Austin-Sparks.net

Kisah Hal-Hal yang Hilang

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "The Story of Lost Things". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: Lukas 15

Kami akan memperhatikan hanya satu atau dua hal yang ada di permukaan pasal ini. Pasal ini telah disebut sebagai “Kisah Hal-Hal yang Hilang.” Ketiga kisah itu berjalan bersamaan untuk membentuk satu keseluruhan. Mereka adalah jawaban tiga kali lipat terhadap suatu sikap yang dihadapi Tuhan secara terus menerus di dalam pelayanan-Nya di sini di bumi ini, dan mereka pergi untuk menyatakan di sepanjang waktu pikiran dan perasaan Guru tentang apa pun dalam sifat sikap itu.

Kebutuhan untuk Pengakuan Kondisi yang Hilang

Hal pertama yang sangat jelas dalam ketiga perumpamaan tentang hal-hal yang hilang ini adalah ini, bahwa kedatangan Kristus dan keselamatan yang Ia telah datang untuk kerjakan, hanya berguna, tetapi mereka sungguh berguna, di mana kondisi yang hilang itu diakui dan dirasakan.

Saudara lihat pengantar atau perkenalan kepada perumpamaan ini. “Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Ada sebuah jawaban yang menyengat terhadap sikap itu, roh itu, dalam sebuah kalimat kecil di akhir perumpamaan pertama itu – “… daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Jika seorang penulis moderen telah menulis itu, ia akan meletakkan tanda tanya besar di belakang kata ‘benar,’ “… orang benar (?), yang tidak memerlukan pertobatan.” “Tidak ada apa pun di dalam Aku bagi mereka.” Dengan penekanan dan ilustrasi tiga kali lipat ini, Ia mengatakan dengan sangat jelas dan pasti bahwa keselamatan yang Ia telah bawa datang adalah hanya bagi mereka yang memiliki kesadaran bahwa mereka hilang, atau hanya di mana ada pengakuan akan suatu kondisi yang hilang.

Saudara mungkin mempertanyakan apakah dirham itu memiliki kesadaran bahwa ia hilang, tetapi tidak diragukan lagi bahwa seluruh pasal ini penuh dengan pengakuan bahwa keadaan yang hilang itu ada, dan itulah yang Tuhan maksudkan, pengakuan dan realisasi itu bahwa ada sesuatu yang hilang dan itu penting. Itu sangat penting sehingga, meskipun itu hanyalah satu persen dalam kawanan domba, itu hanya sepersepuluh dari dirham, namun satu persen itu, yang sepersepuluh itu, lebih penting daripada segala yang lainnya. Pengakuan akan kehilangan adalah luar biasa dan mengesampingkan semua pertimbangan lainnya. Itu mengambil tempat utama. Itu adalah sebuah kepentingan, kata seluruh kisah ini, yang penting, yang menjadikan kedatangan Kristus dari sorga ke dunia ini menjadi berharga, menjadi berguna, dibenarkan, dan jadi itu terbuktikan. Bagi mayoritas besar yang tanpa pengakuan akan kehilangan itu, Ia telah datang dengan sia-sia, semuanya tidak berarti apa-apa. Oh, situasi yang mengerikan, bahwa “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,” dan semua makna yang tak terlukiskan dan tak terduga dari itu, tidak berarti apa-apa, dan tidak berarti apa-apa bagi banyak orang. Itu sangat sederhana, tidak ada yang mendalam tentang pengamatan ini bahwa semua yang Tuhan Yesus telah datang ke sini untuk, ada di sini dikatakan, bergantung pada pengakuan akan sebuah kondisi yang hilang.

Tetapi kami juga menekankan hal ini, bahwa di mana kondisi yang hilang itu diakui, itulah yang Kristus datang untuk temui. Prinsip itu, tentu saja, dapat diikuti di sepanjang jalan kehidupan jiwa-jiwa yang diselamatkan serta ke dalam kehidupan orang-orang yang hilang. Tuhan berartikan apa Dia itu hanya bagi mereka yang benar-benar membutuhkan-Nya. Untuk mengatakannya dengan cara lain, Tuhan oleh Roh-Nya terus menerus berusaha untuk membawa kita ke tempat di mana ini adalah masalah konsekuensi kekal apakah kita menemukan itu di dalam Dia. Ini adalah masalah signifikansi yang luar biasa apakah sesuatu yang lebih dari Tuhan sekarang ditemukan oleh kita. Tuhan tidak pernah puas dengan teori dan doktrin dan ajaran dan kebenaran. Tuhan tahu dengan baik bahwa tidak ada apa pun di dalam Diri-Nya sendiri yang merupakan nilai nyata hanya ketika nilai itu diakui sebagai yang berkaitan dengan kebutuhan yang sangat dalam dan mengerikan. Jadi Ia terus bekerja untuk menciptakan sebuah rasa kebutuhan sebelum kita dapat menemukan apa itu Tuhan. Tapi saya tidak memiliki niat untuk berbicara tentang itu. Ini adalah firman Injil yang sederhana. Jika saudara dan saya, sebagai yang belum diselamatkan atau telah diselamatkan, memiliki kesadaran aktif yang aktif dan benar-benar hidup akan kebutuhan, kebutuhan untuk Diri-Nya, itulah tujuan kedatangan-Nya. Ini adalah hal yang paling penuh harapan: Ia ada tersedia. Di sisi lain, ada tanggapan yang sangat mengerikan ini seperti mentalitas dan semangat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat ini – “Karena engkau tidak memiliki rasa kehilangan dan kebutuhan yang putus asa dan mengerikan, Aku tidak memiliki apa pun untuk-mu.” Maka hati kita berkata, Tuhan, buatlah kita selalu tetap hidup kepada kebutuhan kita!

