oleh
T. Austin-Sparks
Bacaan: Roma 3; Matius 1:1-6.
Hubungan antara kedua bagian ini tidak langsung terlihat jelas, tetapi saya yakin saudara akan segera melihat bahwa di sini ada apa yang merupakan perwujudan yang luar biasa dari kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus. Ada alam kasih karunia di sini. Di sini ada kehebatan dan keajaiban yang sempurna tentang apa yang dilakukan kasih karunia melalui iman dan ini adalah perkara di mana hati kita harus terus-menerus beristirahat dan bermeditasi sebab kita berhutang segalanya kepada kasih karunia Allah. Dan ini selalu merupakan hal yang sangat aman untuk memiliki apresiasi dan kenikmatan yang hidup, tulus dan besar tentang kasih karunia Allah. Sekarang, mengapa saya membaca enam ayat ini?
Saya telah menggarisbawahi empat nama dari mereka yang disebutkan dalam enam ayat pertama dalam Injil Matius ini. Mereka adalah nama empat perempuan: Tamar, Rahab, Rut, Batsyeba. Saudara lihat, objek yang ada dalam pandangan dalam penulisan pasal ini adalah untuk membangun hubungan antara Tuhan Yesus menurut daging, dengan Daud dan Abraham. Ayat pertama membuat pernyataannya, “anak Daud, anak Abraham.” “Sekarang kita akan”, pada dasarnya, kata penulis, “untuk menelusuri itu dan membangun hubungan itu; Tuhan Yesus menurut daging digabungkan dengan Daud dan dengan Abraham.” Dan kemudian ia melanjutkan untuk membangun hubungan itu dan hal yang mencolok tentangnya adalah ini: bahwa Ia memperkenalkan beberapa nama yang sama sekali tidak perlu dan meninggalkan banyak nama-nama yang pastinya akan saudara dan saya masukkan.
Apakah saudara tidak akan memasukkan nama Sara? Saya yakin saudara akan melakukannya. Jika saudara ingin menelusuri kembali dan memasukkan nama-nama perempuan dalam menjalin hubungannya, saudara tentunya tidak akan melewatkan Sara. Apakah saudara tidak akan memasukkan nama Ribka? Saya cukup yakin saya akan melakukannya. Dan Lea, ya, dan nama-nama perempuan lainnya; semua ini akan dimasukkan dalam daftar kita, tetapi mereka tidak disebutkan di sini.
Dan orang-orang terakhir dalam seluruh sejarah, mungkin, yang akan kita masukkan, setidaknya ada dua, mungkin tiga atau empat dari nama-nama yang disebutkan ini. Kita akan menjauhi mereka seperti kita menjauhi penderita sakit kusta. Kita akan menutup pikiran kita dan mengunci mereka dan mempertimbangkan beberapa nama-nama yang lain. Mereka sama sekali tidak diperlukan untuk membangun hubungan, dan secara alami sangat tidak terpikirkan dalam hubungan ini untuk membangun silsilah Tuhan Yesus. Terlebih lagi, mereka secara alami, benar-benar menyinggung di alam itu. Dan jika kita dapat membangun tujuan kita dengan cara apa pun yang mungkin dengan menghilangkan mereka, itulah yang seharusnya kita lakukan. Tetapi di sini Roh Kudus berkuasa dan betapa berbedanya jalan Tuhan dari jalan kita, sebab Ia tidak malu untuk membawa masuk nama-nama ini sebagaimana kita akan malu. Ia tidak ragu-ragu untuk mengajukan nama yang menunjukkan kisah yang paling kotor, hal yang paling tidak menyenangkan, hal yang para penentang ilham Alkitab telah berusaha dari generasi ke generasi untuk memotongnya langsung keluar dari Alkitab. Tidak, Roh Kudus tidak ragu-ragu, meskipun tampaknya tidak perlu dan menjalankan resiko besar menyinggung kerentanan, dan berusaha keras untuk melakukannya.
Ia tidak ragu-ragu untuk memegang nama-nama ini dan menjadikannya empat nama perempuan pertama dalam Perjanjian Baru. Apa yang Ia kejar? Mengapa ini? Nah, Roma 3 adalah jawabannya. Ayat-ayat yang telah kita baca dalam pasal itu adalah penjelasannya. Saya tidak akan meminta saudara untuk membacakan kisah-kisah ini lagi secara penuh; saya hanya menarik perhatian saudara kepada mereka dengan satu objek dalam pandangan. Jika saja manusia membaca Alkitab mereka dengan objek yang tepat, mereka tidak akan pernah menemukan apa pun yang ingin mereka potong keluar; ini adalah pikiran yang membaca, sudut pandang pembaca yang penting.
