oleh
T. Austin-Sparks
Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "Qualifications For Which the Lord Looks". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
Timotius adalah seorang laki-laki yang muda. Tampaknya ia hanya sedikit lebih besar dari seorang bocah ketika Paulus pertama kali menemukannya. Pada perjalanan misi Paulus yang kedua, ibu Timotius membuat pengorbanan besar dalam memberikan Timotius kepada Tuhan dan kepada hamba-Nya, Paulus. Ia masih sangat muda, dan juga, jelas sekali ia adalah seorang yang memiliki sifat dan temperamen yang sangat pemalu dan penyusut, apa pun kecuali sikap tegas, dan mandiri; seseorang yang dapat dengan mudah dijatuhkan oleh siapa saja yang tegas, dan diinjak, dianggap rendah, baik karena usianya yang muda maupun karena sifatnya yang pemalu. Dan mungkin karena, sebagai alasannya, atau sebagai tambahan kepada itu, ia jelasnya tidak kuat secara fisik. “Tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah” (1 Timotius 5:23). Muda, menyusut, pemalu, lemah secara fisik, namun rasul berpaling kepada anak itu – dan Paulus bukanlah seseorang yang bertindak secara impulsif, tanpa pemikiran dan perhatian atau kebijaksanaan – ia memandang kepada anak itu dan berkata, ‘Aku ingin anak itu ikut bersamaku.’ Kemudian kita menemukan nama pemuda itu tergabung dengan rasul besar – kita tidak boleh membuat perbandingan yang menyakitkan hati atau perbandingan sama sekali, tetapi akan mudah untuk mengatakan, rasul yang terbesar dari para rasul. Namanya digabungkan dalam asosiasi dengan rasul dalam alamat surat dari kedua surat kepada jemaat di Tesalonika, surat kepada jemaat di Korintus, surat kepada jemaat di Filipi, surat kepada jemaat di Kolose, dan kemudian dua surat lengkap yang ditulis oleh rasul kepada dirinya sendiri, sehingga ia terhubung dengan masing-masing dari empat kelompok surat-surat Paulus. Kemudian, setelah Paulus dibebaskan dari pemenjaraan pertamanya, Timotius ditemukan bersamanya, dan mereka sedang dalam perjalanan, dan Paulus meninggalkannya di Efesus untuk bertanggung jawab atas jemaat di Efesus.
Jika saudara mencari sebuah ‘panggilan’, sebagaimana mereka menyebutnya pada hari ini, ke sebuah jemaat, saudara tidak akan memilih Efesus karena berbagai alasan, terutama jika saudara tahu kelemahan saudara sendiri sebagaimana Timotius mengetahui kelemahannya sendiri. Tetapi Paulus menempatkannya di sana untuk bertanggung jawab atas jemaat di Efesus sebab ada kebutuhan yang sangat serius di sana, situasi yang sangat sulit, namun Paulus menempatkan Timotius di sana, meninggalkannya di sana, dan bacalah surat-surat ini kepadanya di Efesus. Itulah jemaat di mana Timotius harus mengatur segala sesuatunya, di mana rasul memberinya semua yang ada dalam surat-surat ini.
Mengapa? Jika kita menyelidiki untuk melihat mengapa Paulus melakukannya, kita tidak melihat alasan alami sama sekali untuk melakukannya, di tempat pertama, untuk memilih dia untuk pergi bersamanya, membawanya berkeliling, mengangkatnya kepada tanggung jawab besar itu – tidak ada dasar alami sama sekali untuk itu. Paulus pastinya telah melihat sesuatu, dan saya pikir kita dapat membedakan beberapa hal-hal yang menyebabkannya.
Tidak ada keraguan bahwa satu hal mencirikan Timotius, dan itu adalah pengabdian yang tulus kepada Tuhan. Itu adalah hal pertama – pengabdian sejati kepada Tuhan. Saudara lihat, ada kemungkinan yang luar biasa di mana terdapatkan fondasi itu. Mungkin ada banyak kekurangan dan kelemahan, tetapi pengabdian sejati kepada Tuhan adalah dasar di mana Tuhan dapat membangun hal-hal besar dan dapat melakukan banyak hal-hal.
Hal lain tentang Timotius jelasnya adalah energinya; dari pengabdiannya, energinya dalam hal-hal Tuhan. Saya meninggalkan saudara untuk melacak kehidupan Timotius sejak hari Paulus membawanya pergi, dan lihatlah apa yang Paulus katakan tentang dia, dan lihatlah di mana ia berada dan apa yang ia lakukan dan semuanya yang dapat saudara lacak, dan saudara akan menemukan bahwa apa yang saya katakan memiliki banyak dukungannya. Ia sama sekali tidak malas. Paulus pada suatu waktu jauh darinya dan dalam keadaan membutuhkan, dan ia memanggil Timotius dan Timotius bergegas dengan jubahnya dan perkamen-perkamen yang ditinggalkan Paulus di Troas, dan Timotius pergi untuk mencapai rasul dengan secepat mungkin. Ada tanda keserupaan-bisnis tentang Timotius, energi yang nyata.