Sekarang kita harus menantang hati kita dengan pesan pertama dari pasal ini. Apakah aku memiliki kesadaran dan rasa membutuhkan Tuhan yang mendalam dan kuat? Apakah ada orang yang memiliki perasaan itu dalam hal keselamatan mereka? Aku membutuhkan Tuhan untuk menyelamatkan aku, aku tidak dapat terus berjalan tanpa Dia. Apakah ada orang yang dalam posisi lain sebagai anak-Nya sendiri yang merasa seperti itu? Aku membutuhkan Tuhan dengan cara yang baru, aku harus mengenal Tuhan dengan cara yang baru. Itulah situasi yang paling menjanjikan, yang paling penuh harapan. Ia telah datang dan semua yang Ia telah datang untuk, terletak pada arah kesadaran akan kebutuhan. Seseorang berkata bahwa kesadaran akan kebutuhan adalah jalan menuju sorga. Yah, saya harap saudara tidak akan merasa bahwa itu terlalu mendasar.

Sukacita di Sorga dalam Pemulihan apa yang Hilang

Ada hal lain di sini tepat di hadapan hal-hal. Ini adalah hasil dari semua itu. Dalam masalah tiga perumpamaan ini, kepuasan tertinggi dalam pemulihan hal-hal yang hilang itu terlihat ada di sorga. Tuhan mengambil masalah ini dan membawanya langsung ke sorga, dan Ia berkata pada dasarnya, “Ya, meskipun di dalam kisahnya, orang-orang yang berbeda ini penuh dengan sukacita dan kegembiraan dan pujian dan bersukacita atas pemulihan itu, ada sesuatu yang jauh lebih besar dari itu, jauh lebih tinggi dari itu.” Di sorga ada hal ini yang hanyalah sebuah gema yang samar. “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Itu, tentu saja, adalah kunci untuk hal yang luar biasa.

Ada sesuatu yang luar biasa penting tentang sukacita di sorga di antara para malaikat Allah itu, atas satu orang berdosa yang bertobat. Sorga memandang ke bawah pada ratusan juta orang yang merangkak di dunia ini dan menemukan sukacita tertinggi dalam satu orang yang bertobat. Saudara lihat, ada sesuatu yang tidak lengkap tentang situasinya, ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang tanpa-nya hal-hal tidak dapat diselesaikan. Tampaknya bagi saya bahwa yang penting adalah ini – Allah telah kehilangan sesuatu. Ini bukan hanya bahwa orang-orang telah salah jalan dan mereka menderita konsekuensi dari kebodohan mereka; bahwa hal-hal tertentu telah terjadi pada mereka dan jadi hasil-hasil tertentu mengikuti sejarah mereka. Tidak, sejarah semua ini dimulai dan berakhir di sorga. Allah kehilangan sesuatu, Allah telah kehilangan sesuatu. Ini adalah sesuatu yang adalah milik-Nya, dan tentu saja, saudara dapat melihat juga, terletak di permukaan pasal ini sendiri, tiga Pribadi dari Tritunggal. Ada Anak, sang gembala yang mengejar kawanan domba-Nya; ada Roh Kudus, terang mencari; ada Bapa. Mereka semua beraksi dalam hal yang hilang ini. Sejarahnya dimulai di sorga.