Kisahnya ada di Kejadian 38. Bacalah dari sudut pandang Roma 3. Bacalah apa yang saya katakan dan di lain waktu saudara akan dapat membaca kisah yang mengerikan itu dengan benar. Ada sedikit, jika ada kisah dalam Alkitab yang lebih mengerikan daripada kisah Tamar. Tidak ada satu pun ciri penebusan di dalam Tamar. Saudara sia-sia mencari sesuatu yang bisa saudara katakan untuk memujinya. Tidak ada. Ini adalah kisah yang kotor, mengerikan, najis tanpa unsur penebusan di dalamnya dan saudara ingin meninggalkan pasal itu jika saudara membacanya sebagai perkara membaca Alkitab saudara, dan melewatinya. Kisah itu, dengan beberapa bagian lain dari Kitab Suci, telah membuat manusia menjadi kafir, dan para penentang Firman Allah melemparkan tuduhan ini pada Alkitab – bahwa ini adalah sebuah kitab yang tidak layak untuk dibaca. Dari sudut pandang mereka, hal itu cukup benar namun ini ada di sini, dan yang mengherankan adalah bahwa Tamar adalah perempuan pertama yang disebutkan dalam silsilah Yesus Kristus, bahwa Yesus Kristus datang melalui Tamar. Ia mengambil benih seorang perempuan.
Itu mengatakan dua hal kepada saya yang saya harap akan masuk ke dalam hati saudara dengan kekuatan yang sama seperti mereka masuk ke dalam hati saya. Tentang Pribadi Tuhan Yesus; sungguh hal yang menakjubkan, yang luar biasa yang dilakukan Roh Kudus ketika Ia memotong antara Anak Allah dan warisan duniawi dan menghasilkan “hal yang Kudus itu”. Sungguh suatu pekerjaan pemisahan dari dosa untuk menghasilkan Dia yang tidak berdosa melalui daging!
Saya tidak berbicara tentang Maria sebagai yang tak ternoda, saya sedang berbicara tentang pemotongan antara Maria dan Anak Allah itu yang merupakan sesuatu yang lebih. Jika saudara hanya menempatkan semuanya pada Maria, saudara kehilangan intinya – tidak, Allah melakukan sesuatu. Ia dilahirkan dari Roh Kudus dan ada pemotongan itu antara aliran Tamar, aliran Rahab dan semua aliran lain di dalam daging, memotong bersih masuk dan membawa keluar bahkan dari buaian daging, Yang tidak berdosa; bahwa, bagi Pribadi Tuhan Yesus, mujizat Allah. Dikaitkan dengan itu, ada itu di dalam saudara dan saya, jika kita telah diperanakkan dari Roh Kudus, yang tidak memiliki hubungan alami dengan Adam lama, yang berasal dari Kristus, dari Allah. Ada yang lebih dalam dari kehidupan alami ini, yang lebih batiniah daripada ini yang begitu kita kenal menurut daging, yang berasal dari Allah, yang penulis surat Ibrani berbicara ketika ia mengatakan, “Bapa roh kita.” “Dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh.” Ya, di situlah di mana ada harapan bagi kita. Di sanalah segala sesuatu untuk selama-lamanya tergantung bagi kita, “Suatu ciptaan baru dalam Kristus Yesus.” Itulah yang Allah jaga dan yang Allah berusaha untuk memelihara dan menghargai dan membangun, tetapi kedua hal itu adalah satu.
Ada hal kedua yang dikatakan hal ini ke dalam hati saya. Tamar, tanpa unsur penebusan, dosa tanpa sinar terang, Tamar – Yesus Kristus. Oh, sungguh kasih karunia bagi Tamar! Ia mungkin telah menjalani hidupnya yang kotor dan pergi dan manusia akan dipanggil untuk melupakannya. Jika namanya disebutkan, itu akan segera, “Ssst, jangan sebutkan!” Roh Kudus menyebutnya sehubungan dengan Tuhan Yesus; nama seorang perempuan pertama dalam hubungannya dengan Tuhan Yesus; sungguh kasih karunia bagi Tamar. Apa itu yang membawa Tamar ke dalam persatuan yang hidup dengan Tuhan Yesus ini? Itu adalah dosanya. Saudara berkata, nah itu seharusnya diperdebatkan dengan cara sebaliknya, itu seharusnya membuatnya dikeluarkan dari perhitungan. Ini benar tentang saudara dan saya. Apa itu yang membawa kita ke dalam hubungan yang hidup dengan Tuhan Yesus? Bukan kebaikan kita, melainkan dosa kita.
