oleh
T. Austin-Sparks
Pertama kali diterbitkan di dalam majalah "A Witness and A Testimony" Mei-Juni 1952, Jilid 30-3. Judul asli: "Spiritual Ploughing". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
“Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Lukas 9:62).
Saya baru saja melewati beberapa hari di pertanian dan selama waktu itu, saya melihat beberapa pembajakan, dan setelah itu, ketika kami kembali ke dalam ruangan, teks ini muncul, dan kami diberitahu bahwa, dalam hal yang sebenarnya, pembajakan itu sudah ketinggalan zaman, sebab pembajakan moderen tidak dilakukan dengan mata yang tertuju ke depan. Saudara harus melihat di sekeliling, dan terutama ke belakang, dalam pembajakan moderen, tetapi prinsipnya sama. Prinsipnya, tentu saja, mengatur hati. Di Timur, saudara harus menjaga mata saudara ke depan untuk membajak alur lurus, dan jika saudara menoleh ke belakang, saudara merusak pekerjaan itu. Sekarang, saudara tidak melakukan itu secara harfiah, tetapi saya katakan prinsipnya sama. Jika hati menoleh ke belakang, semuanya tidak beres dan semua kelayakan untuk kerajaan dirusakkan. Ini adalah sebuah kata yang benar-benar mengumpulkan apa yang dikatakan Paulus tentang Kitab Suci – bahwa itu adalah “untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik” (2 Timotius 3:16). Ada semua unsur ini dalam hal ini – “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Mari kita pikirkan sejenak pekerjaan membajak ini seperti yang telah kita lihat pada zaman itu. Ini merupakan pekerjaan yang paling sulit dan terberat yang dapat direnungkan oleh siapa pun. Untuk satu hal, ini terjadi pada saat tahun ketika hal-hal adalah yang paling sulit. Unsur-unsurnya jauh dari membantu, semuanya sepertinya membuat pekerjaan ini keras. Membajak memang adalah pekerjaan berat. Melawan segalanya, bajak dan pembajak harus memaksa jalan mereka. Membajak di Musim Dingin adalah hal yang kesepian. Tidak ada banyak yang menginspirasikan. Ini bukan saatnya ketika burung-burung bernyanyi dan pohon-pohon mulai bertunas dan semua tanda kehidupan baru terbukti. Semua itu tidak ada. Ini adalah waktu yang sunyi, waktu yang sepi, tidak ada apa pun yang menginspirasikan dari luar. Itulah saat membajak.
Jika itu benar di dunia alami – dan lebih banyak lagi dari itu adalah benar – ini juga benar di dunia rohani. Membajak adalah kerja keras. Membajak berarti mengganggu dan memecahkan, dari kondisi yang menetap. Ketika hal-hal dan orang-orang telah menetap, telah menerima sebuah posisi dan menjadi tetap, mereka tidak suka diganggu, dihinggapi, dibalikkan, dan dipatahkan. Membajak adalah kerja keras. Membajak bertentangan dengan segala sesuatu yang telah di-set dan diselesaikan, ditetapkan dan diterima. Membajak adalah pengungkapan dari apa yang disembunyikan, dan tidak ada yang suka itu. Kehadiran seorang Kristen memiliki efek mengungkapkan apa yang tersembunyi. Jika tidak demikian, ada yang salah dengan Kekristenan. Kehadiran dan pelayanan kita di dunia ini adalah untuk mengungkapkan. Tuhan Yesus tahu apa yang Ia bicarakan ketika Ia menerangi sosok ini, perumpamaan ini, bajak dan pembajak. Ia tahu sesuatu tentang apa yang dimaksud dengan membajak dalam mengganggu keadaan hal-hal yang menetap dan nyaman serta diterima dan ditetapkan. Oh, itu adalah kerja keras! Ia tahu kesepian bajak. Ia tahu apa artinya – apa yang akan ‘datang-kembali’ ketika kehadiran-Nya mengungkapkan yang tersembunyi, sebab kehadiran-Nya di dunia ini, jika itu memiliki satu efek sama sekali, memiliki efek itu. Semuanya terbongkar oleh kehadiran-Nya. Ia berkata, “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang.” (Yohanes 12:36). Bajak mengungkapkan, membuka, membeberkan, menyeret keluar hal-hal yang tersembunyi, dan orang-orang tidak suka itu. Ini adalah kerja keras, ini adalah sesuatu yang memiliki sangat sedikit inspirasi dari luar.