Allah tahu setiap orang sebelum dunia dijadikan. Perkumpulan yang terpilih itu dipilih di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan, dan ini telah dilanggar masuk. Ia telah dirampok; apa yang merupakan warisan-Nya yang lengkap telah dihancurkan. Allah telah kehilangan apa yang adalah milik-Nya; Ia adalah orang yang kehilangan, orang yang kehilangan besar. Ketika saudara datang kembali ke akhir dari keseluruhan kisahnya dan nyanyian penebusan terakhir yang hebat sedang dinyanyikan di sorga, apakah bahasanya? “Engkau … telah membeli kami kepada Allah” (Wahyu 5:9). Tuhan Yesus sangat akurat ketika Ia membuat orang mengatakan sesuatu; Ia sempurna tentang teologi dan doktrin-Nya. Ia menjadikan anak orang ini, yang kita sebut sebagai Anak yang Hilang, berkata, “Bapa …” bukan, “Aku telah sangat keras kepala dan pergi dengan cara-ku sendiri dan menjadi berantakan,” tetapi – “Aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap Bapa.” Dosa adalah apa yang merampas Allah, itu semuanya melawan Allah, itu semuanya adalah kehilangan bagi Allah. Oleh karena itu, penebusan yang datang di sorga dipenuhi dengan sukacita sebab Allah yang merupakan pusat sorga, satu-satunya objek pujian dan penyembahan sorga, telah mendapatkan apa yang adalah milik-Nya – Allah puas. Jadi kita mengatakan bahwa kepuasan tertinggi dalam penebusan bahkan ke bagian terkecil, kepada satu yang di kerumunan, ada di sorga. Ini adalah masalah kekekalan, masalah sorga, pemulihan yang hilang ini.

Ada yang mengikuti itu dengan cukup jelas bahwa mereka yang bersimpati dengan yang Kehilangan berbagi sukacita atas pemulihan-Nya. Mereka memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga mereka serta berkata, “Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.” Ia memiliki sahabat-sahabat-Nya dan tetangga-tetangga-Nya, mereka yang bersimpati dengan kepentingan-Nya. Apakah kita adalah mereka? Ada hanya sedikit sukacita lain yang sama seperti sukacita dari digunakan oleh Tuhan untuk memulihkan yang hilang itu. Saya pikir mereka yang tidak benar-benar dalam peregangan untuk membawa kembali mereka yang hilang kepada Tuhan telah kehilangan diri mereka sendiri salah satu kegembiraan tertinggi dalam hidup, dan itu bukan hanya sukacita dari kepuasan karena kita berhasil dalam sebuah pencarian. Ini adalah gema sukacita sorga di dalam hati kita. Tidak ada yang seperti itu, ini bukanlah sukacita alami sama sekali. Ini adalah sukacita yang supranatural, sukacita yang sorgawi.

“Sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu” kata mereka pada zaman Nehemia. Jika saudara melihat konteksnya, saudara akan menemukan bahwa itu hanya berarti ini, bahwa orang-orang ini sedang melakukan hal yang Tuhan inginkan dilakukan dan Tuhan berkenan dan sukacita-Nya datang ke dalam hati mereka di hari yang sangat sulit, yang banyak kesulitan, dan menguatkan mereka. Itu adalah sukacita-Nya, kepuasan-Nya, yang memperkuat mereka pada hari yang penuh dengan banyak kesulitan. Seandainya saja ada gaung sukacita sorgawi yang Ilahi di dalam hati kita dalam hal ini, ini akan membantu kita mengatasi banyak kesulitan pribadi kita. Nah, sekali lagi, itu sangat sederhana, tetapi ini sangat benar. Ada orang lain yang dipanggil ke dalam sukacita sorga untuk berbagi itu, tetapi perhatikanlah hanya tiga hal lainnya.

Kondisi dari apa yang Hilang

Ini adalah tiga kondisi yang ada di sini yang ditegaskan oleh ketiga perumpamaan ini. Apa kondisi domba yang hilang? Nah, domba itu jauh dari gembala dan kawanan-nya. Ini adalah pertanyaan tentang “jauh.” Bagaimana kondisi dirham itu, keping perak itu? Dirham itu berada dalam kegelapan, perempuan itu harus menyalakan pelita untuk menemukannya, untuk menghilangkan kegelapan itu. Dirham itu ada di dalam kegelapan. Bagaimana kondisi anak itu? Sang bapa menggunakan kata ini dua kali: “Sebab anakku ini telah mati … karena adikmu telah mati.” Jauh di sana, di dalam kegelapan, dan mati; mati kepada pemilik-nya, mati kepada pemiliknya yang sah. Jadi, apakah penebusan itu, apa itu keselamatan, apa efek pekerjaan Kristus yang Ia telah datang untuk capai? Ini adalah untuk membuat yang jauh lebih dekat, untuk membawa pulang. Saya pikir kebanyakan dari kita yang telah datang untuk menikmati, untuk mengetahui, keselamatan yang ada di dalam Kristus Yesus, atau telah datang untuk mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, akan dengan mudah mengatakan ini, bahwa pada saat itu ketika kita sebagai orang yang hilang ditemukan, ketika Tuhan menemukan kita dan meletakkan tangan-Nya di atas kita, kita segera memiliki perasaan berada di rumah, dengan semua yang diartikan dari itu. Ada rasa-di-rumah yang luar biasa di dalam hal-hal Tuhan.