Dan sentuhan, unsur, dan ciri pertama dari setiap hubungan yang benar dan hidup dengan Tuhan Yesus adalah ini: bahwa situasinya tidak ada harapan secara alami, bahwa tidak ada ciri penebusan, bahwa kita telah datang ke tempat di mana kita mengakui bahwa kita sama sekali hancur; tidak ada yang bisa dikatakan untuk kita. Allah harus membawa kita ke sana dan kita tidak pernah datang ke dalam penghargaan yang cukup akan kasih karunia Allah sampai kita telah tiba di sana. Ini mungkin butuh waktu bertahun-tahun bagi orang percaya untuk sampai di sana, tetapi Allah memastikan bahwa kasih karunia adalah satu-satunya nada yang merupakan ekspresi sejati dari hati orang percaya. Itu adalah kasih karunia Allah yang melakukannya. Ini adalah kasih karunia Allah yang melakukannya. Ini akan selalu menjadi kasih karunia Allah. Kita tidak punya apa-apa yang lain. Ini adalah fakta keberdosaan kita yang mengerikan itu sendiri yang telah membawa kita kepada Kristus, dan saudara mencoba untuk datang kepada Kristus dengan cara lain, di atas dasar lain dan saudara akan selalu menemukan senggang di antaranya; saudara tidak pernah datang atas dasar lain.
Tuhan membawa kita ke tempat di mana kita tidak bisa melempar batu kepada Tamar. Kita mungkin tidak berdosa dengan cara yang sama, tetapi apa bedanya? Jika ini hanyalah soal jenis dosa, apa bedanya jika keputusan terakhirnya sama? Kita semua seperti najis dan semua kebenaran kita seperti kain kotor; tidak ada kesehatan di dalam diri kita. Ini bukan masalah jenis dosa, ini adalah masalah fakta dosa dan ini adalah hal yang luar biasa untuk sampai di sana. Ini adalah penting untuk menyadari bahwa keselamatan kita tidak bergantung pada keinsafan kita atas dosa, atau pada pengakuan kita akan dosa. Ada sebuah gerakan yang sedang terjadi di seluruh dunia sekarang yang mengklaim untuk menghasilkan kehidupan yang berubah di atas satu papan pengakuan dosa secara terbuka dan dalam pertemuan-pertemuan, orang-orang secara terbuka, secara umum mengakui dosa ini dan dosa itu. Ada hasilnya; ada perubahan dalam hidup, tapi itu bukanlah kriterianya. Itu tidak pernah menjadi kriterianya, saudara dapat menghasilkan perubahan dengan metode psikologis, tetapi dasar dari gerakan ini adalah pengakuan dosa di depan umum dan itu adalah dasar yang tidak memadai untuk regenerasi. Ini bukanlah masalah menyatakan bersalah karena dosa-dosa, ini adalah menyatakan bersalah karena DOSA.
Dosa-dosa tidak selalu membawa kita secara langsung ke dalam hubungan dengan pekerjaan Kristus tetapi dosa demikian. Ini adalah fakta dosa, seluruhnya, lengkap, yang merupakan ras dalam Adam – bukan karena ras itu bersalah atas berbagai jenis dosa, tetapi bahwa ras itu adalah dosa. Itu membawa kita ke dalam hubungan yang vital dengan Tuhan Yesus dan pekerjaan-Nya, yang “dibuat menjadi dosa karena kita” sebelum Ia dapat menanggung dosa-dosa kita. Dibuat menjadi dosa karena kita. Saudara harus turun ke kedalaman yang lebih dalam dari masalah dosa ini. Ini bukanlah karena dosa kita tidak separah dosa Tamar. Tidak, saudara dan saya sama berdosanya di mata Allah seperti Tamar meskipun kita tidak pernah melakukan dosa Tamar. Di luar Kristus dosa adalah dosa dan tidak ada ciri penebusan. Ini mengelilingi selluruh dunia, Yahudi dan bukan Yahudi, tercerahkan dan tidak tercerahkan, semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Ini bukanlah masalah jumlah dosa-dosa atau jenis dosa-dosa, tetapi ini adalah masalah dosa. Sampai kita telah turun ke sana, tidak ada hubungan yang hidup dan vital dengan Tuhan Yesus dalam keselamatan, tetapi ketika kita datang ke sana, maka kasih karunia Allah diperbesar.
