Austin-Sparks.net

Tuhan Beserta Dengan Kami

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "The Lord With Us". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: 2 Raja-Raja 2:1-12; 6:1-4.

“Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah. Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya: “Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! Tuhan beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia.” (2 Tawarikh 15:1-2).

Dalam bagian-bagian yang telah kita baca ini, ada beberapa faktor-faktor yang sangat penting yang kita, sebagai umat Tuhan, harus perhatikan.

Tuhan Beserta Dengan Kami, dan Kami Beserta Dengan Tuhan

Pertama, ada perkara tentang Tuhan yang beserta dengan kita, bersedia untuk pergi bersama dengan kita. Saya menganggap bahwa Elia pada saat itu memang berdiri untuk mewakili Tuhan kita, yang menyelesaikan perjalanan duniawi-Nya dan naik kepada kemuliaan dan Elisa sebagai kelanjutan dari pelayanan-Nya di sini dalam kepenuhan dan kuasa Roh. Kami mencatat bahwa Elisa berkata kepada rombongan nabi, sebagai jawaban atas permintaan mereka bahwa ia akan ikut bersama mereka, “Aku akan ikut”: kerelaan Tuhan untuk menyertai kita. Lalu, ada juga perkara tentang kita yang berserta dengan Tuhan. Mereka kedengarannya hal-hal yang sangat sederhana, tetapi segala sesuatu dikumpulkan ke dalam itu: Tuhan beserta dengan kita, bersedia ikut bersama kita, dan kita yang menyertai Tuhan. Tetapi ada sesuatu yang mendasar tentang Tuhan yang menyertai kita yang adalah: kita yang berjalan terus, sebab Tuhan terus berjalan.

Kemudian hal berikutnya adalah bahwa berjalan terus dengan Tuhan ini sangat pastinya terkait dengan pembesaran rohani. Itu cukup jelas di sini. Tuhan menyertai kita, kita menyertai Tuhan, suatu perjalanan terus, dan tujuan akhirnya adalah pembesaran. Melalui kenaikan Elia dan jatuhnya jubahnya ke atas Elisa, dua bagian dari rohnya, ada pembesaran. Memang, sesungguhnya Elisa adalah pembesaran dari Elia dalam arti tertentu; suatu pembesaran rohani yang besar, dua bagian. Rombongan nabi masuk ke dalam pembesaran. Tentang itulah mereka dilatih. “Tempat tinggal kami … terlalu sesak bagi kami.” Harus ada pembesaran. Dan itu sesuai dengan kesenangan hati tuan mereka, dan dengan objek pembesaran ini di dalam hati mereka. Ia berkata, ‘Aku akan ikut denganmu.’ Tidak ada keraguan di pihaknya, tidak ada keengganan, tidak ada pepatah, ‘Pergilah dan lanjutkanlah!’ Tidak – ‘Aku akan ikut bersamamu, aku akan pergi denganmu.’ Sekarang, saudara lihat, itu adalah faktor-faktor yang sederhana dan cukup ringkas.

Kehadiran Tuhan Bersama Umat-Nya

Ada dua aspek dari Tuhan yang menyertai kita. Di satu sisi, tidak ada ‘jikalau’ sama sekali. Tidak ada ‘jikalau’ seperti dengan Asa, “Tuhan berserta dengan kamu, (jika, atau sementara) selama kamu berserta dengan-Nya.” Di satu sisi dari hal ini, ketika ini adalah masalah hubungan Tuhan dengan kita sebagai anak-anak-Nya yang lahir dari atas, sama seperti anak-anak-Nya dan umat-Nya, anak-anak-Nya yang dilahirkan dari atas, tidak ada syarat untuk kehadiran-Nya. Ia telah, dengan penegasan kategoris, berkata, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5). Itu adalah warisan anak-anak Allah. Tuhan berkata, ‘Aku menyertaimu, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’ “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Atas dasar hubungan kita dengan Tuhan, tidak ada batas, tidak ada ‘jikalau’ atau ‘sementara’ dalam keberadaan-Nya bersama kita, dan kita pasti akan menemukan kasih karunia Allah dengan cara itu. Kita mungkin mengembara, kita mungkin tampaknya kehilangan Tuhan, rasa kehadiran-Nya. Banyak hal mungkin terjadi yang akan membantah bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, tetapi saat-saat itu berlalu; mereka datang, mereka pergi, periode-periode pengujian, pencobaan. Tetapi berulang kali kita keluar dari saat-saat itu dan kita menemukan bahwa Tuhan tidak membiarkan kita, Ia tidak meninggalkan kita; Ia ada di sana. Awan-awan telah turun tangan, tetapi Ia ada di sana. Itulah hidup yang penuh kasih karunia, dan kita akan memiliki itu dipastikan sampai akhir.

