Dia harus dijadikan benar di dalam diri kita, dan Allah membuatnya menjadi benar di dalam diri kita. Penebusan yang ada dalam Kristus Yesus ada terjadi pada mereka yang percaya, dan kita bergerak setiap hari menuju hari itu ketika finalitas yang telah tercapai dalam diri-Nya akan tercapai dalam diri kita. Tubuh-Nya telah dibangkitkan dari yang dapat binasa. “Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” Dia telah dibangkitkan dari yang dapat binasa dalam Tubuh-Nya. Kita berjalan menuju hari ketika yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa pada hari penebusan Tubuh. Jaminan akan penebusan Tubuh adalah Roh Kudus Tubuh-Nya yang sudah dibangkitkan. Ada kebenaran dan nilai yang dalam di perjamuan Tuhan yang saudara dan saya belum bisa memahami kegunaannya dalam hal-hal perbuatan. Ketika kita mengambil roti dan bersaksi bahwa kita adalah satu dengan Dia, bahwa kita bergabung dengan Dia dalam Tubuh-Nya (“Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu,” Ia berkata) apa yang sedang kita lakukan? Kita sedang berpegang dengan iman pada kenyataan bahwa kita dibuat menjadi seperti Tubuh-Nya yang mulia, dan dalam pemberian diri-Nya oleh Roh Kudus kita memiliki jaminan akan tubuh yang dimuliakan. Sehingga dengan iman saya sekarang hidup pada Tubuh Kristus, dibangkitkan, dimerdekakan dari kematian, dan inilah makna dari Roma 8:11. “Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Roh yang membangkitkan Tubuh Kristus dari yang fana ada di dalam diri kita untuk menghidupkan tubuh kita, untuk memerdekakan kita sekarang dari kebinasaan prematur. Roh Kudus di dalam kita adalah jaminan bahwa tubuh kita akan dibuat seperti Tubuh-Nya yang mulia. Dengan iman sekarang, kita menerima nilai Tubuh Kristus yang telah dimerdekakan dari yang fana. Roh Kudus menopang kita di sini pada prinsip dari apa yang Kristus telah lalui, dan di mana Dia berada. Kita oleh Roh dihubungkan dengan apa Kristus dan bagaimana Kristus.
Saya telah memilih satu hal ini sebagai ilustrasi yang praktikal, alam penebusan tubuh. Apa yang berlaku di sini, juga berlaku pada semua poin lain. Apakah saya ingin tahu pengudusan dalam Dia, seperti saya ingin tahu penebusan tubuh saya dari yang fana? Maka saya harus, dengan iman, mengambil Kristus sebagai pengudusan saya, dan Roh Kudus bekerja dengan ini. Saya tidak meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu yang disebut pengudusan; saya meminta Tuhan untuk membuat baik dalam diri saya pengudusan yang sudah disempurnakan di dalam Anak-Nya. Ini adalah hidup kepada Kristus dalam segala hal dengan iman, dan Roh Kudus, agen yang aktif dan cerdas, bekerja untuk membuat menjadi baik dalam diri kita apa yang iman kita telah terapkan, apa yang kita pegang dengan iman. Dan jadi inilah finalitas dalam Kristus sesuai dengan pekerjaan imam-Nya.
Sekarang, saya akan lebih mendekati dengan apa yang saya katakan jika saya melangkah lebih lanjut ke dalam hal finalitas yang sesuai dengan panggilan dan posisi umat Tuhan.
Panggilan dan posisi umat Tuhan sebagaimana yang diuraikan dalam surat ini dan di tempat lain, telah dibuktikan sebagai sesuatu yang sorgawi dan bukan duniawi, dan bahwa hal ini dari sudut pandang ilahi adalah final. Ini adalah akhir Allah, ini adalah pikiran tetap Allah: gereja adalah sorgawi dan bukan duniawi. Gereja bukan sedang menjadi sorgawi, gereja bukan sedang menuju ke sorga. Dari sudut pandang Allah, gereja sekarang sorgawi, sepenuhnya dan tuntas. Tapi kita tidak akan menetap pada hal ini saat ini. Saya ingin membahas titik kedua:
Surat ini telah menyatakannya dengan sangat jelas bahwa ada tanggung jawab di sisi umat Tuhan sehubungan dengan semua yang telah kita katakan, pribadi imam dan pekerjaan imam Tuhan Yesus. Tanggung jawab mengikuti seluruh surat ini, tetapi tanggung jawab berkaitan dengan kepenuhan yang terjamin dan tersedia, dan kaitannya dengan itu adalah perkembangan. Tanggung jawab bersandar pada perkembangan kita dalam hal ini, yang merupakan pekerjaan yang telah diselesaikan bagi kita. Dorongan yang ada di sini adalah, “Mari kita jalan terus,” atau “mari kita berjalan terus.” Saat kita ditemukan dalam keadaan berjalan terus menuju perkembangan penuh, Tuhan menempatkan segala sesuatu kepada kita. Ini adalah masalah tentang penerimaan yang terus berkembang atau pengorbanan Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan.
