Austin-Sparks.net

Iman pada Allah dalam Keadaan Tanpa Harapan

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "Faith in God in Hopeless Circumstances". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: Yeremia 32:6-27.

“Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!”

“Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku!”

Ladang yang di Anatot adalah eksposisi praktis dari kata-kata itu – pernyataan dan interogasi. Kita tahu situasi pada saat itu dari pasal ini dan di pasal lain; pemenjaraan ganda, Yeremia sendiri terkurung di pelataran penjagaan, dan kota dikelilingi oleh penyerang. Kemudian dalam situasi itu dalam beberapa cara, Tuhan mendaftarkan dalam hati Yeremia bahwa sepupu-nya ini akan datang dan meminta dia untuk membeli ladang itu. Kita tidak tahu bagaimana, tapi kita menyimpulkan demikian, bahwa Yeremia menjadi sadar bahwa orang ini, sepupu-nya, akan datang kepada-nya dengan permintaan ini, dan terjadilah demikian. Selama empat puluh tahun, Yeremia telah menubuatkan kehancuran Yerusalem dan negeri-negeri dan penahanan umat-umat. Komisi-nya adalah mengenai kerusakan dan kehancuran negeri, sehingga Yeremia benar-benar berada dalam satu keadaan yang sangat sulit. Tidak ada keraguan tentang kegelapan prospek itu; hal itu sangat nyata. Ada dalam pelayanan-nya sendiri yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan yang sekarang ditangguhkan. Ada situasi yang nyata pada saat ini. Ia adalah seorang tawanan dalam penahanan. Itu adalah tantangan yang sangat nyata untuk iman. Itu tidaklah sekedar situasi yang hanyalah hipotetis; itu adalah situasi yang sebenarnya. Dan kedatangan Hanameel, sepupunya kepadanya adalah sebagai penebus, dan seorang yang memiliki hak untuk menebus milik pusaka, untuk menyelamatkan milik pusaka itu, ladang itu, dari menjadi hilang ke anak cucu, dari pergi keluar dari keluarga.

Yah, saya tidak tahu apa yang Hanameel sedang pikirkan di balik pikirannya, tetapi mengambil situasi itu pertama-tama dalam kaitannya dengan negeri dan prospek, seorang akan menyimpulkan bahwa dalam hal apapun, ladang itu akan pergi keluar dari keluarga. Orang Kasdim akan mengambil negeri itu dan membanjiri-nya; negeri itu akan dihancurkan dan dijadikan reruntuhan, dan dari sudut pandang alami, itu bukanlah saatnya untuk memulai hal semacam ini, sebab penebusan pada saat itu melibatkan sesuatu yang sangat jauh lebih banyak dari sekedar mentransfer dari satu bagian keluarga ke keluarga yang lain dengan surat pembelian. Penebusan memiliki makna yang jauh lebih besar dari penebusan dari orang Kasdim dan penebusan dari situasi pribadi-nya sendiri. Sebab apa yang bisa Yeremia lakukan dengan ladang di Anatot ketika ia semakin menjadi tua dan sendirinya berada dalam saat hidupnya yang berbahaya? Ia tidak bisa melihat satu hari ke depan, dan tahu dari semua tahun-tahun-nya wajib bernubuat, apa yang akan terjadi. Untuk melakukan tindakan penebusan di tengah-tengah semua itu adalah tantangan yang luar biasa untuk iman.