Ini adalah pekerjaan yang kesepian. Bajak semakin mendalam di bawah permukaan, dan orang-orang suka hidup di permukaan. Mereka tidak suka kedalaman mereka dipotong dimasukki. Mereka tidak suka diberitahu bahwa Salib harus masuk jauh ke dalam hidup mereka, sampai jauh ke dalam lapisan tanah. Tidak, itu bukanlah hal yang kita sukai. Ada apa yang disebut Paulus sebagai “salib batu sandungan” (Galatia 5:11), Salib memotong jauh ke dalam kehidupan dan menolak untuk memiliki apa pun yang dangkal. Kita ingin menjadi seperti itu, kita ingin memiliki hal-hal di dalam kita ditutupi dan cantik dan tidak terganggu dan tidak dimasukki, tetapi bajak Salib melakukan semua hal ini, dan untuk membajak dengan Salib adalah pekerjaan yang kesepian dan tidak membangkitkan semangat. Saudara mungkin saja kembali dingin sampai ke tulang dengan ledakan dingin dalam pekerjaan membajak saudara. Hal ini seperti itu. Itu adalah pekerjaan bajak. Kristus tahu betul apa arti dari bajak Injil, Firman Allah, dan pesan Salib.
Dan kemudian godaan yang selalu ada untuk menyerah. Saya pikir jika ada satu hal yang diperhitungkan untuk membuat seorang manusia ingin menyerah dan pulang dan beristirahat di samping api, ini pastinya pekerjaan membajak – maksud saya di negara kita, bagaimana pun juga. Pastinya ini merupakan godaan yang selalu ada untuk menyerah dan pulang kembali dan, jika itu tidak benar-benar dilakukan, seringkali hati pastinya berada di ambangnya. Ada luasnya pekerjaan, tanah yang harus dikerjakan. Saudara melihat tanah berlumpur berhektar-hektar dan merasakan angin yang menggigit, dan hati bisa nyusut dari diri saudara. Saudara dapat mengatakan, ‘Tidak, ini terlalu banyak.’ Dan di dunia karya Allah ini, hati kita dapat dengan mudah dibalik-kan, dibuat untuk menoleh ke belakang dengan kesadaran betapa banyaknya yang harus dilakukan. Oh, apakah saudara tidak sering merasa seperti itu? Setelah semuanya, betapa sedikitnya yang telah dilakukan, betapa banyaknya yang tersisa, betapa luasnya bidang kebutuhan rohani dan yang belum diselamatkan yang masih belum tersentuh! Saya pikir kita harus mengakui bahwa kadang-kadang kita merasa tugas itu tidak mungkin, ini sama sekali di luar kita. Haruskah kita menyentuhnya sedikit? Jika kita mulai dengan napas yang paling awal dan selesai dengan napas yang paling terakhir, apa yang akan ada di sana untuk dikasih lihat kepada semua, dalam pandangan dari semua yang ada? Godaan selalu hadir untuk mengatakan bahwa, karena kebesaran, luasnya, dari tuntutan, ini tidak ada harapan atau melampaui kita.
Kemudian, sungguh suatu kemunduran! Gangguan terus-menerus, unsur frustrasi yang selalu hadir. Ini tidak semuanya sederhana. Ini bukan seolah-olah saudara mengambil bajak saudara atau traktor saudara dan terus maju naik dan turun. Ada gangguan-gangguan yang terus-menerus ini, hal-hal yang terus-menerus salah, kedatangan-masuk yang ekstra dan hal-hal yang tidak terduga serta unsur frustrasi. Apakah tidak seperti itu di dalam pekerjaan Allah? Kalau saja itu sederhana, kalau saja itu jelas, kalau saja tidak ada semua tambahan-tambahan ini, hal-hal tak terduga ini, semua ini yang merupakan unsur frustrasi. Betapa kita mendambakan cara yang mudah. Betapa kita merindukan hal-hal yang sederhana, and tampaknya tidak pernah seperti itu sama sekali. Saudara pikir saudara hanya akan melanjutkan dengan alur halus. Sesuatu terjadi, rusak, terjadi kesalahan di suatu tempat, dan ini seperti itu di sepanjang hari.