Saudara ingat sedikit sentuhan itu di dalam kitab Kisah Para Rasul tentang mereka yang dibebaskan dari penjara – “pergilah mereka kepada teman-teman mereka” (Kisah Para Rasul 4:23). Ini adalah semacam gravitasi spontan dalam arah tertentu yang adalah rumah. Terkadang hanya nyanyian-nyanyian pujian akan menghidupkan kembali perasaan itu bahwa kita berada di rumah. Kita mungkin jauh dari umat Tuhan di dunia tanpa apa pun juga dari Tuhan dan merasa terisolasi, dan kemudian suatu hari, saudara hanya mendengar nyanyian pujian yang terkenal dan saudara berada di rumah sekaligus di dalam roh; itu adalah nafas asli saudara, udara asli saudara. Ada sesuatu yang sangat memuaskan tentang berada di rumah, pulang ke rumah. Tuhan Yesus datang untuk menjembatani jurang antara kita dan Bapa yang adalah Rumah kita, dan segera kita menanggapi Dia dan Dia mendapatkan kita, kita memiliki perasaan, “Inilah yang aku rindukan selama ini, aku telah pulang ke rumah!” Inilah semua yang harus dikatakan tentang itu, inilah perhentian. “Sudah dekat.” “Di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.” Mereka yang jauh, terasing dari Allah, sekarang menjadi dekat oleh Darah Salib-Nya.

Dan dalam kegelapan, seperti dirham itu, ditelan dan dibungkus dalam kegelapan, pelita-nya padam. Apakah kita perlu banyak berbicara tentang itu? Itu sangat benar. Ketika kita menjauh dari Tuhan, terang padam, bayangan mendalam menjadi gelap, semuanya gelap. Pekerjaan Tuhan Yesus adalah untuk menghilangkan kegelapan, memulihkan kita dengan menghancurkan kegelapan yang telah menelan kita, dan satu hal tentang diselamatkan dan datang kepada Tuhan, ditemukan, adalah ini, “Sekarang dapat melihat! Bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat” (Yohanes 9:25). Bahwa tadinya semuanya gelap, sekarang aku dapat melihat, sekarang aku mengerti.” Hal ini demikian.

Tetapi lebih. “Sebab anakku ini telah mati,” dan kematian adalah, seperti yang baru saya katakan, adalah soal dipisahkan dari Allah. Ini adalah kematian dalam bentuknya yang sekarang bagi mereka yang hilang, tetapi oh, betapa mengerikannya kematian itu bagi mereka yang tidak pernah ditemukan, tetapi yang akhirnya menemukan bahwa mereka selamanya terpisah dari Allah dan tidak ada jalan kembali. Mereka telah menolak penebusan Allah, keselamatan Kristus, dan tidak ada jalan kembali untuk selamanya dan selama-lamanya. Itulah yang dimaksudkan dengan kematian dalam pengertian penuhnya, itu adalah kesadaran akan ketidakberdayaan yang mutlak dalam kaitannya dengan keselamatan. Nah, tidak perlu bagi kita untuk merenungkannya. Itu ada di sana sebagai peringatan gelap. Tetapi, terpujilah Allah, bagi kita sekarang kematian dapat diubah menjadi hidup. Pemisahan dari Allah yang merupakan kematian telah diatasi oleh Tuhan Yesus. Ia telah menelan kematian dalam kemenangan. Ia telah menghancurkan kematian; yaitu, Ia telah menghancurkan kondisi pemisahan dari Allah itu yang merupakan kematian rohani. Dari kematian menuju kehidupan. “Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali.” “Karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali. Kita patut bersukacita dan bergembira.” (Lukas 15:24, 32).

Itu adalah Injil yang sangat sederhana di mana sebagian besar dari kita bersukacita sebagai pengalaman. Ini juga merupakan ujian bagi yang lain: Apakah itu benar? Kita yang jauh telah dibuat menjadi dekat, kita telah pulang. “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan” (Efesus 5:8). Kita yang sudah mati sekarang hidup. Nah, dalam sebagian besar kasus di sini, ini bukanlah sesuatu yang terlalu terkenal untuk memancing senyuman sukacita, sebuah tanggapan pujian. Tetapi mungkin saja seseorang tidak begitu yakin tentang hal itu. Nah, mari kita kembali ke awal. Apa yang dibutuhkan? Hanya sebuah kesadaran bahwa saudara ada dalam kebutuhan itu, dan itulah tujuan kedatangan Tuhan – hanya untuk saudara.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.