Tidak ada keraguan, tentu saja, di sini seperti di mana-mana, itu adalah nubuat yang melampaui Yeremia dan melampaui bahkan Israel. Hal ini tidak sulit untuk dilihat, dalam skema ilahi hal-hal yang besar, di sini adalah ilustrasi yang sangat praktis akan sesuatu yang berlangsung bertahun-tahun di kemudian hari dari kepentingan yang bahkan jauh lebih besar – yang saya maksud adalah penebusan yang ditempa Kristus. Kristus tahu bahwa seluruh dunia ini cepat atau lambat akan datang ke dalam penghakiman dan api, untuk dikonsumsi dan dibersihkan. Ia tahu bahwa Ia sendiri di sini sedang berada di tempat yang lebih buruk daripada Yeremia, tetapi ia melakukan tindakan penebusan. Dengan penebusan Ia mengamankan dunia kepada kemuliaan di masa depan. Sebuah kemenangan perkasa iman itu adalah milik-Nya. Seorang hanya mengatakan bahwa, karena, sementara hal ini memiliki nilai praktis bagi kita dalam kehidupan kita sendiri, mereka semua diatur dalam terang hal-hal yang jauh lebih besar dan tidak diragukan lagi, penafsiran utama-nya ada di sini. Hal ini mungkin ditemukan bekerja dalam kitab Wahyu. Di sini saudara memiliki Yeremia memerintahkan surat-surat pembelian yang dimeteraikan itu untuk dimasukkan ke dalam bejana tanah dan disegel supaya dapat tahan lama. Dalam kitab Wahyu, saudara memiliki tujuh meterai dan ketika tujuh meterai itu sedang dibuka, maka Tuhan Yesus telah datang pada waktu untuk mengamankan kepemilikan-Nya yang telah dibeli-Nya setelah beberapa waktu. Pada saat itulah Ia memasuk-ki warisan-Nya untuk memiliki apa yang telah Ia tebus. Nah, itu adalah di sepanjang jalan.

Kita ingin mendapatkan nilai-nilai-nya untuk bantuan praktis kita sendiri sekarang. Perhatikan bagaimana menyeluruh-nya transaksi itu. Yeremia tidak bertindak ragu-ragu sama sekali; ia tidak memiliki ketentuan-ketentuan. Ia melakukan-nya secara menyeluruh seolah-olah ia adalah seorang yang bebas dan tidak ada orang Kasdim sama sekali di sekeliling-nya. Ia menjalankannya sampai tuntas secara menyeluruh menurut Hukum; satu surat pembelian yang dimeteraikan, itu harus menjadi demikian, dengan cara yang biasa, ditempatkan di “Rumah Somerset,” yang satunya lagi salinan yang terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang, salinan yang dapat dilihat setiap saat di tempat umum. Ia melakukan semua-nya itu dengan sangat teliti dan benar. Intinya adalah bahwa ia tidak melakukan hal ini dengan jenis keraguan yang tidak pasti itu. Ia melakukan-nya dengan ketelitian yang menunjukkan bahwa ia yakin sementara ia melakukannya. Imannya pergi berjalan seluruhnya.

Lalu ia telah melakukannya; dan saudara tahu ada kalanya ketika kita sangat yakin bahwa Tuhan bermaksudkan suatu hal harus dilakukan. Ia telah memberi kita tanda, mungkin bukti-bukti, berbicara kepada kita di dalam hati kita sendiri, kemudian dikonfirmasikan dengan cara yang berbeda dan kita tahu, dan pada saat itu kita bertindak dengan sesuai dan kita melakukannya sejauh mana kita bisa dengan sangat teliti, dan ketika hal itu telah dilakukan kita mendapatkan reaksi. Seluruh arti dari situasi itu, dari apa yang telah kita lakukan, datang kembali kepada kita dan kita hampir takut pada apa yang telah kita lakukan, jalan yang telah kita ambil. Itulah yang terjadi dengan Yeremia. Ia melakukannya secara menyeluruh dengan kepastian penuh, dan ketika semua itu telah dilakukan dan orang-orang telah pergi dan ia ditinggal seorang diri dengan Tuhan dalam penjara, ia memiliki reaksi yang mengerikan. Semua itu kembali lagi kepadanya. Ia sekarang sedang diuji oleh posisi yang telah ia ambil. Ia berbalik pada doa, membuat penegasan: “Tiada suatu-pun yang mustahil untuk-Mu,” dan kemudian ia melanjutkan untuk membangun sebuah kasus, mungkin untuk mendasari iman-nya sendiri. Ia mengambil sejarah Israel dan semua hal-hal indah yang telah Tuhan lakukan, datang tepat pada pelayanan-nya sendiri dan melihat bagaimana bahkan pelayanan itu sedang digenapi. Apa yang telah ia katakan selama ini, Tuhan sedang lakukan. Orang-orang Kasdim ada di sana. Ia menjalani semua itu, tapi itu semua adalah sebuah interogasi. Ia telah membuat sebuah pernyataan, tapi itu semua adalah sebuah interogasi akan Tuhan. Ia mengakhiri semua itu kemudian: “Namun Engkau, ya Tuhan Allah, telah berfirman kepadaku: Belilah ladang itu dengan perak dan panggillah saksi-saksi! – padahal kota itu telah diserahkan ke dalam tangan orang-orang Kasdim” (ayat 25). Semua itu telah datang kembali kepadanya sekarang pada akhirnya. Kemudian Tuhan datang dan menantang dia pada perkataan yang telah ia katakan itu sendiri. “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku? Engkau telah mengatakan bahwa tidak ada yang mustahil untuk-Ku. Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” Tuhan membawa dia kembali ke posisinya sendiri.