Di satu sisi, panggilannya adalah: “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi …”; “Karena kita telah beroleh bagian dalam Kristus, asal saja …” Ada banyak hal sementara dalam surat ini, dan jika saudara membacanya di dalamnya sendiri, semua ini akan membuat saudara merasa bahwa segala sesuatu tidak pasti, tidak tuntas seperti apa yang telah kita katakan, tapi inilah yang adalah sisi tanggung jawab, dan tanggung jawab semuanya terkumpul menjadi satu hal – berjalan terus, dan Israel dijadikan contoh akan sekaum umat yang tidak berjalan terus. Hati mereka berbalik kembali; mereka tidak berjalan terus; mereka berhenti. Saudara dapat melihat mereka sebagai umat yang sama sekali tidak tekun berjalan, dan mereka binasa di padang gurun. Mereka diambil sebagai contoh dan sebagai peringatan.
Sekarang, semua peringatan, dan semua unsur-unsur yang sementara dalam surat ini, berhubungan dengan akhir penuh Allah, bukan dengan keselamatan kita, tapi dengan akhir penuh Allah. Mereka terkait dengan warisan, dengan Kerajaan, dan dalam satu kata apa yang dikatakan di sini adalah: Kau mungkin akan kesisihan Kerajaan, kau mungkin akan kehilangan Kerajaan, kau mungkin tidak akan kehilangan keselamatan-mu, tetapi kau dapat kehilangan Kerajaan; dan di sinilah terdapatkan hal yang terkuat yang pernah dikatakan di dalam seluruh Kitab Suci. Hal-hal mengerikan telah dikatakan di pasal 10 dan mereka hanya dapat dijelaskan dalam terang Kerajaan yang akan diterima. “Apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa …” Hal ini kedengarannya sangat kuat. Hal ini kedengarannya seperti kehilangan keselamatan. Kemudian, Israel keluar dari Mesir atas dasar darah yang telah ditumpahkan dan yang membersihkan, darah perjanjian. Mereka menjadi umat Allah, mereka binasa di padang gurun, dan kebinasaan di padang gurun itu sungguh-sungguh kebinasaan. Kemudian sisanya, generasi baru, masuk ke negeri-negeri, mempermilikinya, dan mereka juga berhenti untuk berjalan terus dan Allah mengirim mereka keluar ke Babel, dan Babel adalah kebinasaan. Mereka tidak berhenti menjadi umat Tuhan, tetapi mereka berada dalam kebinasaan. Sisanya kembali, dan dalam sisa ini ada mereka yang berjalan terus: “Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan Tuhan: “Tuhan memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya … Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan.” Mereka berjalan terus, tetapi di mana saudara menemukan mereka di akhir Perjanjian Baru, dan di mana saudara menemukan mereka di hari Tuhan Yesus? Di mana Israel ini berada sekarang? Tuhan Yesus, perkataan Allah yang terakhir, muncul di tengah-tengah mereka; Allah berbicara di akhir zaman di dalam Anak-Nya. Mereka tidak berjalan terus. Mereka mengundurkan diri. Saya bertanya kepada saudara apakah Israel telah berada dalam kebinasaan sejak tahun tujuh puluh? Apakah Israel berada dalam kebinasaan sekarang? Kata-kata apa yang dapat menggambarkan dengan baik keadaan Israel bersejarah, orang-orang Yahudi, hari ini? Bukankah kata kebinasaan? Tetapi bukankah mereka masih tetap bangsa yang khas itu? Apakah mereka tidak memiliki masa depan sebagai umat Allah? Apakah mereka pernah dipotong? Ini akan menentang Roma jika benar demikian. Ini akan menentang Yehezkiel. Tapi bukankah mereka berada dalam kebinasaan? “Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa”; “… Aku tidak berkenan kepadanya.” Hal ini sungguh sangat benar, sikap Tuhan terhadap Israel ketika mereka mengundurkan diri dari Anak-Nya. Bagaimana Israel dapat melalui pengalaman mengerikan dari tahun tujuh puluh, dan pengalaman mengerikan sejak saat itu, jika Tuhan berkenan kepadanya? Tidak, ini adalah tentang Kerajaan. Kita dapat kehilangan Kerajaan walaupun kita mungkin tidak kehilangan keselamatan kita.
