Austin-Sparks.net

Yerikho dan Iman yang teguh

oleh T. Austin-Sparks

Pertama kali diterbitkan dalam majalah "A Witness and A Testimony" Mar-Apr 1930, Jilid 8-2. Judul asli: "Jericho and Faith's Persistence". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Yosua 6 – pada hari ketujuh mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. “Aku serahkan… haruslah kamu mengelilingi.”

1 Raja-Raja 18:41-45. “Aku akan mengirimkan hujan.” 18:42 – “Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: “Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.” Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia: “Pergilah sekali lagi.” Demikianlah sampai tujuh kali.”

1 Korintus 16:13 “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman.”

1 Korintus 15:58 “Berdirilah teguh, jangan goyah.”

Galatia 5:1 “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh.”

Filipi 1:27 “Hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, … bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikit pun.”

Kolose 2:5 “Dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.”

Efesus 6:11 “Dapat bertahan.” 6:13 “Tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.”

Ibrani 3:5 “Musa setia… untuk memberi kesaksian.”

2 Petrus 3:17 “Karena itu waspadalah, … jangan kehilangan peganganmu yang teguh.”

Inti yang menyertai semua ayat-ayat ini adalah keteguhan. Keteguhan iman adalah cara dimana negeri-negeri itu harus diduduki, dan ini adalah cara Allah, setiap waktu dan masa, dimana hal-hal sorgawi harus dimiliki.

Tuhan berkata dua hal kepada Yosua – “Lihatlah, Aku serahkan; haruslah kamu mengelilingi.”

Selalu terdapat dua sisi, sisi Ilahi, dimana segalanya aman selalu dan kekal; dan sisi manusia dimana apa yang telah diselesaikan oleh Allah harus dibuat nyata dengan iman. Dalam Yosua 6 ada satu prinsip rohani dimana semua negeri itu harus diduduki dan musuh-musuh ditunggangbalikkan.

Yerikho adalah kota pertama di negeri tujuh kerajaan yang harus ditaklukkan. Perhatikan frekuensi angka tujuh dalam bab ini – inilah yang paling berarti. Sebuah pencakupan lipat – tujuh orang iman – tujuh sangkakala, dan pada hari ketujuh kamu harus mengelilingi kota itu tujuh kali. Angka tujuh dalam Alkitab berarti kesempurnaan rohani, dan kamu akan menemukan angka ini terkait erat dengan Roh Kudus dan pekerjaan-Nya di seluruh Kitab Suci.

Di Yosua 6 kita dapat melihat iman yang lengkap, sempurna, final, penuh, Yerikho, sebagai jaminan untuk seluruh negeri; ada tujuh kerajaan yang harus ditaklukkan dan diduduki sebelum bisa ada kepemilikan penuh.

Iman harus dibawa hingga mencapai kesempurnaan tujuh kali lipat tersebut; bab ini adalah catatan akan keteguhan, perjuangan iman yang terus-menerus dipertahankan di tengah-tengah situasi yang tampak bertolak-belakang dan tidak gentar.

Bahkan doa dalam Roh Kudus tidak menyisihkan keperluan akan ketekunan. Elia berdoa dalam Roh Kudus, tetapi hanya pada ketujuh kalinya barulah dia melihat datangnya hujan; Elia mengerti tentang latihan iman, perhatikan dia setelah perkataan Tuhan ini: 18:1, “Aku akan mengirimkan hujan”; 18:42, “dengan mukanya di antara kedua lututnya,” pergi tujuh kali… iman bertahan sampai saat terakhir – hingga sempurna, ketika hal yang dijanjikan menjadi pengalaman yang nyata. Mengelilingi kota setiap hari selama tujuh hari, dan tidak terjadi apa-apa, tidak ada tanda apapun dari Allah. Dari sisi manusia setiap hari secara alami bisa, oleh keadaan ini, membawa kelemahan iman, dan mungkin menimbulkan pertanyaan.

Tapi ini adalah cara Tuhan, perintah-Nya dalam Kehidupan Rohani, dan kita dapat telusuri cara Tuhan ini sampai ke ujung permulaan zaman.

Ini adalah cara Allah untuk memusnahkan semua keyakinan dan pengharapan pada seseorang atau sesuatu, dan melemparkan kita dalam ketidakberdayaan dan kebutuhan akan Tuhan sendiri, dan iman yang kuat dalam Dia.