Sekarang, ada satu atau dua hal yang muncul dari hal ini, yang saya pikir adalah bantuan yang sangat nyata bagi kita, atau seharusnya demikian. Salah satunya adalah ini, bahwa Tuhan sungguh memanggil kita dari waktu ke waktu di tengah-tengah situasi yang tidak mungkin bagi manusia, hal-hal yang secara alami akan membuat tidak mungkin hal itu yang Ia memanggil kita untuk lakukan, Ia memanggil pada kita untuk mengambil langkah-langkah praktis di hadapan kemustahilan yang benar-benar, yaitu, di hadapan hal-hal yang membuat realisasi langkah itu untuk saat ini suatu hal yang mustahil, untuk mengamankan realisasi itu di hari-hari yang akan datang. Alternatif dari itu adalah, “Yah, situasi ini sungguh amat sangat tanpa harapan dan tidak mungkin sehingga tidak ada gunanya, kita harus menunggu dan tidak melakukan apa-apa.” Kita hanya turun menyerah dan berkata, “Kita tidak bisa berbuat apa-apa, itu sangatlah mustahil! Lihatlah bagaimana kita tertutup, terkunci, lihatlah bagaimana semuanya menutup, lihatlah apa prospeknya.” Kita hanya bisa hanya duduk diam dan menunggu dan tidak melakukan apa-apa sampai situasi ini terbuka, dan telah terjadi dalam situasi seperti itu, begitu sering, hampir selalu, bahwa Tuhan telah memanggil untuk beberapa tindakan iman yang sesuai dengan posisi yang telah kita ambil.

Kita telah memberikan kesaksian, kita telah mengambil suatu posisi, kita telah membuat deklarasi dalam kaitannya dengan tujuan dan niat Tuhan, pada apa yang Tuhan kehendaki, tujuan dispensasi-Nya yang besar, atau mungkin di beberapa koneksi-koneksi yang sama, kita memiliki posisi dengan Tuhan karena Tuhan telah menulis itu di dalam hati kita, Tuhan telah mendaftar hal itu di dalam hati kita sebagai yang sesuai dengan pikiran-Nya dan kita telah merespon dan mengambil posisi dan mengambil pendirian dan menyatakan diri kita sendiri dalam hal itu. Dan kemudian tantangan yang luar biasa dari Iblis muncul, yang mengatakan bahwa realisasi posisi itu sendiri yang telah saudara ambil benar-benar tidak mungkin seluruhnya, hal itu sendiri pada apa saudara telah menyatakan diri saudara sendiri ada di luar pertanyaan. Apa yang saudara telah katakan adalah pikiran Tuhan sekarang tidak mungkin dinyatakan; hal itu tidak mungkin. Maka itu menjadi masalah apakah kita akan meninggalkan posisi kita, menyerah pada keputus-asaan dari kondisi itu. Itu adalah alternatif-nya, hanya untuk melepaskan, tidak melakukan apa-apa dan menunggu sampai semuanya menjadi menguntungkan sebelum kita melakukan hal yang lainnya, dan pada waktu itu Tuhan melihat untuk beberapa ekspresi praktis iman yang berdiri tepat di hadapan keadaan-keadaan dan mengamankan posisi itu untuk hari mendatang, mendapatkan surat pembelian di tangan, melakukan sesuatu dengan sangat teliti, melakukannya secara menyeluruh tanpa ketentuan-ketentuan, “seandainya” atau “tapi-tapi-an” – mengesampingkan semua itu dan melakukannya. Kita mungkin melalui waktu yang buruk atas hal itu dan memiliki pertanyaan-pertanyaan dan iman dapat mulai goyah sedikit. Kita mungkin dibawa kembali ke posisi kita lagi. Tuhan berkata, dalam keadaan yang benar-benar putus asa: “Apakah engkau masih percaya? Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?”