Kehadiran Bersyarat-Nya Bersama Kita dalam Pelayanan kita

Tetapi ada aspek lain. Ketika kita berbicara tentang keberadaan kita sebagai hamba-Nya dan seluruh pertanyaan tentang pelayanan dan pekerjaan Tuhan, atau untuk Tuhan ada dalam pandangan, ada syaratnya. Tuhan menyertai kita sebagai hamba-Nya sementara dalam pekerjaan, dalam apa yang sedang kita lakukan, dalam pelayanan, kita bersama-Nya. Artinya, Tuhan tidak dapat mempercayakan diri-Nya kepada apa pun yang kita lakukan dan segala sesuatu yang kita ambil, bahkan dalam Nama-Nya. Ia tidak dapat mengikat diri-Nya kepada semua pilihan, keinginan dan gagasan kita, meskipun itu sangat beragama dan kita mungkin memiliki argumen yang baik untuk keputusan yang kita ambil. Namun demikian, Tuhan tidak bisa begitu saja berkomitmen dengan cara itu. Ada pengertian ini, di mana Tuhan hanya menyertai kita ketika kita menyertai Dia dalam apa yang Ia kehendaki, apa yang Ia inginkan. Kita hanya akan menemukan Dia menyertai kita pada saat itu.

Jadi ada dua aspek ini. Jangan biarkan mereka berdiri dalam pikiran saudara sebagai sebuah kontradiksi, bahwa Tuhan pada suatu waktu berkata, ‘Aku tidak akan pernah membiarkan engkau’ dan di lain waktu berkata, ‘Aku menyertai-mu, jika, atau, ketika …’. Ini bukanlah kontradiksi, hanya dua sisi dari satu perkara: sebagai anak-anak-Nya atau sebagai hamba-Nya. Sekarang, setelah mengatakan itu, mari kita lanjutkan dengan perkara ini yang ada di hadapan kita.

Pembesaran Rohani adalah Tujuan Tuhan.

Tujuan Tuhan adalah pembesaran rohani. Itulah sebabnya Ia berjalan bersama kita, dan Ia hanya bisa berjalan bersama kita jika itulah yang ada dalam pandangan sejauh mana kita bersangkutan. Ada banyak hal dari jenis beragama dan aktivitas Kristen yang tidak mengarah pada pembesaran rohani; mereka adalah akhir dalam dirinya sendiri. Mereka cukup baik, tetapi mereka tidak menghasilkan pembesaran rohani yang nyata. Ada banyak sekali orang Kristen saat ini yang berada dalam pekerjaan Kristen yang tidak bertumbuh secara rohani. Tujuan Tuhan, dan kepada apa Ia akan mengkomitmenkan diri-Nya sendiri, dan mengenai apa Ia akan katakan, ‘Aku akan ikut bersama kamu,’ adalah pembesaran rohani dan itu adalah kemampuan yang berkembang untuk mengatasi, dan menguasai, situasi rohani yang lebih besar, dan untuk mengubahnya menjadi diperhitungkan bagi Tuhan. Itu adalah definisi dari pembesaran rohani: pengembangan kemampuan untuk mengatasi situasi yang lebih besar, untuk menguasainya, dan untuk mengubahnya menjadi diperhitungkan bagi Tuhan. Saudara ingat bahwa Tuhan tidak akan menghalau penduduk negeri itu untuk Israel kecuali dalam ukuran di mana mereka dapat menduduki, untuk menaklukkan dan mengubahnya menjadi subur. Ia berkata Ia tidak akan melakukannya (Keluaran 23:29). Pendudukan negeri itu diatur oleh ukuran kemampuan mereka untuk mengubahnya sehingga dapat diperhitungkan.

Pembesaran Rohani Melalui Jawaban Doa yang Tertunda

Ini mungkin benar-benar menyentuh seluruh perkara tentang doa yang tampaknya tidak dijawab, atau jawaban doa yang tertunda. Kita semua telah berdoa dan berdoa dengan sungguh-sungguh dan pasti, dan membawa kepada Tuhan janji-janji-Nya tentang mendengar dan menjawab doa. Kita telah benar-benar pergi kepada Tuhan dalam memohon dan meminta hal-hal tertentu, bahwa Tuhan akan melakukan hal-hal tertentu dan jawabannya, sejauh mana yang dapat kita lihat, belum diberikan, dan mungkin belum. Tetapi bukankah ini terletak pada inti masalah itu? Seandainya Tuhan hanya memberikannya kepada kita, sebagai sesuatu yang dibungkus dalam dirinya sendirinya, jawaban atas doa. Apakah saudara cukup yakin – sekarang, jujurlah – bahwa itu akan menghasilkan pembesaran rohani saudara yang sebenarnya? Saudara tidak akan menemukan bahwa anak-anak kecil, ketika mereka meminta sesuatu kepada orang tua mereka dan mendapatkannya, segera berkembang pesat karena hal ini.

