oleh
T. Austin-Sparks
Pertama kali diterbitkan dalam majalah "A Witness and A Testimony" Jan-Feb 1932, Jilid 10-2.
Judul asli: "The Rainbow".
(Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
“Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.” Kejadian 9:13-15.
“Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.” Yehezkiel 1:28.
“Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya … Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.” Wahyu 4:3; 10:1.
“Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.” Tidak ada yang mendalam tentang itu – hal itu sederhana dan indah, namun begitu penuh dengan makna.
Apa itu pelangi? Kita menatapnya, terpesona olehnya, dipegang olehnya. Pelangi adalah sinar matahari yang bersinar melalui hujan, atau itu adalah hujan yang menangkap sinar matahari dan memecahkannya, dan menunjukkan kepada kita dalam dari sinar matahari itu, dari apa sinar matahari terbuat – komposisi mereka, hujan bertindak sebagai prisma untuk memecahkan cahaya putih itu menjadi bagian-bagian unsur-unsurnya. Itu saja, tetapi saudara memiliki salah satu simbol terkaya di dalam pelangi dan kami hanya ingin memahami makna dari tanda Allah di langit di mana Ia memerintah. Ia memerintah dengan tanda ini di langit.
Di bagian-bagian atas, kita melihat bahwa dalam setiap kasus, pelangi terhubung dengan penghakiman. Dalam Kejadian air bah; dan kemudian setelah itu bumi baru, mezbah dan pengorbanan Nuh di atasnya. “Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu” dan Tuhan berfirman, “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi dengan air bah.” “Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian.” Sesuatu telah terjadi dengan apa segala penghakiman di masa depan akan berlangsung. Mereka akan diatur oleh suatu hal tertentu yang telah terjadi.
Ketika saudara datang ke Yehezkiel, saudara tahu bahwa dalam pasal-pasal pertama dari kitab ini, saudara akan memiliki penghakiman. Bangsa-bangsa akan dibawa ke tampilan untuk penghakiman. Pertama-tama, ada wahyu tentang suatu takhta dan tentang yang Satu yang kelihatan seperti rupa Manusia di atas takhta, dan kemudian busur pelangi, dan kemudian dalam kaitannya dengan Dia dan pelangi itu, penghakiman ini akan terjadi – penghakiman bangsa-bangsa musuh, dan kemudian penghakiman umat Allah sendiri dalam kaitannya dengan Dia dan takhta pelangi-Nya.
Sekarang, pelangi itu adalah simbol inkarnasi dan penebusan – dua fase dari satu hal, Allah diwujudkan dalam daging, Allah di dalam Kristus Anak Manusia. Perhatikan kata-kata dalam Yehezkiel, “dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.” Inkarnasi dan penebusan sebagai hasil kerja dan tujuan dari inkarnasi. Apa yang itu dimaksudkan untuk hadapi adalah kekuatan dan api yang tak tertahankan dari kekudusan Allah yang tak terbatas. Allah adalah Allah yang tak terhingga kudus – kesempurnaan kekudusan, benar sampai ujung, dengan siapa tidak ada bayangan atau saranan dari ketidak-kudusan, dan Allah tidak bisa mentolerir kejahatan, ketidak-kudusan, dosa. Kita harus memperhitungkan dengan Allah yang seperti itu. Ia menciptakan manusia untuk kemuliaan-Nya sendiri, dan bermaksudkan bumi ini untuk penuh dengan kekudusan. Ia bertekad bahwa segala sesuatu yang akan menetap di hadapan-Nya harus suci, tanpa noda atau saran akan dosa. Ada api yang sengit akan kekudusan ilahi untuk bertemu dan kita adalah orang berdosa; kita semua seperti “orang najis” dan jika “segala kesalehan kita seperti kain kotor,” bagaimana dengan ketidak-benaran kita? Terpisah dari penebusan, kita harus menghadapi api penuh dari kekudusan itu di dalam ketidak-kudusan kita, dan siapa yang bisa berdiri? Kebenaran adalah masalah hubungan dengan Tuhan Yesus lagi.
“akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Penguasa dunia ini telah dihukum, dan jika saudara tidak mengambil sisi dengan Tuhan Yesus, saudara telah mengambil sisi dengannya – dengan Iblis atau Kristus. Jika dengan Kristus, tidak ada penghakiman: jika tidak saudara berada bersama dengan yang dihukum itu – selamanya dihakimi dan dihukum. Berikut adalah pertanyaan tentang hubungan dengan Tuhan Yesus lagi. Dosa telah ditangani dan disingkirkan karena persatuan dengan-Nya yang menyingkirkannya, dan saudara sudah berada di hadapan Bapa dalam Pribadi Kristus. Dasar pemerintahan ilahi dari sorga tergantung pada hubungan kita kepada Kristus atas dasar siapa itu Kristus – Anak Allah yang “telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku” dan untuk melakukan itu Ia menjadi Anak Manusia.
Pelangi adalah simbol Allah yang terwujudkan dalam daging – mengambil rupa manusia dan “barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Pelangi menunjukkan keindahan Tuhan – “Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami.” Ada keindahan menakjubkan dalam terang pelangi, kesempurnaan yang kita belum lihat atau dengar atau deteksi. Mari kita, oleh karena itu, dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.
Langit sungguh memerintah sekarang dengan kasih karunia. Ini adalah kasih karunia yang mengatur Takhta. Kuasa Allah pada zaman ini adalah kasih karunia. Saya berharap hari itu tidak akan pernah datang ketika saya berdiri di hadapan Takhta itu dan mengetahui kuasa selain kasih karunia. Perjanjian dalam kasih karunia adalah perjanjian dalam darah-Nya, dan kita tak perlu tahu kengerian dari kuasa ilahi tetapi dapat mengenal keindahan dari kuasa ilahi – kasih Allah. Perjanjian ini adalah perjanjian dalam kaitannya dengan Tuhan Yesus sebagai Penebus kita, dan itu adalah perjanjian di mana tidak akan ada penghakiman. Pertanyaan tentang dosa telah berlalu selamanya karena hubungan kita dengan Tuhan Yesus. Dasar pemerintahan ilahi adalah pengorbanan di mezbah itu. Tuhan telah mencium persembahan yang harum itu: penghakiman telah berlalu, kekudusan-Nya, kebenaran-Nya, standar-Nya telah terpenuhi. Penghakiman telah berlalu – penghakiman telah dijatuhkan pada Pengganti dan perjanjian disegel dalam darah yang berharga itu.
Bisakah saudara menanggung semua pikiran, kata-kata, perbuatan-perbuatan kejahatan itu, tiba-tiba dibawa kembali dalam kenangan penuh? Ini adalah salah satu kemurahan Allah bahwa kita bisa melupakan. Jika kita tidak bisa kita tidak akan bisa tidur di malam hari. Hari akan datang ketika setiap kata, pikiran jahat dan dosa yang dilakukan akan dibawa dalam terang Kemuliaan-Nya tetapi tidak akan ada pengingatan akan dosa-dosa mereka dalam kaitannya dengan Penanggung Dosa. “Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka,” dan jika Allah tidak mengingat mereka, kita tidak perlu mengingatnya. “Engkau akan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.” Ini adalah neraka untuk mengingat dosa-dosa itu dan ini adalah sorga untuk memiliki dosa-dosa itu dihapuskan. Bersukacitalah dalam pelangi – pelangi itu mengatur Takhta dan mengendalikan urusan sorga dengan kita!
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.