“Sisa dari yang mati tidak hidup lagi selama seribu tahun.” Ada kebangkitan yang berbeda untuk Kerajaan, dan ada kemungkinan untuk kehilangan itu. Tanggung jawab bukanlah untuk keselamatan kita, penebusan kita, pengudusan kita. Dia telah mengambil tanggung jawab atas semua itu. Tanggung jawab kita adalah bahwa kita berjalan terus masuk ke dalam semua yang telah Dia lakukan dan kita berkembang dalam apa yang telah dipenuhi bagi kita, dan saat kita melakukan hal ini, seluruh pertanyaan akan tanggung jawab dituntaskan, dijawab, dan kita datang dengan ketaatan iman ke kenyataan kebenaran bahwa Dia telah memenuhi segalanya: ini adalah untuk kita melalui iman. Jadi iman menjadi sebuah kata yang besar dalam surat ini, dan iman terkait dengan sikap perkembangan ini, memandang maju dan berjalan terus. Ketidakpercayaan, kata sang rasul, yang membawa Israel ke kebinasaan di padang gurun, ke kemacetan. Iman akan berarti bahwa mereka berjalan terus ke Kerajaan. Jadi Tuhan memanggil kita dengan kuat untuk menyadari bahwa Kerajaan dibentuk oleh semua unsur-unsur finalitas ini, dan kita dipanggil oleh iman untuk menerima Kerajaan, untuk berjalan menuju pertumbuhan penuh, dan tidak mengundurkan diri, tidak menyimpang, tidak membiarkan keraguan dan ketidakpercayaan menyelinap masuk dan melumpuhkan perjalanan kita sehingga kita berhenti untuk berjalan terus. Finalitas sehubungan dengan panggilan dan posisi umat Tuhan yang sesuai dengan tanggung jawab adalah ini: Dia telah memenuhi segalanya untuk kita, dan kita dengan iman harus berjalan terus dalam hal yang telah terpenuhi. Dengan ini, kita didirikan, tidak tergoncangkan.
Kita harus mengambil sikap yang sangat praktikal dari hari ke hari. Kita belum sempurna dalam diri kita sendiri. Kita menemukan bahwa semakin kita berjalan, kita semakin menyadari betapa tidak sempurnanya kita, betapa jauhnya kita dari menjadi sepenuhnya kudus. Tetapi jika, ketika kenyataan itu datang kepada kita dengan kuat dan tegas, dengan segala kekecewaan dan keputus-asaan, kita mengambil hal itu, jika kita duduk di bawah itu, jika kita menganggap itu sebagai hal yang akhir, maka itu akan menjadi kebinasaan, kita akan mengetahuinya. Tetapi jika kita mengambil sikap begini, bahkan hari ini, ketika karena alasan-alasan tertentu kita terpukul lagi dengan ketidaksempurnaan, kekurangan pengudusan; jika kita berpaling kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, ini adalah aku, ini bukanlah Engkau; Kau adalah yang lain dari ini. Kau tidak seperti aku; aku mengambil kembali posisi-ku dengan iman dalam apa Engkau!”, kita akan menemukan bahwa Roh Kudus datang pada itu, dan kita akan mengenal ketenangan, dan menemukan pembebasan, kemerdekaan dan pengangkatan.
Saudara dapat mengambil dua jalan lainnya dengan hanya menerima itu, dan duduk dan menjadi sengsara selama sisa hari itu, atau sisa seluruh hidup saudara; atau saudara dapat mulai berjuang dan berusaha untuk keluar dari lumpur saudara, dari rawa saudara, menyesalkan bahwa saudara telah masuk dan saudara sudah sering masuk, dan saudara akan berusaha lagi. Saudara tidak akan dapat berjalan jauh dengan cara manapun: saudara hanya akan menyeret sepanjang jalan. Tetapi jika saudara mengambil posisi Kristus dengan iman, menolak posisi saudara dan mengambil posisi Kristus dengan iman, dan katakan kepada Tuhan bahwa Dia sama sekali lain dari saudara dan saudara mengambil posisi akan apa Dia dengan iman, maka Roh Kudus akan memerdekakan saudara, saudara akan menemukan bantuan dan pembebasan, saudara akan menemukan diri saudara sendiri dengan ketenangan baru, kekuatan baru, dan, yang terlebih lagi, energi baru untuk berjalan terus, dan saudara tidak akan begitu mudah terjerumus masuk ke dalam lumpur itu lagi. Saudara akan bertumbuh sehingga lumpur itu menjadi semakin tertinggal di belakang. Roh Kudus bekerja atas dasar apa Yesus.
Saudara dapat menemukan prinsip ini beroperasi dalam banyak hal, tidak hanya dalam hal dosa atau kegagalan tertentu, ketika saudara tersandung pada beberapa waktu atau ketika saudara menjadi sangat sadar akan ketidakkudusan saudara sendiri, tetapi dalam banyak hal lain.