Tuhan memang memberikan kepada anak-anak-Nya secara rohani banyak jawaban atas doa, tetapi saudara tidak menemukan bahwa itu benar-benar berarti pertumbuhan rohani. Ia harus membuat mereka terus berjalan sampai waktu yang akan datang, dan semakin kita mulai bertumbuh, kita menemukan bahwa Tuhan tidak sering menjawab dengan segera. Ia membuat kita menunggu – bukan karena Ia enggan, tetapi Ia memiliki tujuan lain. Kita harus bertumbuh menjadi sesuatu, dan ketika Tuhan mengabulkannya, kita harus berada dalam posisi rohani yang baru untuk dapat mengubahnya menjadi diperhitungkan. Ketika Tuhan memberikannya, jika Ia memberikannya, ketika Ia menjawab, jika Ia menjawab, kita harus telah berkembang dengan pesatnya dengan latihan sementara itu, sehingga hal itu tidak menjadi sesuatu yang kita pegang untuk mengubahnya menjadi sukacita kita, kesenangan kita dan kepuasan kita, melainkan kita mengubahnya menjadi diperhitungkan dengan perkasa bagi Allah. Kita telah belajar banyak melalui penderitaan, kita telah diregangkan, diperluas, diperbesar, dan sekarang Tuhan dapat mempercayai kita dengannya karena Ia tahu bahwa itu akan diperhitungkan bagi-Nya, bukan hanya untuk kepuasan kita. Tuhan tidak berkata, “Tidak!” Ia berkata, “Kamu tumbuhlah ke dalamnya, dan kamu akan memilikinya; kamu diperbesar sehingga kamu dapat memanfaatkannya sebaik mungkin untuk-Ku dan kamu akan memilikinya; Aku akan menjawab ketika kamu berada dalam posisi yang dapat dipercaya dengan-nya untuk kemuliaan-Ku.” Dan ingatlah, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak” (Yohanes 15:8); bukan ketika saudara mengucapkan banyak “Terima-kasih”. Saudara mungkin berpikir bahwa saudara memuliakan Allah dengan berterima kasih kepada-Nya sepanjang hidup saudara. Dan ini adalah baik dan benar untuk dipenuhi dengan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan, tetapi buah yang padat adalah apa yang memuliakan Allah.

Pembesaran Rohani Melalui Ujian

Nah, itu membawa masuk seluruh unsur pengujian ini. Bagaimana Elia menguji Elisa, mengujinya dengan kelihatannya menolaknya. ‘Kamu tinggallah di sini, Tuhan telah memanggil aku ke Yerikho.’ Ia mencobanya, tampaknya, untuk menyingkirkannya dan Elisa tidak dapat disingkirkan. Mereka datang ke Yerikho, dan kemudian Elisa dicobai lagi. ‘Tinggallah di sini!’ Tidak! Ia sedang diuji dengan tampaknya disingkirkan. Untuk apa pengujian ini? Apakah saudara akan menetap pada sesuatu yang kurang dari yang terutama dari Tuhan? Apakah saudara atau saya akan puas dengan titik kemajuan tertentu, tingkat pertumbuhan tertentu? Ini baik; tentu saja, Yerikho itu baik; Betel itu bagus; Gilgal pada awalnya baik, tetapi apakah saudara akan tetap di Gilgal, apakah saudara akan tinggal di Yerikho, apakah saudara akan menetap di Betel atau menetap di Yordan? Apakah saudara memperhatikan bahwa setelah Yordan, mereka masih melanjutkan? Haruskah kita menerima sesuatu yang kurang dari yang penuhnya, yang tertingginya? Haruskah kita berkata, “Ini baik,” dan yang baik menjadi pengaburan dari yang terbaik? Intinya bukanlah bahwa kita memiliki yang baik kurang lebih di mana kita berada, di mana kita telah menetap, tetapi apakah kita berjalan terus?