Di atas pekerjaan Tuhan dan kesaksian Tuhan, situasi semacam itu sangat sering sungguh muncul; dalam hal panggilan dalam kaitannya dengan tujuan Tuhan, situasi seperti itu akan timbul lebih dari sekali dalam hidup. Tapi tidak hanya demikian dalam kehidupan pribadi kita sendiri dan hubungan pribadi dengan Tuhan, Ia sungguh memperbolehkan posisi-posisi seperti ini untuk muncul di mana secara alami tidak ada harapan, tidak ada dasar jaminan, semuanya mengancam, dan mengatakan bahwa hal itu tidak bisa! Tapi di atas semua itu pada beberapa waktu kita memiliki transaksi dengan Tuhan, kita merasa bahwa Tuhan memimpin ke arah itu, bahwa itu adalah kehendak Tuhan. Kita tidak punya keraguan tentang hal itu pada saat itu. Setelah banyak doa, itu adalah jalan yang dipimpin Tuhan, dan sekarang semuanya mengatakan bahwa itu adalah kesalahan, itu adalah kebodohan, itu bodoh, itu sama sekali tidak mungkin, sama sekali di luar saudara. Semuanya mengatakan demikian, dan kita ditantang mengenai posisi yang telah kita ambil dengan Tuhan, dan di tengah-tengah kondisi-kondisi itu Tuhan memanggil untuk ratifikasi dalam cara yang sangat pasti dalam iman akan posisi yang diambil dengan Dia.

Sekarang lihatlah lagi. Hanameel mungkin berusaha untuk menjadi seorang pebisnis cerdik. Ia melihat bagaimana hal-hal berjalan dan berpikir ia akan mendapatkan uang tunai di tangan secepat yang ia bisa, sebelum ia kehilangan segalanya. Saya harap saya tidak salah paham dia, salah menilai dia, tapi itu memang terlihat sangat banyak seperti itu. Ia datang langsung ke Yeremia yang telah memberitakan tentang kehancuran negeri dan penangkapannya. Yeremia berada di penjara dan sepupunya tahu semuanya tentang dia dan di mana ia bisa menemukan dia. Tapi Yeremia sedang akhir-akhir ini mencolok nada lain dalam khotbahnya. Ada nada akan harapan yang ada di kejauhan. Sedangkan hingga saat ini semuanya telah menjadi kesuraman, penilaian, dan kehancuran, ada telah muncul dalam cakrawala kenabian Yeremia sinar cahaya, harapan yang jauh, dan nada harapan telah datang ke dalam khotbahnya. Tuhan akan mengubah lagi pembuangan Sion. Pada saat itu Hanameel datang. Ia, di pihaknya, seperti yang telah saya katakan, sangat mungkin hanya sedang bertindak sebagai seorang anak Israel yang cerdas. Tapi hal ini berarti dua hal dengan Yeremia. Pertama-tama, tantangan pada nada harapan baru. “Yeremia, apakah engkau percaya pada apa yang engkau katakan? Dalam terang situasi-situasi ini, dalam terang semua yang engkau tahu belum berlangsung, tujuh puluh tahun penahanan, apakah engkau percaya apa yang engkau katakan? Apakah engkau percaya harapan itu, apakah engkau percaya cahaya di kejauhan itu, apakah engkau percaya itu, meskipun hari ini dan untuk beberapa waktu realisasi penglihatan engkau sama sekali tidak mungkin, bahwa semua itu akan terwujudkan? Apakah engkau percaya itu?”