Dan kemudian kelelahan di jalan. Tuhan Yesus tahu sesuatu tentang itu. “Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu” (Yohanes 4:6). Ia berbicara tentang mereka yang letih, yang berbeban berat (Matius 11:28). Ia tahu tentang hal itu – musuh di dalam itu. Saya pikir ada sedikit musuh yang lebih besar dari pada musuh kelelahan. Ini tepat ada di dalam. Saudara berjuang melawan sesuatu di dalam.
Sekarang, apakah menurut saudara ketika Tuhan Yesus mengatakan kata-kata ini, Ia mengatakannya dengan kasar, tanpa pengertian, tanpa simpati, tanpa pengetahuan akan semua ini? Oh, sesungguhnya tidak. Ia tahu semua itu. Ia adalah tuan pembajak, Ia adalah kepala dari semua pembajak Allah. Ia menerima ladang yang sulit, Ia mengambil tugas yang luar biasa; semua unsur-unsurnya berhembus melawan Dia dari neraka dan dunia; semua hal-hal yang telah kami sebutkan adalah benar dalam kasus-Nya. Namun Ia akan berkata kepada rekan-rekan sekerja-Nya, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Hati tidak boleh kembali. Kita tidak boleh merenungkan untuk menyerah.
Ya, itu semua sangat baik, dan tidak akan ada banyak yang membantu di dalam hal itu, dalam hanya diberitahu tentang hal itu, bahkan jika Ia yang memberitahu kita, jika kita tidak tahu sumber daya pembajak. Pembajak harus memiliki sumber daya atau ia tidak akan pernah berhasil melaluinya. Apakah sumber daya itu?
Ya, pertama-tama – dan kelihatannya tidak, pada pandangan pertama, sangat membantu, tetapi Tuhan berpikir itu memiliki tempatnya – saudara lihat, Ia memberi tahu hamba-Nya dengan jujur apa yang akan mereka temui dan apa biayanya. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, Ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27). Ini akan berbiaya segalanya bagi saudara, ini akan menjadi jalan yang sulit. Jika saudara sedang mencari kepuasan diri, ini bukanlah jalannya bagi saudara. Jika saudara sedang mencari popularitas, ini bukanlah jalannya bagi saudara. Pahamilah dari awalnya bahwa inilah yang akan terjadi. Saudara tidak akan pernah bisa menabur dan menuai dan memiliki sisi kehidupan yang jauh lebih bahagia sampai saudara tahu sesuatu tentang membajak. Hidup membajak datang terlebih dahulu. Ini adalah dasar dari segalanya, dan ini adalah kesukaran yang keras dengan segala sesuatu yang bertentangan. Sehingga, pertama-tama, ini adalah perlu bagi kita untuk dibentengi dengan realisasi dari ini, bahwa kita tidak akan memiliki waktu yang mudah dengan Tuhan dan dalam hal-hal-Nya. Biarkan itu ditetapkan. Kalau saja ini bisa diselesaikan sekali dan untuk selamanya, ini akan memotong banyak dari hati yang menoleh ke belakang ini. Kita mengangkat diri kita sendiri dan berkata, ‘Tetapi apakah ini bukan apa yang kita tahu akan terjadi, apa yang Tuhan katakan akan terjadi? Apakah ini sesungguhnya bukan jalan yang kita harapkan, jalan Salib?’ Saya mengatakan bahwa itu mungkin bukan asset yang sangat konkret, dan itu tidak selalu membawa kita banyak kesegaran, tetapi bagaimanapun juga itu harus diselesaikan, dan Tuhan merasa bahwa itu perlu; bahwa kita tidak boleh pergi ke mana pun sampai kita telah menghitung biayanya, menyelesaikannya terlebih dahulu di dalam hati kita, mengetahui bahwa ini akan berhasil dengan cara ini – dan sesungguhnya itu demikian. Orang Kristen harus selalu memiliki pemahaman mendasar bahwa tepat sampai akhir, akan selalu ada aspek kehidupan Kristen yang seperti pekerjaan membajak.