Mari kita ambil soal tentang pergi tidur pada malam hari dengan menikmati Tuhan, penuh berkat dari Tuhan, semuanya damai dengan Tuhan, tidak ada awan antara saudara dan Tuhan; saudara hanya pergi ke tempat tidur dan saudara tidur, pada pagi hari, saudara bangun dan menemukan bahwa semua berkat telah hilang, entah bagaimana, semuanya seolah-olah tidak pernah ada, dan saudara harus memulai lagi dari awal: seolah-olah saudara harus memulai kembali kehidupan Kristen saudara. Kadang-kadang kita memiliki pengalaman di mana kita bangun pada pagi hari dalam sukacita Tuhan, dan semuanya jelas, tapi hal ini tidak selalu demikian. Kita mungkin memiliki persekutuan yang paling diberkati dengan Tuhan pada saat terakhir pada malam hari, dan sepanjang malam semuanya seakan jatuh keluar dari retakan yang ada di bawah, dan sepertinya kita memulai kehidupan Kristen dari awal lagi pada pagi hari. Kita bisa menjadi lekas marah, kita bisa menjadi apapun, tidak merasa sedikitpun seperti seorang Kristen: semuanya kocar-kacir. Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan mengajukan pertanyaan tentang Kekristenan ini, bahwa ini adalah hal yang tidak pasti, tidak stabil, berubah-ubah, dan sebagainya? Atau apakah kita akan mengalah pada perasaan-perasaan ini, sensasi ini, situasi ini, kondisi hal-hal ini dan memiliki hari yang buruk karena kita merasa seperti itu hari ini, bahwa inilah siapa kita hari ini; ini adalah hari yang buruk dan jadi kita akan mengalami hari buruk? Apa yang akan terjadi? Hal ini terkadang sangatlah nyata, saudara merasa sejahat apa yang saudara dapat rasakan, dan saudara memiliki semua alasan untuk mempertanyakan apakah saudara sungguh-sungguh seorang Kristen.
Penyebabnya bisa saja salah satu dari sejumlah banyak hal. Mungkin Iblis sendiri sedang mengantisipasi sesuatu: ia merasakan sesuatu sedang datang yang bernilai bagi Tuhan, dan ia telah datang dan segera semenjak saudara bangun dan sadar, ia mengelilingi saudara dengan awan hitam yang penuh permusuhan jahat dan ia menekankan ini kepada saudara untuk menggagalkan dan mengalahkan sesuatu untuk Tuhan. Tetapi apapun alasan yang ada, ada fakta: saudara merasa buruk, dan segala sesuatu berpendapat bahwa saudara buruk. Apa jalan keluar saudara? Saya akan beritahu saudara bagaimana saya temukan kemerdekaan. Saya telah berpaling kepada Tuhan dan berkata, Tuhan, Kau bukan ini; Kau lain daripada ini. Engkau tidak berubah dari malam sampai pagi; tidak ada perubahan dengan Engkau. Kau tidak takluk pada semua unsur-unsur yang memberikan kita sensasi-sensasi yang berbeda dan berubah-ubah: Engkau adalah Tuhan yang sama, sama selalu, tidak berubah, tidak dapat berubah. Semalam Engkau adalah kasih, dan Engkau adalah kasih pagi hari ini; semalam Engkau adalah damai, dan Engkau adalah damai pagi hari ini; semalam Engkau adalah sukacita, dan Engkau adalah sukacita pagi hari ini. Kau berada di luar semua ini, ya Tuhan; aku mengambil posisi pada apa Engkau, dan menolak apa aku ini, dan semua ini. Aku meninggalkan posisi ini dan mengambil posisiku dalam Engkau sebagai yang lain dari semua ini.
Saya telah temukan bahwa ini adalah posisi di mana Tuhan berkemah untuk kemerdekaan. Sangat mudah untuk menetap pada posisi lain, memasang kemah saudara di sana untuk hari itu, dan terus berkata, Oh, baiklah – ! Tolaklah posisi itu, tapi bukan dalam cara psikologis yang hanyalah menyangkal sesuatu dengan mengatakan hal itu tidak ada. Tolak posisi itu dengan cara positif, dengan mengambil posisi Kristus. Dia bukan itu; Dia adalah yang lain dari kita, dan dengan iman kita mengambil posisi-Nya.
Roh Kudus bekerja sesuai dengan iman itu, dan ada kemerdekaan. Apakah saya merasa jahat? Dia tidak merasa jahat. Tuhan, aku mengambil posisi-Mu pagi hari ini. Ini adalah hukum kemenangan, ini adalah dasar dari apa Kristus, dan ini adalah dasar yang tidak dapat tergoncangkan.
Itulah Kerajaan yang harus kita terima. Dengan cara itu, dengan iman, kita berjalan terus ke pertumbuhan penuh. Ini adalah pertumbuhan penuh dalam Kristus, dan dalam apa Dia.
Tuhan menafsirkan hal ini kepada kita, dan membuka pemahaman kita, sehingga kita tiba di perhentian Allah dan didirikan.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.