Ada orang yang telah menyerahkan diri pada posisi yang putus asa sejauh mana jemaat bersangkutan. Mereka berbicara tentang kehancuran jemaat tiada harapan dan dalam melakukan itu, mereka menyerahkan sebagian besar dari Perjanjian Baru. Apakah saudara tidak percaya bahwa Tuhan masih bisa mendapatkan umat, bahkan jika itu hanyalah sisa, yang menurut pikiran-Nya sebagaimana diungkapkan, dan menjadi harapan-Nya? Itu adalah tantangan yang datang kepada Yeremia. Apakah ia percaya bahwa Tuhan memiliki harapan-Nya diletakkan pada suatu perkumpulan yang akan kembali dari pembuangan? Mereka adalah harapan Tuhan dan di dalam mereka hal-hal yang Tuhan telah selalu tunjukkan, yang adalah pikiran-Nya akan direalisasikan, bahwa mereka akan menjadi bangunan-nya, rumahnya, mereka akan memulihkan seluruh kesaksian itu, bahwa itu akan diwujudkan. Itu tampaknya jauh bagi Yeremia, tapi kedatangan ini, tantangan untuk membeli ladang ini, adalah sebuah tantangan bagi Yeremia dalam hubungan ini. Apakah ia percaya bahwa meskipun kebanyakan dari umat Israel Tuhan akan pingsan, namun, di tengah-tengah akan ada suatu perkumpulan cepat atau lambat yang akan menjadi alat di mana Allah akan menyatakan semua pikiran-Nya? Apakah ia percaya itu? Apa yang ia lakukan untuk menempatkan keyakinan-nya dalam ekspresi, untuk membuktikan bahwa ia percaya itu? Berikut ini adalah kesempatannya. Ia sedang melakukan suatu hal sekarang dan melakukannya secara menyeluruh atas dasar tidak ada yang mustahil untuk Allah, tidak ada yang terlalu sulit bagi Tuhan. Ia melakukannya sekarang di tengah-tengah kondisi-kondisi seperti itu.

Alternatif-nya adalah untuk menyerah pada situasi itu hari ini seperti dengan jemaat dan dunia dan dalam situasi-situasi dan berkata bahwa hal itu sangatlah mustahil, tidak ada gunanya terus berjalan dengan kesaksian ini; itu adalah situasi tanpa harapan, kita harus menunggu sampai Tuhan melakukan sesuatu. Itu bukanlah apa yang Yeremia lakukan.

Ada hal lain, mungkin hal yang kecil, tapi saya pikir hal ini sangat membantu. Hanameel melakukan ini mungkin pada tingkat yang sangat rendah, tingkat duniawi biasa; itu adalah suatu langkah bisnis yang ia sedang berusaha untuk lakukan. Itu semuanya dengan dia, dan itu adalah sesuatu yang tidak sangat terpuji pada waktu itu, menyingkirkan hartanya karena ia melihat bahwa ia akan kehilangan harta itu bagaimanapun juga. Tapi, sementara hal itu benar dari sudut pandang sepupunya, Yeremia memandang pada segala sesuatu, bahkan hal seperti itu, dengan pertanyaan ini: Bagaimana hal ini berdiri dalam kaitannya dengan takhta Allah? Hal-hal mungkin dalam diri mereka sendiri sangatlah biasa dan duniawi, hal-hal yang terjadi, yang melintasi jalan kita, yang datang ke jalan kita, seseorang membawa masuk ke dalam hidup kita, di jalan kita, dalam dirinya sendiri hanyalah sekedar soal kontak bisnis sehari-hari biasa, tapi laki-laki yang berhubungan dengan Allah, perempuan yang berhubungan dengan Allah, yang selalu menantikan Tuhan, tidak melihat hal-hal itu seperti itu. Yeremia tidak bereaksi terhadap Hanameel dan berkata, “Engkau cerdas, bukankah demikian? Engkau mencoba untuk bertindak pintar, engkau adalah ini dan itu dan sesuatu yang lain! Apakah engkau berpikir bahwa aku akan tertangkap seperti itu? Engkau tahu dengan cukup baik bahwa engkau akan kehilangan ladang ini bagaimana pun juga, dan engkau mencoba mempergunakannya sementara masih ada yang dapat dilakukan; engkau pikir engkau akan menangkap aku!” Tidak sedikit pun! Ia sekaligus berkata, “Itu mungkin benar tentang Hanameel, tapi bagaimana hal ini berdiri dalam kaitannya dengan takhta Tuhan? Apakah Tuhan memiliki sesuatu dalam hal ini?” Saya menyarankan bahwa itu adalah sikap terhadap kehidupan dan kejadian-kejadiannya yang dapat terbuktikan sangatlah berbuah – untuk tidak memandang pada hal-hal yang terjadi sebagai kejadian di yang alami, tapi untuk menantang setiap-tiap dari mereka dalam terang takhta Tuhan.