Sungguh suatu kasih karunia bahwa nama perempuan pertama dalam hubungannya dengan Tuhan Yesus di sini di bumi ini sehubungan dengan silsilah-Nya adalah nama seseorang yang dibawa masuk tanpa ciri penebusan. Mengapa Ia melakukannya? Mengapa secara tidak perlu menjangkau dan membawa Tamar yang malang masuk dari persembunyiannya? Ia telah menjalani hidupnya dan mati. Mengapa membawanya ke sini ke tempat yang paling mencolok? Untuk mengagungkan kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Ini adalah dosanya yang melakukannya, bukan kebaikannya.
Ibrani 11:31: “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu …” Kristus datang dari Rahab, perempuan sundal itu. Kisah lain yang penuh dengan kegelapan. Seorang perempuan terkutuk dari ras terkutuk; orang Kanaan terkutuk dan ia di tengah-tengah ras terkutuk adalah salah satu anggota dari ras itu. Kristus lahir dari Rahab. Ia dibawa masuk sebagai nama kedua, meskipun tidak perlu untuk menyebutkannya sama sekali. Ini adalah dosanya yang membawanya masuk.
Ah, tetapi sekarang kita sedang bergerak dalam pembangunan dasar keselamatan. Dimulai dengan dosa. “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu …” itu adalah Roma 3, kita telah membacanya, “Sekarang kami menyimpulkan (menganggap) bahwa manusia dibenarkan karena iman” (Roma 5:1). “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah.” Anggota terkutuk dari ras terkutuk, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Ada kasih karunia yang bekerja melalui iman! Iman membawa kita ke dalam posisi di mana kita dibenarkan di hadapan Allah.
Kita semua harus mempelajari pelajaran itu meskipun kita telah lama diselamatkan. Ini berarti bahwa ya aku datang, secara alami aku mengenakan pakaian kain kabung (dan yang compang camping) dan penuh dengan lubang dan noda dan aib dan ada Allah yang tak terbatasnya sempurna, kudus, benar yang matanya terlalu murni untuk memandang kedurhakaan atau kejahatan. Dan pertanyaan terbesar di sepanjang kekekalan-ku adalah bagaimana aku bisa datang ke dalam hadirat-Nya dan berbahagia dan tidak pernah merasa bahwa mata itu memandang pada pakaian-ku, memperhatikan lubang-lubangnya dan noda-nodanya? Sampai pertanyaan itu terjawab, aku tidak memiliki peristirahatan, tidak memiliki kedamaian, aku adalah seorang buangan, aku mengembara, sebuah jiwa yang tertekan selamanya.
Ada Seorang yang datang dan mengambil pakaianku yang compang-camping, kotor, kasar dan memberiku jubah yang indah, dan berkata, “Aku telah membeli ini untukmu dengan harga yang mahal. Ini adalah jubah penerimaan dengan Allah di mana engkau dapat pergi dengan bebas ke dalam hadirat-Nya dan berbahagia dan Ia akan selalu memandangmu dengan senang hati. Ini adalah jubah kebenaran-Ku yang membuat siapa pun dapat berada di hadirat Allah yang Kudus tanpa rasa takut sedikit pun.” Aku mengucapkan terima kasih dan menggantungnya di lemari-ku dan kembali lagi di dalam karung lama-ku lagi, masih khawatir, masih sengsara. Bagaimana aku bisa lepas dari rasa penghukuman yang mengerikan ini? Dan Ia yang memberiku jubah itu datang: “Apa yang engkau katakan tadi?” “Aku sangat tertekan tentang masalah menikmati hadirat Allah ini …” “Bukankah Aku telah memberimu jubah?” “Ya, aku ingin memikirkannya dulu. Dibenarkan adalah ajaran yang indah. Aku ingin mendiskusinya. Aku telah menyimpannya, ajaran pembenaran ini adalah hal yang indah untuk direnungkan, untuk dikelilingi dan dipandang.” Mengapa kita tidak memakainya, menggunakannya, dan langsung masuk, dibenarkan karena iman dan mari kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah? Kita tidak membiarkan diri kita sendiri hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Kita tidak, dalam cara praktikal, menerapkan penyediaan-Nya. Tidak perlu berdiri di luar dan bertanya, “Apakah Ia akan menerima-ku?” sebab kita telah diterima di dalam Yang Terkasih. Kita dibenarkan karena iman. Dalam pembenaran itu, mata Allah tidak melihat dosa di dalam kita; kita dikenakan pakaian Anak-Nya sendiri sebagai Kebenaran, namun demikian kita tidak mau memakainya. Kita lebih memilih karung lama kita, kita menggantung pakaian itu dan terlalu sering berada di bawah kutukan, sengsara, berkeliaran di luar, tidak mendekati.