Ketujuh hari itu menceritakan kekuatan yang terkumpul dari enam hari sebelumnya, semua kekuatan dari saat itu terkumpul sampai hari ketujuh, maka ada peningkatan iman berganda, tujuh kali lipat – iman yang kuat, yang perkasa.

Rangka Ilahi pada akhirnya merangkul semuanya hingga mencapai kelengkapan latihan iman. Allah harus membawa kita ke ketiadaan dan kita harus mengenal bahwa hanya Allah-lah yang dapat memenuhi situasi itu – tetapi Dia bisa.

Doa dalam Roh Kudus tidak berarti kita dapat menyingkirkan keperluaan untuk mempertahankan keteguhan iman, dan walaupun kita memiliki janji-janji Allah, bukan berarti kita bisa menyisihkan keperluaan akan iman yang tekun – akhir Allah adalah awal kita.

Untuk dapat memiliki janji-janji Allah diperlukan ketekunan dan keteguhan iman, sementara setiap hari sumber daya dalam diri kita sendiri semakin berkurang. Apa yang akan terjadi jika kita segera mendapat jawaban doa kita dan langsung menerima semua permintaan kita? Jika saat kita berdoa hal langsung terjadi? Bukankah kita akan berada dalam bahaya karena kita akan berpikir bahwa doa kita yang melakukannya, dan bukankah semua orang akan berkumpul di sekeliling dan meminta kita berdoa untuk mereka? Allah mengambil tindakan demi mencegah bahaya ini terjadi, karena itu Ia menunda, seakan Ia tidak mendengarkan kita, bahkan ketika kita tahu bahwa semua yang terjadi adalah sesuai penyataan kehendak Allah.

Apa yang Tuhan maksudkan dengan ini? Ini adalah cara Allah untuk menyingkirkan semua sumber daya alami, semua cara untuk masuk, dan mencekam segalanya dengan ke “daging” an kita; itulah cara Allah dan kita tahu bahwa itu sangat diperlukan. Allah hanya ingin membawa kita ke titik di mana kita memiliki iman yang murni kepada-Nya, di dalam diri-Nya.

Roh Kudus telah membuat ini menjadi hukum-Nya, bahwa dengan latihan iman akan ada pengalaman penyingkiran semua kedudukan alami. Iman mencapai titik kelengkapan di dalam Allah, bukan di dalam tanda-tanda, pekerjaan, dan penghasilan, sehingga akhir dari semua pengujian iman ini adalah iman yang berakar lebih dalam lagi pada Allah.

Perhatikanlah bagaimana iman di dalam firman Allah terkait dengan Roh Kudus, “Penuh dengan Roh Kudus dan iman” (Kisah 11:24). “Seorang yang penuh iman dan Roh Kudus” (Kisah 6:5). Inilah kebutuhan kita.

Setiap hari kita akan menemukan keraguan yang lebih banyak kecuali ada Roh Kudus yang merangsang, memberikan kekuatan “iman dalam Anak Allah.” Salah satu kebutuhan terbesar anak-anak Tuhan adalah keberanian rohani yang suci. Lihatlah para murid sebelum hari Pentakosta, dan ingatlah hanya setelah mereka bersama Tuhan dalam empat puluh hari yang indah itu setelah kebangkitan-Nya, dan dengan berita indah akan kebangkitan dan hidupnya Tuhan; dan mereka ditemukan tersembunyi karena mereka takut akan orang Yahudi, tetapi setelah Pentakosta, saat penuh dengan Roh Kudus – terdapatkan keberanian Roh Kudus.

Kita membutuhkan keberanian yang sangat hanya untuk berjalan dengan Tuhan, untuk melakukan hal yang Tuhan telah katakan kepada kita. Karena ini akan merusakkan persahabatan, hubungan, dan membawa betapa banyaknya kesalahpahaman dan – salah pikiran, tetapi Roh Kudus dapat mengimbangi semua ini.

Dasar untuk semua pekerjaan bagi Allah, adalah iman yang kuat dari Roh Kudus, yang telah lewat ujian; yang diuji dengan tundaan Allah, ya, bahkan setelah ada saksi dalam Roh bahwa semua ini adalah Allah, terkenal sebagai penentuan Allah, di mana kita dalam iman telah masuk ke dalam hubungan ini – namun penundaan, seolah-olah penolakan. Oh, misteri ilahi dari penundaan Allah.