Hal ini sendiri sangat penting berdiri terkait dengan takhta Tuhan, meskipun pada yang alami hal itu begitu sangat biasa. Saya tidak berpikir bahwa kita selalu hidup terhadap hal-hal semacam itu, orang-orang yang datang ke jalan kita dan hal-hal yang muncul. Dimana Tuhan dalam hal ini, apa yang Tuhan miliki dalam hal ini – untuk tidak mengambil hal itu pada nilai nominalnya sekaligus dan menyikapinya hanya sebagai sesuatu yang penting atau tidak penting di alam tertentu, tetapi untuk menanyakan apa yang Tuhan miliki dalam hal ini. Itu adalah sikap Yeremia terhadap hal-hal: tidak ada yang terjadi secara kebetulan dalam kehidupan mereka yang berada di dalam tangan Tuhan. Di mana takhta Allah dalam hal ini? Bencana terbesar rupanya dan kejadian terkecil dalam kehidupan kita dapat berdiri sangat erat kaitannya dengan takhta Allah dalam beberapa arti yang sangat penting. Satu orang bertindak dalam disposisi dan jalan bisnis-nya yang biasa, dan dalam melakukan itu, merencana, melicik, merancang, atau hanya sedang mengurusi bisnis-nya sendiri, ia datang ke jalan kita. Ada mungkin terbukti di balik itu sesuatu yang luar biasa dari takhta Allah. Orang itu tidak tahu itu, ia tidak memiliki perasaan akan hal itu, tetapi hal ini demikian. Ia berpikir bahwa ia hanya bertindak dengan cara berbisnisnya. Saya tidak mengira bahwa sepupu dari Yeremia memiliki perasaan apa pun bahwa ia melakukan apa pun yang terkait dengan Tuhan dalam hal ini. Ia mungkin hanya bertindak dalam kepentingan-nya sendiri, tetapi ada terbukti di balik semua itu, kedaulatan Allah. Sikap terhadap hidup yang Yeremia ambil mungkin terbukti menjadi hal yang sangat berbuah dalam kehidupan.

Sekarang, perhatikan hal tentang Yeremia ini lagi: iman yang seluruhnya tanpa pamrih. Yeremia tidak mungkin bisa sedang bertindak untuk dirinya sendiri ketika ia melakukan ini. Seperti yang telah saya katakan, ia telah berlanjut usia, ia adalah seorang tahanan. Negeri itu, ia tahu, akan dimusnahkan. Apa gunanya ladang itu baginya? Tujuh puluh tahun penahanan … ia tahu itu. Di manakah ia akan berada di akhir tujuh puluh tahun? Selama tujuh puluh tahun, apa gunanya ladang itu baginya? Tidak ada yang pribadi tentang hal ini. Iman ini adalah benar-benar tanpa pamrih. Apa yang ia lakukan adalah sebagai kesaksian pada zaman-nya akan kesetiaan Allah, dan ia harus menunggu pembenaran-nya sampai sesudah-nya. Ia tidak akan hidup untuk melihat itu. Pembenaran-nya akan datang setelah ia telah pergi. Umat Allah akan datang ke dalam nilai-nilai keimanan-nya ketika ia telah pergi. Itu adalah sifat dari iman, dan itu adalah ujian yang sesungguhnya dari tindakan iman. Apakah kita akan pergi dalam iman untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, sesuatu untuk diri kita sendiri, atau apakah itu kepentingan Tuhan yang ada dalam pandangan? Itu adalah ujian iman yang sesungguhnya, bahwa Tuhan harus memiliki apa yang Ia kehendaki.