Pembesaran Rohani dengan Berjalan Terus-Menerus

Kepenuhan di sini bagi Elisa dan bagi rombongan nabi adalah perkara ketekunan yang teguh. Pembesaran ada di jalan berjalan terus-menerus, menolak untuk menerima apa pun yang kurang dari itu. Tuhan telah memanggil saudara kepada tujuan penuh-Nya. Ada banyak kesulitan yang terkait dengan itu. Semua kesulitan berkonsentrasi pada tujuan penuh-Nya, dan salah satu upaya besar musuh adalah untuk membuat kita tersimpangkan ke dalam sesuatu yang baik, tidak salah lagi bagus, berhenti kurang dengan sesuatu dari Tuhan, dan menetap dan tidak berjalan terus. Kita ditantang oleh itu. Jika saudara dan saya memiliki kehidupan yang benar-benar dalam hubungan yang hidup dengan Tuhan, kita tidak dapat melakukan hal semacam itu. Mengapa Elisa tidak berhenti di salah satu tempat ini sebelum akhirnya? Nah, ia merasakan sesuatu; ia merasa bahwa sesuatu akan terjadi, dan ia harus berada di sana, dan perasaan akan sesuatu ini mencegahnya dari menetap dalam perjalanan-nya di mana pun; perasaan itu membuatnya terus berjalan. Roh Kudus akan melakukan itu dengan kita, membiarkan kita merasa bahwa kita tidak dapat menetap. Dan cara-Nya melakukannya tidak hanya dengan memberi kita kesadaran batiniah bahwa kita telah berhenti kurang dari akhirnya, tetapi dengan pencobaan, dengan kesulitan, dengan penderitaan. Tuhan tidak akan membiarkan kita menetap; Ia akan mengaduk kita dan menggerakkan kita. Hasilnya adalah bahwa entah bagaimana hidup saya itu sendiri akan sangat bergantung pada pengetahuan yang lebih penuh lagi tentang Tuhan, entah bagaimana, saya harus mendapatkan posisi rohani yang baru, entah bagaimana saya harus menguasai situasi ini atau ini akan menguasai saya; entah bagaimana, hal ini harus dibuat sehingga dapat diperhitungkan bagi Tuhan, atau tidak ada penjelasan-nya. Itulah yang diinginkan Tuhan.

Penyempurnaan Terakhir

Dan begitulah ini adalah dengan ketekunan, berjalan terus. ‘Aku tidak akan meninggalkan-Mu, aku tidak akan menerima Yerikho, atau Betel, atau Yordan yang kurang dari penyempurnaan terakhir yang agung.’ Apa itu tadi? Kemenangan Elia atas maut di sungai Yordan, kemenangan penuh di alam di mana hanya kemenangan penuh yang bisa diketahui – di seluruh alam kematian rohani. Kepenuhan, dalam kenaikan dan peninggian Tuhan yang bangkit; dan kemuliaan. “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Ini adalah kemuliaan Tuhan. Saudara tahu bagaimana hal itu terjadi setelah itu dengan hamba Elisa dalam pengepungan itu, ketika hamba itu bangun pagi-pagi dan ia melihat tentara mengepung, mengelilingi, ia berteriak, “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” Jawabnya, “Ya Tuhan: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat,” dan ketika matanya terbuka, ia melihat gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa. Tuan-nya telah berkata, “Lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka” (2 Raja-Raja 6:15-17). Kereta dan orang-orang yang berkuda, kemuliaan Tuhan sebagai yang berkuasa atas segala kuasa kekuatan jahat. Ini adalah akhir yang ada dalam pandangan: kepenuhan rohani; bukan sesuatu yang abstrak yang kita sebut kepenuhan rohani. Ini adalah posisi positif dari kemampuan rohani untuk mengatasi situasi-situasi, untuk menguasainya. Situasinya menjadi akut dan semakin sulit, dan ini berada di jalan menuju kepenuhan. Kita berseru untuk dibebaskan; Tuhan tidak menjawab di arah itu, Ia memperbesar kita. Begitulah cara Dia membebaskan. Kita meminta kepada Tuhan, ‘Lakukan ini, berikan itu!’ Dengan cara itu, Ia tidak melakukannya. Ia melakukan di dalam diri kita pertama-tama pertumbuhan rohani, dan hal itu kemudian matang untuk campur tangan-Nya, dan kita akan menanggungnya.

Betapa sering, hal yang bagi kita tampaknya membutuhkan mukjizat yang paling dahsyat, yang untuknya Allah harus memindahkan langit dan bumi, dan yang tidak dapat dicapai oleh sumber daya apa pun di sini, ketika saat Tuhan tiba dan Ia telah mendapatkan kita pada posisinya, itu terjadi begitu saja. Tidak ada demonstrasi jelas dari keagungan tak terbatas dalam hal ini sama sekali. Itu hanya terjadi. Beberapa dari kita telah membuktikannya berkali-kali. Ini adalah sebuah kasus tentang berjalan terus kepada pembesaran, dan semakin kita berjalan terus, Tuhan berkata, ‘Aku pergi bersama-mu, Aku menyertai kamu.’ “Tuhan menyertai engkau dalam perkara ini.” Ia menyertai kita; meskipun kita tetap anak-anak kecil, Ia menyertai kita, tetapi ada perasaan lain di mana Ia berkata, “Aku mempercayakan diri-Ku kepadamu, saat Aku pergi bersamamu dengan cara yang positif ini, terkait dengan tujuan, ketika kamu memiliki tujuan-Ku dalam pandangan: kepenuhan rohani.”


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.