Firman berkata, “Dengan keyakinan iman yang teguh”; datang dalam kebenaran-Nya kita tidak akan pernah ditolak. Rahab memiliki pakaian itu. Sungguh suatu pakaian, pakaian itu, tetapi ia dibawa ke sini dalam hubungan dengan Tuhan Yesus dan Roh Kudus tidak takut; Ia tampaknya senang membawanya ke sana; Ia berusaha keras untuk membawanya ke sana. Tentunya ini adalah hal yang salah untuk menghubungkan kedua ini bersama-sama, Rahab perempuan sundal dan Yesus Kristus, tetapi Roh Kudus tidak tersipu untuk membuat hubungan itu. “Karena iman Rahab” – lihat ke dalam apa iman membawa kita di dalam Kristus; lihatlah apa yang dapat dilakukan kasih karunia yang bekerja melalui iman! Kita akan bernyanyi saat ini,
“Semua ini dulunya adalah orang-orang berdosa yang najis di hadapan-Nya
Sekarang tersusun dalam pakaian murni dalam pujian mereka bersatu.”
Ini adalah kasih karunia, tetapi iman adalah penghubung antara orang berdosa dan Juruselamat.
Semua yang perlu kami katakan tentang Rut adalah ini. Sejauh mana karakter pribadi Rut bersangkutan, tidak ada yang menentangnya. Ia sangat disayangkan, dan memiliki kesedihan yang besar. Suaminya, yang meninggal, telah meninggalkan negerinya di bawah tekanan; mungkin ada beberapa aib dalam hal itu dan hal ini telah membawa penderitaan bagi keluarganya. Tetapi tidak ada yang bisa dikatakan terhadap Rut secara moral; ia adalah karakter yang cantik. Tapi ia adalah seorang perempuan Moab dan jika saudara melihat di Ulangan 23:3 saudara akan melihat bahwa seorang Amon dan seorang Moab tidak boleh masuk Jemaah Tuhan. Ada penghakiman atas orang Amon dan orang Moab sebab mereka menentang tujuan Allah di dalam umat pilihan-Nya dan hukum dijatuhkan terhadap mereka, hukum itu dibangun sebagai penghalang antara orang Moab dan jemaah Tuhan. Tetapi Rut ada di sini dihubungkan dengan Tuhan Yesus. “Bebas dari hukum, hai kondisi yang diberkati.” Kasih karunia mengatasi hukum yang bertentangan dengan setiap dari diri kita.
Jika saudara mencoba untuk hidup di bawah hukum Taurat, saudara akan menemukan bahwa saudara tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus. Hukum mengutuk di setiap kesempatan. Dikatakan patuhilah, hidup patuh sampai 99.9% dan jika saudara gagal dalam 0.1%, saudara bertanggung jawab atas semua sisanya dan bersalah atas pelanggaran. Bisakah saudara bertahan untuk itu? Dan hukum Taurat bukan hanya kesepuluh firman; ini adalah sesuatu yang lebih dari itu. Terpujilah Allah, yang Satu ini yang datang di sini, Tuhan Yesus, Ia telah menggenapi hukum sampai bagian terakhirnya. Ia telah mengesampingkannya dengan memenuhinya. Ia telah membawa masuk kasih karunia dan membebaskan kita dari hukum sehingga hukum tidak lagi melawan kita sebab Kristus ada bagi kita. Dan Rut, seorang perempuan Moab, yang terhadapnya ada hukum, masuk ke dalam hubungan yang paling hidup dengan Tuhan Yesus.