Tuhan sedang menghendaki di sini, tepat di jantung Israel, tepat di Yerusalem, tepat di pintu gerbang di sana, di hadapan semua para tua-tua dan saksi-saksi, kesaksian praktis akan kesetiaan-Nya. “Jika Aku tidak menetapkan perjanjian-Ku dengan siang dan malam dan aturan langit dan bumi, maka juga Aku pasti akan menolak keturunan Yakub dan hamba-Ku Daud, sehingga berhenti mengangkat dari keturunan-nya orang-orang yang memerintah atas keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. Sebab Aku akan memulihkan keadaan mereka dan menyayangi mereka.” Saudara tahu bagaimana hal itu telah digenapi dalam Kristus, Anak Daud yang lebih besar, Raja kekal di atas takhta Daud. Hal ini terpenuhi, dan di dalam Kristus seluruh Israel akan diselamatkan, kata Paulus (Roma 11:26). Tapi sebagai kesaksian terhadap itu pada hari yang gelap dan mengerikan ini ketika penghakiman ada di sana dan meningkat, Yeremia mengambil langkah praktis ini dengan apa ia mendirikan sebuah monumen untuk kesetiaan Allah. Allah cemburu untuk Nama-Nya sendiri, kesetiaan-Nya sendiri, kesaksian-Nya sendiri. Ia mencari mereka yang, dalam tanpa pamrih yang menyeluruh dan dalam kondisi alami tanpa harapan, akan tetap setia kepada wahyu yang telah Ia berikan, benar untuk Allah dan benar pada apa yang Ia telah nyatakan akan diri-Nya sendiri.

“Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu.” Kita mengatakan itu, dan kemudian semuanya kembali kepada kita karena situasi, dan Tuhan harus kembali pada kata-kata kita sendiri dan berkata, “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” Saya tidak tahu apa yang hal ini katakan kepada saudara dan cara di mana hal ini telah diterapkan. Ini mungkin tidak mempengaruhi saudara sangat banyak, tetapi ambil kesimpulan dari seluruh masalah ini, bagaimanapun hal itu berlaku untuk kita, dan hal itu akan berlaku untuk kita secara berbeda-beda masing-masing. Hal itu akan berlaku pada pelayanan kepada apa beberapa dari kita telah dipanggil, itu akan berlaku untuk kesaksian di dalam apa kita berdiri, itu akan berlaku dalam cara pribadi juga, untuk hidup dan situasi kita sendiri, tapi itu adalah satu hal dalam maknanya.

Tuhan telah memasuk-kan ke dalam hati kita sesuatu yang kita telah tidak memiliki keraguan lagi adalah pikiran-Nya, jalan-Nya bagi kita. Ada banyak doa dan kita memiliki jaminan dalam hati kita bahwa itu adalah jalan Tuhan untuk kita dalam hidup. Hal itu telah diuji, kita telah melalui banyak hal dengan hal itu, dan kemudian situasi timbul yang tampaknya membawa semua itu ke dalam alam ketidakmungkinan untuk direalisasikan, keadaan-keadaan semuanya menentangnya, dan godaan-nya adalah untuk mempertanyakan bimbingan semulanya kita, untuk meragukan Tuhan tentang kehidupan kita, dan untuk hanya tenggelam dan menerima situasi itu sebagai satu yang mustahil. Pada saat-saat seperti itu-lah bahwa Tuhan melihat kepada kita untuk memberikan tanda positif dari iman kita di dalam Dia dan untuk mengkomitmenkan diri kita dalam beberapa cara dalam iman. Kita terlibat oleh iman kita dalam suatu tindakan; diri dikesampingkan dan semua kepentingan egois sepenuhnya disisihkan, dan ini adalah kepentingan Tuhan dan kemuliaan Tuhan yang kita miliki dalam pandangan dan kita melewatinya. Tuhan datang kembali dan, sementara Ia menantang posisi semula kita dengan “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?”, Ia melanjutkan: “Teguh seteguh aturan langit dan perjanjian-Ku dengan siang dan malam, teguh seteguh itu adalah kesetiaan-Ku kepada-mu, dengan kamu; yakin seyakin itu Aku akan berkomitmen untuk realisasi dari apa yang telah Aku ungkapkan.”

Tuhan memberi kita iman yang kuat di tengah-tengah kondisi-kondisi yang sangat sulit.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.