Tetapi, kemudian, ada aset positif. Harus ada – dan tanpa ini, kita akan selalu berada dalam kepotongan dan kerugian – harus ada penglihatan yang menghasilkan rasa panggilan. Bagaimana seorang manusia meneruskan pekerjaan membajak itu melalui ledakan Musim Dingin dengan semua ini yang harus ia lawan, jika ia tidak melihat ke depan, jika ia tidak memiliki dalam pandangannya, hasilnya, dalam jangka panjangnya, jika ia tidak melihat melampaui masa kini ke masa depan dan melihat apa hasil dari semuanya ini? Ia harus memiliki penglihatan. Ini adalah aset besar yang menciptakan rasa panggilan. Yaitu, penglihatan ini merupakan sebuah panggilan, sebuah gambar, sebuah tujuan-hidup, yang membawa unsur makna ke dalam semuanya. Jika saudara tidak dapat melihat lebih dari ini, tidak ada artinya di dalamnya – membalikkan semua ini untuk kepentingannya sendiri, melakukan semua ini hanya sebagai tujuan dalam dirinya sendiri. Tidak, ia harus melihat ke depan dan menjaga penglihatan selalu di hadapannya atau ia akan menyerah. Dan penglihatan itu harus membuatnya merasa itu semuanya layak, itu adalah untuk sesuatu, itu tidak sia-sia, ada tujuan di dalamnya, sebuah rasa panggilan, dan dalam pekerjaan Tuhan, ini harus seperti itu. Ada tujuan dalam pekerjaan yang paling sulit dan yang paling memilukan. Ada tujuan di dalam semuanya itu. Kita harus memiliki penglihatan itu yang telah membawa ke dalam kita suatu rasa panggilan. Kita dipanggil dengan takdir, takdir ada tepat di pusat keberadaan kita, dan kita bekerja di bawah cengkeraman rasa takdir itu, yang hanyalah kata lain dari panggilan.
Tapi kemudian, ini adalah pekerjaan yang menanjak. Membajak, meskipun berada di yang level secara alami, adalah pekerjaan yang menanjak selalu. Saudara bergerak melawan sesuatu, saudara harus menguasai sesuatu, segala sesuatu berlawanan dengan saudara. Ini adalah pekerjaan yang menanjak, tetapi betapa berartinya kata itu dalam Efesus – “membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala …” (1:20, 21). “Seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Efesus 3:20). Saya bertanya-tanya apakah saudara telah memperhatikan kata itu dalam surat kepada jemaat di Efesus, berapa kali kata itu terjadi – “menurut,” “menurut,” dan ini dia. “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Itu adalah sumber daya pembajak. Kita mungkin tidak sering menyadari kehebatan kuasa itu yang bekerja di dalam kita; lebih sering kita benar-benar tidak sadar akan kuasa itu dan hanya sadar akan kelemahan dan kelesuan dan kekosongan dan kebodohan kita sendiri. Itu selalu benar – lemah dan bodoh dan kosong dan tidak berguna. Seberapa sering hati kita berbalik, menoleh ke belakang, dengan godaan untuk menyerah ini, untuk melepaskan, untuk mengatakan kita tidak bisa melangkah lebih jauh lagi. Oh, kita akan malu untuk mengatakan berapa kali, seberapa benarnya hal itu dalam sejarah kita. Tetapi kita masih ada di sini, dan kita akan berada di sana akhirnya. Seperti kita berada di sini pada akhir tahun ini, oleh kasih karunia Allah, karena kuasa yang telah bekerja di dalam kita dan bukan karena alasan lainnya sama sekali, kita akan berada di sana pada akhir segala tahun di atas dasar yang sama – bukan karena kita begitu cukup memadai, tetapi karena kuasa yang bekerja di dalam kita. Ini adalah kerja keras dan perjalanan yang keras dan kesepian, dan melawan segala sesuatu yang dapat dipikirkan, tetapi ada kuasa yang bekerja di dalam kita. Kuasa ini akan memastikan pekerjaannya dilakukan jika kita memanfaatkan kuasa itu.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.