Mengapa? Untuk menghindari keinginan pribadi, keinginan diri, dll – dan memiliki satu hasrat – kemuliaan Allah – dengan cara apapun, dengan biaya apapun. Mengapa kita ingin Yerikho jatuh? Carilah motif kita. Pekerjaan Roh Kudus adalah untuk memurnikan hati, supaya Tuhan bisa mendapatkan segalanya, dan segalanya untuk Tuhan sendiri.

Kemudian keperluan untuk berpegang pada-Nya. “Aku serahkan … haruslah kamu mengelilingi.” Berpeganglah sampai apa yang telah dilakukan dalam Roh menjadi kenyataan dalam pengalaman. Dua sisi dari satu kebenaran dapat terlihat di sini; seperti, misalnya, “Kita beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:15-10); tetapi kita dapat “rebut hidup yang kekal” (1 Tim 6:12 dan 19). Pelayanan besar mengamankan segalanya untuk Tuhan; berdiri teguh dan jangan lepaskan, karena jika kamu mengosongkan tempat itu, musuhmu akan menempatinya.

Allah menjaga kita dalam latihan iman setiap hari, sampai tidak ada harapan apapun di kedudukan alami; dan di sisi Ilahi hanya ada Dia dan Dia saja.

Kedudukan seluruh negeri terikat dengan iman yang tiba di titik Yerikho. Masa depan tergantung pada kemampuan untuk tiba di titik ini, di mana semuanya Tuhan, di mana kita tahu dan mengakui bahwa kita bukan apa-apa dan tidak punya apa-apa kecuali Tuhan. Inilah jalan-Nya.

Betapa banyak makna yang terdapatkan pada kata “Berdirilah teguh”; inti dari semua ini adalah kekuatan untuk bertahan; seluruhnya tersangkut paut pada keteguhan iman dalam Tuhan yang tak tergoyangkan, yang tidak akan pernah melepaskan-Nya; yang tidak bisa disingkirkan. Terkadang tampak seolah-olah Tuhan bermaksud untuk menyingkirkan kita dan kita harus berkata “Tuhan, Engkau tidak bisa menyingkirkan kita – karena kita berada dalam Engkau.” Tuhan hanyalah berbuat sedemikian untuk membuktikan kita, untuk melihat jika kita benar-benar hanya menginginkan Dia, dan bukan karunia-Nya, dll. tetapi hanya diri-Nya sendiri.

Lihatlah Elia dan Elisa, bagaimana tampaknya seakan Elia mencoba untuk menyingkirkan Elisa – “Tinggal di sini,” tetapi Elisa tidak dapat disingkirkan. “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau,” ujian untuk disingkirkan, dan jika Elisa tidak bertahan teguh, ia tidak akan melihat kenaikan Elia, melihat jubahnya jatuh dan menerima dua bagian dari Rohnya; dan begitu terkadang tampak seolah-olah Tuhan sedang mencari tahu apakah kita dapat disingkirkan.

“Berdiri” dalam Tuhan selalu terkait dengan tujuan surgawi Tuhan (bukan untuk keselamatan kita). Tuhan harus memiliki orang-orang yang telah terbukti; yang telah lewat ujian dan berdiri dan yang telah tiba di tempat di mana segala sumber daya dirinya sendiri telah musnah, hanya memiliki satu aset saja – Tuhan.

Hubungan kita dengan Tuhan, harus demi diri-Nya, bukan karunia-Nya, ataupun keinginan untuk melihat pekerjaan besar Tuhan yang dapat membuat kita terus mengikuti Dia; tetapi harus demi Dia sendiri. Allah sendiri. Ketika Ia dapat membawa manusia ke titik itu, hal tersebut telah selesai.

Bencana di Ai disebabkan oleh kelupaan mereka akan kebodohan selama enam hari dari sisi manusia. Keseluruhan dan ketergantungan iman ada pada Tuhan: mereka dibawa ke tempat di mana hanya Allah yang dapat melakukannya. Dia harus memiliki fondasi yang benar, di mana hanya Dia yang diperhitungkan – tetapi perhitungan kuat dalam iman. Apakah penundaan membuatmu bergetar? Apakah kamu akan menerima sesuatu yang kurang dari apa yang Allah inginkan? Akan ada banyak kesempatan bagimu untuk mundur – banyak cara untuk melarikan diri – tapi dengan kerugian kekal.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.