Saya pikir ada hal lain yang sangat jelas – ketidak-egoisannya yang mutlak.
Tiga hal yang berjumlah kepada ini – bahwa Timotius, dengan segala kecacatan dan kekurangannya yang alami, adalah seorang laki-laki muda yang dimaksudkan untuk tidak menjadi hamba Tuhan kelas-dua. Ia sedang berusaha untuk menjadi yang paling penuh yang mungkin bagi seorang manusia untuk menjadi bagi Allah, dan saudara tahu bahwa ini luar biasa dan sangat benar bahwa nilai rohani seorang laki-laki atau perempuan dapat lebih dari sekedar menebus banyak kekurangan alami. Seberapa sering kita harus berkata tentang si-ini-si-itu, “Ya, ada ini dan ada itu, mereka bukan ini dan mereka bukan itu, dan ada ini dan itu tentang mereka,” dan itu adalah hal-hal yang akan melawan mereka, akan benar-benar menyingkirkan mereka, mengusir mereka keluar dari berlari, tetapi nilai rohani mereka lebih dari sekedar menebusnya. Saya yakin itulah yang terjadi dengan Timotius, dan itulah apa yang dilihat Paulus, bahwa dari pertobatannya dan sejak awal kehidupannya, di sini adalah seorang yang benar-benar untuk Allah, yang benar-benar berartikan bisnis. Tidak ada pelangsungan-hidup-dari-yang-terkuat di sini. Seorang pemuda seperti ini, bukan pemimpin secara alami, dengan orang-orang di Efesus ini yang mencoba untuk menguasai kepalanya – Paulus berkata, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda” (1 Timotius 4:12). Dengan segala kelemahan dan kecacatan itu, ia adalah laki-laki dalam pekerjaan itu, ia adalah laki-laki yang menarik keluar semua ini dari rasul apa yang seorang manusia, dengan banyak keterbatasan, dapat perhitungkan atas nama jemaat selama berabad-abad yang akan datang sebab ada beberapa hal tentang dirinya yang hanyalah sepenuhnya menggantikan semua keterbatasan alaminya. Saya pikir itulah pesannya di sini.
Jika saudara melihatnya di sebaliknya, ada banyak orang yang penuh dengan asumsi dan anggapan yang selalu mendorong diri mereka sendiri ke depan, selalu terlalu siap untuk menjadi pusat perhatian, untuk berbicara dan sebagainya, yang cukup yakin dengan diri mereka sendiri dan tidak memiliki keraguan dan tentu saja tidak menyusut, tetapi saudara tidak selalu menemukan isi yang nyatanya di sana, nilai rohani yang sebenarnya. Saudara bertemu dengan mereka dan mereka mandiri. Di sisi lain, ini adalah hal yang sangat menggembirakan karena saya kira sebagian besar dari kita di sini sadar bahwa jika Tuhan benar-benar mencari orang yang baik, Ia tidak akan melihat ke arah kita, namun saudara lihat, “Tuhan melihat hati” (1 Samuel 16:7), dan jika Ia benar-benar melihat seseorang yang bermaksud bisnis, yang memiliki pengabdian tanpa pamrih kepada diri-Nya, dan energi yang nyata, itu akan diperhitungkan dengan Tuhan. Itu adalah sesuatu yang di atasnya Ia akan membangun, dan itulah yang terjadi.
Saya pikir ini adalah salah satu hal yang paling luar biasa – jika semua ini benar tentang Timotius, ia mungkin akan disisihkan jika Paulus mencari tipe yang kuat secara alami – ia tidak akan melihat kedua kalinya ke arah Timotius, ia akan telah mengesampingkannya, dan berkata, “Itu akan mengecewakan aku” – tetapi tidak, itu terjadi bahwa laki-laki muda ini kepada siapa semuanya ini terbukti benar, yang memang membutuhkan banyak dorongan, dukungan, meyakinkan, dan namun seorang laki-laki muda seperti itu karena suatu alasan – ada alasan untuk itu – menjadi seperti ini untuk selamanya dikaitkan dengan rasul Paulus yang agung. Apakah saudara tidak berpikir bahwa ini luar biasa bahwa Paulus menghubungkan nama Timotius dengan nama-nya seperti itu? “Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada …” Itu mengatakan sesuatu yang sangat menggembirakan, bahwa ada hal-hal tertentu yang membuat sejumlah yang luar biasa mungkin dengan Tuhan, dan ketika saudara mencari untuk melihat apa hal-hal itu, belum tentunya ada sesuatu yang alami sama sekali. Ini hanyalah nilai rohani murni. Segala sesuatu mungkin ketika Tuhan memiliki di dalam diri kita ukuran rohani. Ini melebihi segala sesuatu yang lainnya.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.