Batsyeba; namanya tidak disebutkan, tetapi cara penulisannya sangat mencolok: “Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria.” Ini membawa masuk kisah yang sedih. Ini bukanlah Batsyeba yang harus disalahkan. Ini bukanlah Batsyeba yang akan kita bicarakan, tetapi ia mengemukakan keseluruhan kisahnya dengan cara di mana Tuhan telah menuliskannya. Mengapa mengemukakan semua itu? Mengapa tidak menyebut nama Batsyeba saja dan mengabaikan yang lainnya? Tidak, Roh Kudus berkata bahwa ada seorang laki-laki yang berkenan di hati Allah yang terlibat dalam hal ini, seorang laki-laki yang mengenal Tuhan, yang diberkati Allah, yang dipakai oleh Allah, yang dikuatkan Allah; penyanyi manis Israel datang ke dalam hal ini. Ia gagal dan ia menderita karenanya. Sebab apa yang kita tabur, kita tuai; “Barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya.” Tetapi semua itu dipegang oleh Allah dalam kasih karunia, meskipun menyedihkan, dan diperkenalkan ke alam di mana Allah mewujudkan tujuan tertinggi-Nya. Kita harus mengambil peringatan dari hal ini. Kita mungkin milik Tuhan, ya, tetapi menjadi milik Tuhan kita mungkin gagal. Allah mungkin telah memberkati dan memakai kita, namun mungkin ada kegagalan yang mengerikan; kita akan menderita karenanya, tetapi itu bukanlah akhir dari kisahnya. Sementara kisahnya mungkin menyedihkan dan mengerikan dan dalam contoh pertama hasilnya mungkin sangat menyakitkan dan kita mungkin menderita, kasih karunia memegang kegagalan orang-orang yang hatinya benar di hadapan Allah dan mendapatkan sesuatu yang baik dari mereka, mendapatkan sesuatu untuk kemuliaan Allah.
Ini adalah injil yang sangat gelap yang tidak memiliki catatan untuk orang yang telah berdosa dan mengecewakan Allah dan tidak ada catatan yang mengatakan bahwa hal itu sendiri dapat diubah menjadi perhitungan yang baik; bahwa itu dibiarkan dalam keputusasaan yang mengerikan, tidak ada yang bisa keluar dari itu untuk Allah. Itu adalah agama Buddha; saudara telah berdosa, saudara akan menderita karenanya, tidak ada unsur penebusan, semuanya itu akan melawan saudara untuk selamanya dan kekekalan.
Tidak seorang pun yang boleh menganggap ini, tentu saja, sebagai kebebasan untuk berbuat dosa, tidak ada yang akan menganggap enteng kasih karunia Allah atau menganggap enteng hal ini jika ada beberapa bab gelap dalam sejarah kita yang ingin kita hapus, kita telah menderita, dan kita telah melihat bahwa itu adalah petak tanah terpencil di mana tidak ada yang tumbuh. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memiliki dua nama; yang satu berarti kekasih Tuhan, yang lainnya berarti damai. Kita mungkin menderita dan dihukum karena kesalahan dan “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” Salomo membangun Rumah Tuhan dan Salomo mencontohkan semua tentang Kristus dalam kemuliaan, tidak seperti raja lainnya, dan Salomo adalah Allah menguasai hal yang gelap dengan luar biasa murah hati.
Jangan biarkan kita berbuat jahat agar kebaikan datang, tapi sebagai harapan mari kita ingat bahwa jika kita gagal, memang benar kita akan menderita. Dosa adalah dosa, kita akan menuai, tetapi Allah datang masuk dan dalam kasih karunia dan dalam pemeliharaan mengubah kegagalan kita itu sendiri menjadi kemuliaan-Nya. Ini adalah kasih karunia. Saudara melihat kemajuan kasih karunia dalam empat nama ini dan mungkin harus dikatakan bahwa bahkan yang terakhir ini menunjukkan bagaimana bahkan orang yang berkenan di hati Allah bergantung pada Allah dan tidak berani lengah, ia hanya dijaga oleh kuasa Allah. Jika ia melupakan itu sejenak pun, akan ada bencana. “Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.”
Semua ini dimaksudkan untuk memuliakan kasih karunia Allah dan untuk menunjukkan bagaimana kita dibenarkan oleh kasih karunia melalui iman, dan bagaimana Allah membenarkan orang durhaka. Ini bukan karena pekerjaan, kata Firman ini, bukan pekerjaan Tamar, bukan pekerjaan Rahab, bukan pekerjaan Rut, bukan pekerjaan Batsyeba, melainkan kasih karunia Allah. Dan tentu saja kita harus melihat bagaimana dalam hubungan yang luar biasa dengan Tuhan Yesus ini, orang bukan Yahudi di bawa masuk. Mungkin keempat perempuan ini adalah orang bukan Yahudi; setidaknya tiga dari mereka demikian. Orang-orang bukan Yahudi dikecualikan dari perjanjian dan di dalam Pribadi Tuhan Yesus baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi memiliki tempat mereka. Itulah Tubuh Kristus yang diperkenalkan oleh kelahiran Yesus Kristus itu sendiri.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.